Interview Eksklusif: Mengejar Optimisme Bareng Sydney Sprague Lewat Album "maybe i will see you at the end of the world"

Minggu, 11 April 2021 | 19:35
Instagram / @sydneysprague

Sydney Sprague

HAI-Online.com -Beberapa waktu belakangan, skena musik indie rock lokal ataupun internasional sering banget kedatangan penyanyi cewek bergitar yang mengemas berbagai penampilan segar dan menarik untuk disimak.

Sydney Sprague adalah salah satu penyanyi dan penulis lagu asal Phoenix, Arizona, AS, yang baru saja merilis album debutnya 'maybe i will see you at the end of the world' pada Februari lalu.

TimHAI kali ini memiliki kembali kesempatan untuk berbincang singkat dengan Sydney untuk ngobrol santai tentang pesan-pesan album ini dan kesehariaan doi sebagai musisi.

Baca Juga: Isyana Sarasvati x DeadSquad di IDGAF 2021: Sahut-Sahutan Vokal Seriosa dan Growl

Album ini menjadi album penuh yang menjadi debut album seorang Sydney Sprague. Kapan kamu mulai mengerjakannya, dan gimana pandemi COVID - 19 mempengaruhi prosesnya?

Sydney Sprague: Aku sebenernya mulai mengerjakannya pada tahun 2018-2019 lalu dan semua sudah siap di awal tahun 2020 lalu. Jadi, syukurlah pandemi COVID -19 kemarin nggak begitu mempengaruhi proses pengerjaan materiku.

Musikalitas yang ada pada album ini merupakan titik balik dan memberikan perbedaan dengan karya-karyamu sebelumnya. Gimana proses penulisan lagu dan liriknya hingga sampai menjadi sebuah album?

Sydney Sprague:Untuk penulisannya sendiri sih masih tetep dengan cara konvensional ya, diary style gitu aja. Aku ngerjain di kamar aja, ngabisin sekitar 6 bulanan buat nulis semua lirik dan bagan musiknya.

Ada nggak musisi atau siapapun yang sangat mempengaruhi album ini?

Sydney Sprague: Aku banyak mendengarkan Death Cab for Cutie ketika mengerjakan album ini (tertawa). AKu sangat suka bagaimana elemen musik dan progresi nada yang mereka mainkan. Untuk album ini, aku juga mencoba untuk mengeksplorasi instrumen dan sound yang selama ini ingin aku kerjakan sebelumnya.

Apa sih pesan utama yang pengen banget kamu sampaikan melalui album ini? Apa lagu yang sangat mewakilkan pesan tersebut?

Sydney Sprague:Masih tetap berkutat pada pengalaman sulit yang kita alami di hidup. Mengekspetasikan sesuatu yang buruk tetapi selalu berharap sesuatu yang positif meskipun segalanya berjalan sangat sulit.

Contohnya seperti pada lagu “quitter” yang menceritakan tentang pengalaman seseorang yang menjalani sebuah fase saat mengakhiri sebuah hubungan yang meragukan. Meskipun sulit, kita harus bisa untuk tetap membangun sebuah optimisme dan tetap bersikap positif di segala tantagan yang ada.

Untuk itu, "i refuse to die" bertindak sebagai sebuah judul lagu yang merangkum pesan keseluruhan pada album ini, menemukan titik balik baru sesudah fase terburuk yang pernah kita semua alami.

Tahun 2020 nggak bisa dipungkiri merupakan tahun yang sangat berat, namun juga banyak hal yang baik terjadi. Kamu baru saja menandatangani kontrak dengan Rude Records untuk menaungi hasil-hasil karyamu. Kapan dan gimana ceritanya?

Sydney Sprague: Sebenernya ini semua terjadi sangat nggak direncanakan, pada Juni 2020 lalu aku merilis singleku secara Independen, namun ada salah satu kawanku yang memiliki jejaring dengan Rude Records. Lalu semuanya terjadi begitu saja.

Apa yang membedakan berkarya secara independen dengan saat ini kamu harus berkarya dengan dinaungi oleh sebuah label?

Sydney Sprague: Ini sesuatu yang jelas berbeda, saat mengerjakan sesuatu kita harus memikirkan segalanya karena kita dinaungi oleh payung manajemen yang mengakomodir, sehingga satu waktu kita kadang kala juga harus menjadi seseorang dengan pikiran bisnis yang terbuka, lebih terbuka dengan segala kemungkinan yang harus kita kerjakan dengan seluruh tim.

Kalo misal kita sudah diperbolehkan untuk menghelat pertunjukan kembali,pertunjukan seperti apayang kamu sangat kamu dambakan, dan di mana?

Sydney Sprague: Sebenernya negara terjauh yang pernah akukunjungi hanyalah Kanada (tertawa). Danaku juga belum pernah manggung di depan crowd yang berisikan puluhan ribu orang. Beberapa warganet di negara-negara Asia dan Australia sudah mengirimkan pesan untuk mengajakku manggung di sana. Jadi ketika semua batas sudah dibuka dan helatan konser musik sudah bisa digelar, dengan senang hati aku sangat terhormat untuk bisa menyampaikan pesan melalui lagu-laguku di manapun.

Baca Juga: Ardhito Pramono Lawan tvN Korea Soal Putar Lagunya Tanpa Izin, Label Belum Bersuara!

Berarti berkenan nih ya kalo manggung di Indonesia dan ngobrol lagi bareng HAI?

Sydney Sprague: Definitely! Jelas, dong!

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya