Interview HAI dengan Tom Morello: Rekam Album Pake Hape Gara-gara Lockdown!

Jumat, 05 November 2021 | 19:08
TRAVIS SHINN PHOTOGRAPHY

Tom Morello

HAI-Online.com - Menjadi seorang gitaris rock yangprominen ternyata bukanlah hal yang disakralkan oleh seorang Thomas Baptist Morello, atau yang lebih kita kenal sebagai Tom Morello.

Tentuemang nggak banyak orang yang bisa menggantikan peran Tom Morello dalam hal eksplorasi suara gitar yang ditemukannya sejak beberapa dekade silam bareng band-nya Rage Against The Machine.

Suara gitar unortodoks dan jauh dari kata tradisional tersebut digunakannya sebagai sebuah bahasa tersendiri untuk menyuarakan ideologi politiknya yang selalu digenggam kuat.

Namun bagiseorang musisi sekaligus artis sekaliber Tom Morello, tentu doi nggak akan membiarkan dirinya untuk terpaku dalam ranah musik tertentu hanya untuk menelurkan karya- terutama di tengah lockdown.

Produk termutakhir olehnya adalah sebuah album kolaboratif yang diberi judul 'The Atlas Underground Fire'.

Sebut saja nama-nama beken di ranah rock seperti Bruce Springsteen dan AC/DC serta Bring Me The Horizon, hingga yang lebih "ngepop" macam phem, Damian Marley,atau bahkanseorang DJ perempuan dari Palestina bernama Sama' Abdulhadi.

Deretan nama di atas adalah contoh luasnya spektrum musik dari Tom Morello untuk menafsirkan raungan gitarnya melalui artis-artis tersebut.

Baca Juga: The Atlas Underground Fire, Album yang Menyelamatkan Tom Morello Saat Pandemi

Untuk menelisiklebih dalam tentang ide dan pemikiran seorang Tom Morello dalam musiknya, HAI dapet interview eksklusif bareng doi mengenai kolaborasi di album barunya, kebebasan bermusik, dan juga hubungan musik dengan politik yang terpisah namun tetap menjadi satu kesatuan.

Simak cuplikan wawancaranya dulu dong di bawah:

Merekam 'The Atlas Underground Fire' menggunakan ponsel

"Kamu tahu lah,lockdownkemarin adalah momen yang sangat depresif dan bikin frustasi. Emang di rumahku ada studio, tapi aku nggak bisa mengoperasikan alat-alat rekamannya," ujarnya menjelaskan awal kemunculan album ini sembari berjenaka atas ketidakmampuannya mengolah DAW secara mandiri (Digital Audio Workstation).

Keterbatasan itu pun membuat seorang Tom Morello untuk memutar otak lebih keras agar masih bisa menuangkan ide dan ke-BM-annya melalui riff-riff gitar andalannya.

Nggak kehabisan ide, Tom Morello pun memanfaatkan secuil teknologi yang ada di hadapan matanya untuk memulai proses produksi 'The Atlas Underground Fire'.

Dengan bantuan voice memo yang ada pada ponselnya, Tom Morello pun mendapatkan kalo metode ini justru memberikan banyak kebebasan pada album barunya tersebut.

"Awalnya aku mencoba untuk ngerekam gitarku pake ponselku ini karena ngelihat Kanye West melakukan hal yang sama untuk beberapa albumnya, dan ternyata hasilnya keren!," jelasnya.

"Laluaku coba ngirimin hasil rekaman ini ke para produser dan engineer dari seluruh dunia, dan ternyata mereka ngerespon balik," lanjutnya

"Dan kemudian aku tersadar kalo ini lah materi untuk The Atlas Underground selanjutnya, yang dilanjutkan dengan proses kurasi artis dan lagu yang cocok buat mereka," tambahnya kemudian.

Kebebasan bermusik adalah kunci

Dalammenggarap album 'The Atlas Underground Fire', Tom Morello masih nyaman untukmenerapkanpendekatan yang sama - yakni dilepaskannya interpretasi dari masing-masing kolaborator.

Metode perekaman yang cukup ekstrem di atas adalah bukti bagaimana kecerdasan seorang Thomas Morello dalam merancang apa yang dipikirkannya.

"Aku membuat dan merekam part gitarku di hari itu juga dan langsung kukirimkan ke kolaborator lain," jelasnya bersemangat.

"Biasanya kalo kita rekaman kan perlu prosestakesampe lima hari bahkan untuk menyempurnakan hasilnya, tapi ini nggak sama sekali," tegasnya.

Bahkan kata organik belum cukup untuk mendeskripsikan langkah-langkah produksi dan kreatif yang dilakukannya tersebut.

Pendekatan produksi ini dilakukan demi memenuhi rasa keterhubungan yang didambakannya setelah berbulan-bulan menjalani momen menjemukan di tengah pandemi.

Kebebasan dalam mengolah ide tersebut lah yang dikedepankan oleh Tom Morello beserta seluruh kolaboratornya demi mencapai impian tersebut, untuk menyenangkan semua pihak dan tetap saling terhubung satu sama lain.

Sikap & ideologi politik kirimelalui musik

Sudah bukan rahasia kalo Gaung dan sikap ideologi kiri ala Tom Morello yang disuarakannya selalu solid dan berdasar, maklum dirinya memang tumbuh di suatu keluarga yang besar dengan pemahaman tersebut.

"Aku lahir dan dibesarkan di keluarga radikal kiri, namun uniknya kota tempatku tinggal berisikan kaum konservatif yang sangatlah rasis," jelasnya memulai.

Berangkat dari segala perbedaan dan argumentasi yang tumbuh bersamanya, Tom Morello mulai menanamkan hal tersebut sedari dini, sehingga terbentuklah Tom Morello yang kita kenal saat ini - menyuarakan ideologi politik-nya melalui raungan gitar.

"Tapi ini yang paling penting, menurutku politik dan musik adalah dua hal yang sangat terpisah," jelasnya yang sesaat membuat sedikit bingung - bukankah ini dua hal yang seakan menjadi pinang belah duadi diri Tom Morello?

Menangkap wajah keheranan HAI,Tom Morello pun langsung mengklarifikasi hal tersebut lewat analogi yang sangat menarik.

"Contohnya nih, aku suka banget sama heavy metal dan semua permainan gitar ciamiknya.Tapi subjek yang kerap ditonjolkan adalah hal-hal yangsama sekali nggak aku setujui, seperti objektifikasi perempuan dan sebagainya," selorohnya yang hanya bisa membuat HAI memanggut kagum.

"Aku sangat terkagum-kagum lewat agresi yang hadir dari musik tersebut, tapi aku nggak akan pernah nyambung dengan liriknya," sambungnya kemudian dengan tegas.

Baca Juga: Tom Morello: Bring Me The Horizon Adalah Standar Musik Metal Masa Kini

Love-Hate relationship dengan heavy metal: punk rock berbicara tentang kebenaran

Adalah hal yang cukup mengherankan kalo seorang Tom Morello ternyata nggak sejalan dengan nilai luhur dari heavy metal, mengapa demikian?

Well, emang sih kalo kita sedikit merunut ke masa lalu di era Tom tumbuh besar (circa 80-90s), musik ini memang sangat maskulin dan berada di lingkungan yang sangat heteroseksual.

Menangkap hal tersebut, HAI kemudian menanyakan apakah ada sosok musisi, artis, ataupun band yang mempengaruhi dirinya untuk bersuara melalui musik.

"Selalu susah untuk mendapatkan kombinasi yang pas antara keduanya (tertawa). Misalnya, The Clash adalah aktor penting yang menyuarakan kebenaran tersebut, tapi di satu sisi aku juga suka banget dan pengen banget jadi gitaris seperti heavy metal Randy Rhoads," jelasnya.

"Musik punk rock mungkin nggak punya kelebihan tersebut kalo kita bicara musikalitas, tapimereka selalu berbicara tentang kebenaran," sambungnya kemudian.

"Sementara heavy metal mempunyai kecakapan dalam musikalitas, tapi mereka selalu membicarakan hal yang terdengar sangat konyol buatku," pungkasnya.

Baca Juga: Ini Dua Frontman Terhebat Sepanjang Masa Menurut Tom Morello

Komprehensif dan uniknya pemikiran dari Tom Morello akan selalu menarik untuk dinantimelalui karya-karya terbaruknya.

Silakan dengarkanalbum kolaboratifterbaru dariTom Morello bertajuk 'The Atlas Underground Fire' di bawah:

Tag

Editor : Alvin Bahar