The Young is Not The Future Jadi Gagasan Anak Muda untuk Percaya Sukses itu Bukan Nanti tapi Sekarang

Minggu, 28 November 2021 | 14:05
Sobry

Para pembicara The Young is Not The Future di Ideafest, Sabtu (27/11)

HAI-Online.com – Ada banyak kesuksesan yang diraih oleh banyak orang muda di sekeliling kita, tetapi kamukah salah satunya?

Pertanyaan ini menjadi sebuah gagasan yang memicu propaganda bagi anak muda untuk percaya bahwa kalo bisa sukses sekarang, kenapa harus menundanya?

Nah, seperti itu juga yang menjadi salah satu tema obrolan seru di acara Ideafest 2021 yang digelar dalam room virtual pada Sabtu (27/11/2021) lalu.

Dimana acara bertajuk "The Young is Not The Future" ini digaungkan oleh Founder sekaligus CEO Fantastis Anak Bangsa (FAB), Fritz B. Tobing,

Baca Juga: Chelsea Islan dan Atlet Taekwondo Defia Rosmaniar Kampanyekan Anti Kekerasan pada Perempuan

Terkait “The Young is Not The Future”pada sesi talkshow itu, Fritz mendengungkan lagi, bahwa anak muda bukan lagi sebagai kunci dan penentu masa depan.

“Peran mereka itu bukan nanti, tapi sekarang, terutama dalam mendukung kemajuan ekonomi bangsa. Anak muda itu kunci masa kini,” ucapnya menggugah benak pemirsanya yang hadir sekitar 3000an orang di Sabtu siang.

Meski mengungjap kalimat yang menendang, Fritz menjrlaska lagi perbedaan generasi muda sekarang dibandingkan dengan generasi muda sebelumnya, menurutnya, generasi muda sekarang itu penuh dengan kemudahan dalam memilih. Termasuk, banyak pilihan edukasi dan profesi.

“Mereka diuntungkan dengan banyaknya pilihan dan kesempatan. Tapi pada saat yang bersamaan, mereka diberikan tanggung jawab besar bahwa mereka tidak hanya berperan untuk nanti, tapi saat ini. Oleh karena itu, anak muda perlu didorong ke arah yang benar. Anak muda juga harus punya initiatif yang tinggi untuk mulai menjadi entrepreneur,” ajaknya.

Untuk itu, lewatplatform bisnis kreatif yang dibangun Fritz, yaitu FAB, dia mau menciptakan ekosistem industri kreatif di Indonesia yang bisa menjadi wadah anak muda, genz Z dan millennial mewujudkan mimpinya sekarang bukan nanti.

Baca Juga: National University of Singapore Sediakan Beasiswa S1, Ada Tunjangan Rp62 Juta Per Tahun!

“Dengan FAB platform bisnis kreatif, para pengusaha kreatif anak bangsa yang terkoneksi di dalamnya bisa memperoleh dukungan teknologi, pendampingan, pendanaan, sumberdaya, hingga jaringan bisnis. Dengan demikian, akan semakin cepat terbentuk ekosistem bisnis kreatif yang besar dan solid,” papar Fritz lagi.

Menurutnya juga, dengan terbentuknya ekosistem yang seperti disebutkannya maka otomatis dapat mendorong juga roda perekonomian bangsa.

"FAB menawarkan solusi berupa platform yang layak bagi kaum muda untuk menumbuhkan aspirasi mereka, termasuk merealisasikan mimpi mereka,” tegasnya.

Nah, bukan sekadar gagasan belaka, pada kesempatan yang sama, Ideafest juga mendatangkanKatch yang ditunjuk menjadi salah satu contoh mimpi sukses anak muda yang berhasil membangun usaha kreatifnya melalui platform Y.

Belum lama berdiri, Katch bergabung dalam platform Y, dengan mempunyai keunikan tersendiri, yakni woman driven creative agency.

Baca Juga: IdeaFest 2021 Digelar Hybrid dengan 14 Pilar Konten Utama di M Bloc dan Virtual

Meski begitu, dua dari tiga orang founder-nya, di antaranya Nabyl dan Novelia, memiliki pengalaman di industri kreatif lebih dari 10 tahun di multinasional agency dan mereka juga banyak meraih berbagai penghargaan kreatif.

“Di awal bergabung (28 Oktober 2021 lalu), kami mendapatkan mentorship dan pendampingan, bahwa kami harus mempunyai keunikan ketika membangun agency. Jadi, tujuannya jelas, target kemana, siapa dan sebagainya,” kata Nabyl Farizi, Co-Founder & Creative Director Katch, di talkshow yang sama.

Nabyl melanjutkan, “Menurut insight yang kami peroleh, perempuan mempunyai peran yang besar terhadap produk atau brand yang akan dipilih, termasuk keputusan pembelian untuk konsumsi keluarga di rumah. Misalnya, suami bakal membeli mobil, atau gadget pasti mempertimbangkan pendapat istri. Insight itulah yang kemudian menjadi keunikan di dalam agency kami," teenagnya lagi.

Menurut Nabyl, hanya dalam kurun waktu dua bulan, Katch sudah menangani brand-brand milik Orangtua Group, Enfagrow, dan BurgerKing, tentunya menjadi hal mustahil kalau mereka tidak bergabung di platform Y dengan kekuatan jaringan bisnis seperti FAB.

“Di Y, kami bisa bertanya kepada para kakak pembina. Hal lainnya, kami juga dibantu, karena Y mengedepankan kolaborasi. Ini penting, untuk kami yang masih dalam tahap belajar,” katanya lagi.

Sepakat dengan keberadaan anak muda itu hadir untuk sekarang, dan bukan nanti, salah satu Pembina Y sekaligus Co-Founder dan Business Director AmbilHati, Sandru Emil menambahkan, bahwa siapa pun yang mau memulai bidang ekonomi kreatif ini, maka do it now and do it right menjadi ajakan untuk anak muda berani melangkah.

“Anak muda sekarang berani mengambil risiko atau risk tollerance. Mereka juga optimsitik. Buktinya, banyak startup dan unicorn yang berhasil dipimpin oleh anak muda,” katanya lagi memotivasi.

Baca Juga: Lagu dan Video Klip 360 Lestari - Life We Can’t Waste Ajak Millennial Peduli Bumi

Hanya saja, menurut Sandru, masalah terbesar young entrepeneur di Indonesia, mereka tidak tahu bagaimana mengelola bisnis, sementara mereka hanya punya modal ide besar dan semangat. Padahal, ide besar tidak akan menjadi ide besar jika tidak dijalani.

“Entrepreneur itu end-to-end, semuanya harus dilakukan,” ujarnya.

Untuk itu, Y program hadir sebagai solusi untuk membantu menjawab masalah tersebut. Y atau Young Creative Entrepreneur Program merupakan program solusi yang tersedia dalam platform FAB untuk Gen-Z dan millennial, yang ingin menjadi young creativepreneur.

“Y diperuntukkan bagi talent kreatif muda yang akan memulai usaha baru, ataupun usaha kreatif yang sudah berjalan, dengan cakupan usia 18 - 30 tahun. Melalui platform Y, mereka akan kami persiapkan sebagai pengusaha muda terbaik di bidang kreatif,” ujar Sandru.

"Anak muda harus dapat merealisasikan mimpinya sekarang, bukan nanti. Untuk itu, kami mengajak seluruh talent kreatif muda Indonesia untuk bergabung bersama Y, agar mimpi itu dapat terealisasi saat ini,” kata Sandru lagi.

Lebih jauh ia menerangkan, Y juga akan memberikan dukungan berupa mentorship atau pendampingan, pengetahuan dalam membangun usaha, dan jaringan usaha yang berada di dalam ekosistem FAB. Y Program membangun initimate mentorship, dengan memberikan sharing pengalaman.

“Kami memberikan fundamental dari sisi finansial serta bagaimana mengelola dan menumbuhkan bisnis mereka,” imbuh Sandru, yang menyebutkan sejak diluncurkan akhir Oktober 2021 lalu, di dalam platform Y sudah bergabung Katch, Basement, BSKSBT, dan Mooilux.

Baca Juga: Sejahtera Itu Perlu Diperjuangkan, Lazada Bagikan 3 Kisah Inspiratif Pahlawan Ekonomi Digital yang Bikin Semangat Bekerja

Perlu diketahui, saat ini ekonomi kreatif bukanlah hal baru. Orang-orang yang membuat konsep dan menyusun karya di banyak bidang kreatif, kemudian memproduksi atau menerbitkannya, dan idealnya, dibayar untuk itu. Ini sebenarnya tidak berbeda dengan proses produksi lainnya, kecuali bahwa input utamanya berasal dari bentuk kekayaan intelektual atau produk yang dapat dilindungi oleh hak cipta.

Ekonomi kreatif mencakup kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan yang menjadi dasar 'industri kreatif'. Industri tersebut meliputi periklanan, arsitektur, seni dan kerajinan, desain, fashion, film, video, fotografi, musik, seni pertunjukan, penerbitan, penelitian dan pengembangan, perangkat lunak, permainan komputer, penerbitan elektronik, dan TV/radio.

So, kalo kamu anak muda dan mau punya bisnis kreatif, lakukan sekarang, belajar sekarang dan jangan menunda kesuksesan kamu. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya