Bermunculan Klaster Keluarga, Begini Caranya Biar Virus Corona Nggak Masuk ke Rumah

Rabu, 09 September 2020 | 09:58
(KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

Pasien Positif Corona ini Ngamuk Saat di Jemput Paksa, Diduga Tak Terima Dijadikan Tontonan Hingga Sengaja Mengejar dan Memeluk Warga Lain Agar Tertular

HAI-Online.com- Bukan cuma pabrik, pasar dan perkantoran, kini penularan virus corona di Indonesia juga tumbuh di klaster keluarga.
Munculnya klaster baru ini tentu menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Nggak heran,Presiden Joko Widodo memberikan peringatan baru bagi raakyat Indonesja agar tetap waspada saat berada di rumah.
Presiden RI ketujuh itu mengingatkan bahwa virus corona juga bisa menular di rumah yang dihuni sebuah keluarga, makanya kita harus lebih ekstra hati-hati.

Baca Juga: Tembus 200 Ribu Kasus Corona di RI, Achmaf Yurianto: Jangan Ribut, Masyarakat Patuh Protokol Kesehatan Tidak?

"Karena di rumah kita sudah merasa aman. Justru di situlah, yang kita harus hati-hati," kata Jokowi dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/9/2020) lalu dikutip HAI dari Tribunnews.
Nah dalam kondisi seperti ini, bila ada saudara yang positif covid-19, kamu nggak boleh panik, tetap tenang dan jalankan tindakan seperti yang disaran Juru Bicara Satgas Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret, Tonang Dwi Ardyanto.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika merasa diri sendiri bergejala, atau dinyatakan positif Covid-19, atau juga orang terdekat di rumah mengalami hal serupa.
1.Siapkan Ruang Isolasi Mandiri Sementara
Baca Juga: Berita Duka, Mantan Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl Meninggal Dunia

Tonang menyebutkan, hal pertama yang harus segera dilakukan adalahisolasi mandirisesuai dengan pedoman dari Kementerian Kesehatan.

Sebagai persiapan awal, kenapa tidak selama berkegiatan di rumah, dipersiapkan sebuah kamar untuk berjaga-jaga salah satu anggota keluarga terjangkit, maka ruang isolasi sudah tersedia.

Dengan menjaga satu yang bergejala, maka anggota yang lain pun terjaga dari penularannya. Tetapi ruangan yang dimaksud, jangan yang seadanya, buat senyaman mungkin.

2.Hubungi Pihak Kesehatan

"Kemudian, beritahukan ke Puskesmas atau Dinkes setempat, serta beri daftar orang-orang yang kontak erat sejak 2 hari sebelum timbul gejala atau diambilswabyang memberi hasil positif," kata Tonang seperti dikutip HAI dariKompas.com, Senin (7/9/2020).

Tonang mengatakan, bila gejala yang dirasakan bertambah, maka segera hubungi rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih memadai.

Hal tersebut juga dilakukan bila ada anggota keluarga yang bergejala, atau dinyatakan positif Covid-19.

"Anggota keluarga yang sehat, mengambil peran kontak dan komunikasi ke pihak terkait.

3.Fasilitas Menjenguk Virtual

Jangan seperti warga di film Tilik, datang bergerombol ke RS untuk menjenguk saudara/kerabat yang dirawat.

Nah, bila ada anggota keluarga yang dinyatakan positif Covid-19 dan harus dirawat di rumah sakit, Tonang menyebutkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung mereka, meski tidak bisa menjenguk secara langsung.

Baca Juga: Nggak Pake Masker di Bus, Satu Orang Tulari Virus Corona ke 23 Penumpang di China, Yang Duduk Dekat Jendela Tidak Kena!

Yaitu manfaatkan ponsel untuk tetap berkomunikasi dengan anggota keluarga yang sakit atau manfaatkan layanan RS yang memfasilitasi komunikasi lewat CCTV ke ruang isolasi tempat keluarga dirawat.

"Kita juga bisa mengirimkan makanan, buah-buahan, atau apa pun yang disukai pasien, melalui perawat ruang isolasi.

"Selama tidak ada catatan khusus terkait kondisi pasien, maka makanan dapat diberikan," kata Tonang.

4.Pilih Isolasi Mandiri

Karena beberapa alasan, misalnya ruang isolasi di RS Rujukan penuh, kamu bisa memilih untuk isolasi mandiri.

Nah, tata laksana isolasi mandiri disampaikan dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi Ke-5 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada Juli 2020.

Pedoman lengkap dapat diunduhdi sini. Berikut adalah tata laksana isolasi mandiri:

a. Perawatan

Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yangmemiliki ventilasi yang baik (memiliki jendela terbuka, ataupintu terbuka).

Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yangsama. Pastikan ruangan bersama (seperti dapur, kamarmandi) memiliki ventilasi yang baik.

Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yangberbeda, dan jika tidak memungkinkan maka jaga jarakminimal 1 meter dari pasien (tidur di tempat tidur berbeda).

Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idealnya satuorang yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguankesehatan lain atau gangguan kekebalan.

Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai pasien benar-benar sehat dan tidak bergejala.

Baca Juga: Raisa Sempat Nangis Konser Tunggalnya di GBK Terpaksa Ditunda

b. Kebersihan tangan

Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontakdengan pasien atau lingkungan pasien.

Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan kelihatan kotor.

Jika tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan handsanitizer, dan untuk tangan yang kelihatan kotormenggunakan air dan sabun.

Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handukkertas sekali pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisamenggunakan handuk bersih dan segera ganti jika sudahbasah.

c. Penggunaan masker

Pasien menggunakan masker bedah jika berada di sekitarorang-orang yang berada di rumah atau ketika mengunjungifasyankes (fasilitas layanan kesehatan) untuk mencegah penularan melalui droplet.

Anak berusia 2 tahun ke bawah tidak dianjurkan menggunakan masker.

Orang yang memberikan perawatan menggunakan maskerbedah terutama jika berada dalam satu ruangan denganpasien.

Masker tidak boleh dipegang selama digunakan. Jikamasker kotor atau basah segera ganti dengan yang baru.

Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuhbagian depan, tapi mulai dari bagian belakang denganmemegang tali masker). Buang masker bedah segera dansegera cuci tangan.

Gunakan sarung tangan dan masker bedah jika harusmemberikan perawatan mulut atau saluran nafas dan ketikakontak dengan darah, tinja, air kencing atau cairan tubuhlainnya seperti ludah, dahak, muntah dan lain-lain.

Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang sarung tangan danmasker.

Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telahterpakai.

d. Kebersihan rumah

Pisahkan alat makan untuk pasien (cuci dengan sabun dan airhangat setelah dipakai agar dapat digunakan kembali).

Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dankamar mandi secara teratur. Sabun atau detergen rumahtangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCl 0.5%(setara dengan 1 bagian larutan pemutih dan 9 bagian air).

Cuci pakaian, seprai, handuk, masker kain pasienmenggunakan sabun cuci rumah tangga dan air ataumenggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-90 derajat Celcius dengan detergen dan keringkan.

Tempatkan pada kantong khusus dan jangan digoyang-goyang, dan hindari kontak langsung kulit dan pakaian dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.

Baca Juga: Selain Reza Artamevia, 2 Drummer Rock Ini Juga Belum Lama Diciduk Karena Kasus Narkoba

Menggunakan sarung tangan saat mencuci dan selalumencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan sarungtangan.

Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selamaperawatan harus dibuang di tempat sampah di dalam ruanganpasien yang kemudian ditutup rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.

Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya, seperti sikat gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian dansprei.

Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatanrumah, maka selalu perhatikan APD dan ikut rekomendasipencegahan penularan penyakit melalui droplet. (*)

(Kompas.com/ Jawahir Gustav Rizal)

Editor : Al Sobry