Indosat dan Tri Merger, Kenalan Yuk sama Calon CEO Indosat Ooredoo Hutchison

Minggu, 26 September 2021 | 14:05
Dok. Vikram Sinha

Kenalan lebih dekat yuk sama Vikram Sinha yang menjadi kandidat CEO Indosat Ooredoo Hutchison.

HAI-Online.com – Pertengahan September kemarin Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia udah sepakatbuat merger. Alhasil, kedua perusahaan tersebut kinijadi satu dengan nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).

Kesepakatan merger tersebut sangat potensial bagi laju bisnis perusahan ke depan, dan kini mereka diproyeksi menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar.

Setelahkabar merger ini,nama kandidat CEO untuk perusahaan gabungan tersebut pun menyeruak. Dalam keterangan resminya,namaVikram Sinha jadi nominasi sebagai CEO Indosat Ooredoo Hutchison.

Namun siapa sebenernya, sih,sosok Vikram Sinhayang dikenal sebagai veteran bidang telekomunikasi sebelum bergabung dengan Grup Ooredoo?

Vikramsendiri sempat menghabiskan waktu sekitar 10 tahun bersama perusahaan telekomunikasi Bharti Airtel di India dan Afrika.Nah setelah pindah ke Grup Ooredoo, ia menduduki Chief Executive Officer Ooredoo Maladewa (2017) dan kemudian pindah ke Myanmar (2018) dengan posisi yang sama.

Setelah menjabat di pasar tersebut, ia dipindahkan ke Indonesia pada 2019 di mana ia menduduki kursi Direktur & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo.

Baca Juga: Indosat dan 3 Merger, Terus Gimana Pengaruhnya buat Pelanggan?

Vikram menilai Indosat Ooredoo merupakan brand yang sangat kuat di Indonesia, kemudian jagoan telekomunikasi yang merupakan jebolan Bangalore University India ini menilai setelah dipercayai untuk menjabat di Tanah Air ada titik persoalan yang dimana, menurutnya ada kesalahan strategi yang berimplikasi pada Indosat Ooredoo kehilangan 25% dari nilainya pada 2018.

Meskisulit, faktanya Vikram yang ditugaskan untuk membalikkan keadaan dengan memasang beberapa strategi penting, pertama menginvestasikan hampir US$2 miliar ke dalam jangkauan jaringan, terutama pada 4G. Kedua ialah mendorong Indosat Ooredoo menjadi merek paling tepercaya di pasar.

Dan yang nggak kalah penting adalah bagaimana kepercayaan Vikram terhadap Indosat Ooredoo yang menurutnya udah sangat kuat di Indonesia dengan segala warisan yang ada di dalamnya. Nggak heran, sih, karenaIndosat Ooredoo memang sudah berdiri selama 54 tahun di Tanah Air.

Indosat Ooredoo jugajuga tercatatselama dua tahun berturut-turut tumbuh lebih cepat sepanjang 2019 dan 2020, dan penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA.

Baca Juga: Kolaborasi Tujuh Musisi Tanah Air Semarakan #Collabonation Konser Silaturahmi Ramadan IM3 Ooredoo

Sementara jika dilihat dari sisi kinerja Indosat Ooredoo selama pandemi melaporkan telah berhasil membukukan pendapatan senilai Rp14,98 triliun pada kuartal II/2021, naik 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan kepemilikan pelanggan sekitar 60 juta.

Tantangan Indosat Ooredoo pasca merger tentu merupakan babak baru, dan tangan dingin Vikram yang masuk sebagai nominasi CEO Indosat Ooredoo Hutchison kembali dinanti tajinya, khususnya di era 5G Indonesia.

Mengingat Indosat Ooredoo Hutchison di bawah kepemimpinannya memiliki sumberdaya yang kuat. Yang melalui merger ini menciptakan penguasaan frekuensi yang besar, Indosat Ooredoo menggunakan frekuensi sebesar 47,5 MHz yang tersebar di 850 (2,5 MHz), 900 (10 MHz), 1800 (20 MHz) dan 2100 MHz (15 MHz).

Sedangkan Tri Indonesia memiliki frekuensi sebesar 25 MHz yang tersebar di 1800 (10 MHz) dan 2100 MHz (15 MHz). Maka jika sumber frekuensi ini tetap dikelola, maka frekuensi gabungan kedua yang dikantongi menjadi 72,5 MHz. (*)

Baca Juga: Gandeng Iga Massardi, Indosat Ooredoo Bangkitkan Optimisme di Tengah Pandemi Lewat Video #BisaBangkitBersama

Tag

Editor : Alvin Bahar