Meski Nggak Muncul Klaster Baru PTM Terbatas SMA/K di Jatim, Pelajar Dilarang Nongkrong di Kafe sepulang Sekolah!

Senin, 27 September 2021 | 18:05

Pada PTM Terbatas, pelajar hanya diperbolehkan masuk sekolah 2-3 hari dalam sepekan. Itu pun tidak full day, jam pelajaran dibatasi pertemuannya.

HAI-Online.com – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang SMA/K dan SLB di daerah Jawa Timur berlangsung aman nggak menimbulkan klaster Covid-19, setidaknya hingga saat ini.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi,berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dia terima, klaster Covid-19 saat PTM lebih banyak terjadi di jenjang SD dan SMP.

"Data klaster sekolah terhadap Covid-19 secara nasional dari Kemendikbud Ristek yakni 45,97 persen dari jenjang SD dan 19,07 persen dari jenjang PAUD dan SMP,"ujar Wahid,melansir laman Kominfo.Jatimprov.

Sementara untuk jenjang SMA/K,dari laporan yang ia terima, nggak ada klaster baru yang ditimbulkan dari PTM terbatas.

"Laporan dari para Kepala Cabang Dinas Pendidikan se-Jatim untuk SMA/SMK SLB di Jatim aman dari klaster Covid-19 sekolah," katanya.

Baca Juga: Penelitian Berhasil Ngebuktiin Manajemen Kualitas Udara dalam Ruangan Kurangi Risiko COVID-19 di Sekolah

Namun meskirelatif aman, pihaknya tetap melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan PTM jenjang SMA/SMK atau SLB yang berjalan 22 hari untuk mengantisipasi adanya klaster Covid-19.

"SMA/SMK atau SLB telah 100 persen PTM. Untuk evaluasi, yang pertama sekolah melakukan hybrid learning, perpaduan antara tatap muka dan daring," ujarnya.

Wajid menjelaskan,karenatatap muka hanya berlangsung selama dua jam, kekurangannyaakan ditambahlewat pembelajaran jarak jauh. Jadi setelah pulang sekolah mengikuti PTM, siswa akan mengikuti pembelajaran jarak jauh di rumah.

"Ini diantisipasi agar siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka nggak nongkrong di kafe bersama teman-temannya," ujarnya.

Baca Juga: Pengangguran Muda Bertambah saat Masa COVID-19, Program skilled Youth ke-5 Bakal Lanjut

Kedua, sudah banyak sekolah-sekolah yang memanfaatkan teknologi digital sehingga memungkinkan pembelajaran PTM di kelas bisa diikuti secara langsung oleh siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah.

Jadi siswa bisa berinteraksi dan bertanya dengan guru dan berinteraksi dengan teman-temannya yang melakukan PTM di Sekolah.

“Tentunya model hybrid learning ke depan akan dikembangkan. Dengan teknologi digital apalagi kemarin sudah diluncurkan 5G sangat memungkinkan pembelajaran secara daring," tuturnya.

Dia menilai masih adanya siswa yang berkumpul selepas PTM karena udah lama nggakketemu dengan teman-temannya.

"Untuk itu kami meminta agar kepala sekolah mengimbau kepada siswa untuk langsung pulang setelah selesai PTM karena pada beberapa jam berikutnya ada PJJ. Sehingga keberadaan siswa termonitor," pungkasnya. (*)

Baca Juga: Keren! Film Animasi Karya Siswa SMK Berhasil Raih Penghargaan Internasional

Tag

Editor : Alvin Bahar