Intip Profil Irene Sukandar, Lawan Wanita Si Dewa Kipas di Grand Master

Minggu, 21 Maret 2021 | 10:03
irene_sukandar/Twitter

Grandmaster Irene Kharisma Sukandar.

HAI-Online.com-NamaIrene Sukandarmenjadi perbincangan publik setelah ramainya polemik mengenai penutupan akunDewa KipasmilikiDadang Suburdi Chess.com.

Irene Sukandar yang mempunyai title Grandmaster Wanita catur Indonesia ini mengatakan polemik tentangDewa Kipastelah membuat para pecatur profesional Indonesia merasa malu.

Beberapa waktu yang lalu, Irene berbicara ke publik mengenai penutupan akunDewa Kipasini.

Baca Juga: Interview Eksklusif: Feel Koplo Geser Stigma Dangdut Melalui 'A Culture A 6'

Berdasarkan akumulasi data, Irene mengatakan bahwa 95 persen akunDewa Kipasmelakukan kecurangan.

Dengan grafik permainan Dewa Kipas, Irene mengatakan kalo seharusnya akun tersebut sudah menjadi juara dunia catur.

Pernyataan Irene pun membuatDadang Suburyang merupakan pemilik akunDewa Kipastersinggung dan bersedia bermain catur untuk melawannya.

Padahal sebelumnya, Dadang sempat menolak tantangan dari DM Susanto Megaranto dan IM Anjas Novita.

Pertandingan Irene Sukandar dan Dewa Kipas ini akan disiarkan melalui YouTube Deddy Corbuzier pada Senin (22/3/2021), pukul 15.00 WIB.

Baca Juga: Asal Usul Julukan Dewa Kipas Bukan dari Menang Catur Online tapi dari Pingpong

Lantas seperti apa sepak terjang dariIrene Sukandardalam dunia catur selama ini?

Bernama lengkap Irene Kharisma Sukandar, sosok tersebut merupakan Grand Master Catur Putri asal Indonesia.

Wanita kelahiran 7 April 1992 ini mulai bermain catur saat berusia tujuh tahun dengan turnamen internasional pertamanya pada usia sembilan tahun.

Mengutipen.chessbase.com, pada usia dua belas tahun, dia bermain di Olimpiade Calvia pada tahun 2004, dan memperoleh medali perak.

Peringkat FIDE pertamanya adalah 2010 kemudian memperoleh gelar Women Grand Master (WGM) pada usia enam belas tahun 2008 di Olimpiade Dresden, Jerman.

Ia juga mencatatkan sebagai wanita pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita.

Pada 2013 lalu, ia memperoleh gelar International Master gelar bagi pecatur laki-laki, setelah berjuang selama hampir enam tahun dan mencapai rating 2400.

Mengutipencyclopedia.jakarta-tourism.go.id, kiprah Irene di dunia catur dimulai saat mengikuti kejurnas catur tahun 1999 di Bekasi, Jawa Barat.

Saat itu tim Sumatera Selatan kekurangan satu pemain dan ia pun akhirnya didaftarkan oleh tim Sumsel. Hasil yang didapat kala itu belumlah menggembirakan karena ia sama sekali tak memperoleh nilai.

Tapi, sejak itu Irene Kharisma Sukandar merasa tertantang dan ia serius belajar catur sampai akhirnya masuk Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Bekasi.

Di sekolah ini ia ditangani mantan pecatur nasional, MI Ivan Situru dan ia mulai memperlihatkan kemampuannya hingga memperoleh berbagai prestasi.

Pada tahun 2001, di usia sembilan tahun ia telah meraih gelar Master Percasi (MP). Setelah itu, prestasinya terus berderet dan di tahun 2002, ia memperoleh gelar Master Nasional Wanita (MNW).

Baca Juga: Jalan-jalan ke De Voyage Bogor, Nikmati Kampung Mini Eropa yang Tersohor

Bahkan, tahun 2004 ketika berlangsung Olimpiade Catur di Malorca, Spanyol, ia berhasil merebut gelar Master FIDE Wanita (MFW).

Kehidupan Irena nggak lepas dari dunia catur, bahkan pendidikan di tingkat universitas ia peroleh dari beasiswa karena prestasinya di dunia catur.

Melalui kanal YouTubenya, Irene sempat menyayangkan pernyataan orang yang menyebut catur nggak bisa untuk hidup.

Padahal, dari dunia caturlah dirinya justru bisa menggapai prestasi, memperoleh penghargaan, menempuh pendidikan hingga mendapat pekerjaan.

"Dari saya pribadi, saya bisa bilang catur ini ada uangnya, secara pemain profesional, contohnya sekarang saya di pelatnas, saya di gaji oleh negara, saya bermain di kejuaraan luar negeri saya diberikan uang fee yaitu uang tampil, jadi sebelum main itu sudah diberikan," kata Irene.

"Dari segi pendidikan, dari S1 di Universitas Gunadarma sampai S2 di Webster University Amreika Serikat, dua-duanya saya mempunyai beasiswa penuh," lanjut Iren.

"Dari sisi pekerjaan, banyak teman-teman saya ataupun atlet catur lain yang bisa mendapat pekerjaan dari instansi yang cukup baik, dari instansi swasta maupun pemerintah mereka istilahnya dikejar-kejar untuk bekerja disana," jelas Irene.

Baca Juga: Hasil Pekan Keempat Hari ke-2 MPL Season 7, Alter Ego Pecah Winstreak

· Juara 3 Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN 2002 di Singapura

. Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN di Malaysia 2003

· Dua medali perak pada SEA Games Vietnam 2003

· Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior di Yunani 2003

· Medali perak Olimpiade Catur papan tiga di Spanyol 2003

· Peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior di bawah 14 tahun di Pulau Kreta, Yunani 2004

· Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura 2004

· Imbang 3-3 dalam dwitarung melawan GMW Corke 2005. Corke adalah juara 1 Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura

· The Best Woman Player pada Malaysia Open 2008

· Imbang 2-2 melawan IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA 2010

· Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 dan juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 di tahun 2010

· Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Vietnam tahun 2012 (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya