HAI-ONLINE.COM - Kalau Eben nggak pindah ke Bandung, dan bersekolah di SMAN 1 Ujung Berung (kini SMAN 24 Bandung), mungkin sampai sekarang kita nggak akan mengenal band cadas bernama Burgerkill.
Yap, seperti yang diceritakan dalam film dokumenter mereka yang bertajuk We Will Bleed, Eben yang dikenal cukup “aktif” masuk ke ruang Bimbingan Konseling di sekolah kerap bertemu dengan Kimung (bas).
Sebelum menjadi Burgerkill, Eben dan Kimung sempat membuat band bernama Morning Crew, yang sayangnya nggak sempat bertahan lama.
Sampai akhirnya Kimung mengajak dua temannya, yaitu Ivan (vokal) dan Kudung (drum). Nah, inilah formasi perdana Burgerkill. Lewat formasi ini, mereka sempat rajin tampil dalam acara hardcore di Ibukota, Jakarta.
11 Mei 1995, Burgerkill lahir.
“Tren musik di kalangan kita-kita itu waktu SMA, masih berkisaran Nirvana, Punk-nya Sex Pistols, Ramones,” kata Kudung, dalam dokumenter We Will Bleed.
Baca Juga: Stevi Item: Harusnya .Feast Nggak Usah Klarifikasi, Sekalian Songong Aja Nggak Usah Tanggung
Namun, pergantian pertama dalam tubuh personil Burgerkill terjadi pada tahap ini, dan itu adalah sektor drum yang diisi oleh Kudung.
Saat itu, Kudung yang juga berstatus sebagai drummer Forgotten harus lebih fokus dengan bandnya yang sedang rekaman, karena pada mulanya, Burgerkill adalah band side project yang membawakan lagu-lagu dari Sick Of It All, Black Flag, Wide Awake, Insted, sampai Gorilla Biscuits.
Posisi Kudung digantikan oleh Toto, yang sebelumnya main di Analvomit.
Nah, di era bersama Toto inilah, Burgerkill mulai aktif untuk menulis lagu-lagu karya mereka sendiri.
Setelah ikut beberapa kompilasi lewat lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri, Burgerkill mulai diterima dan mendapat tawaran untuk tampil di acara underground yang digelar di GOR Saparua Bandung pada era pertengahan 90-an.
Album Perdana
Setelah mulai banyak tampil di Jakarta serta Bandung, nama Burgerkill semakin dikenal.
Seperti kebanyakan band pada umumnya, sampailah mereka dititik untuk merilis album.
Pada masa ini, mulai timbul konflik yang terjadi di dalam tubuh band. Salah satu yang cukup parah adalah perihal ketergantungan Kimung akan drugs.
Demi berlanjutnya band, akhirnya Kimung memutuskan untuk mengundurkan diri, meskipun dirinya telah menunaikan tugas mengisi semua track bas untuk album perdana Burgerkill.
Banyak hal yang terjadi hingga album perdana mereka tertahan cukup lama belum dirilis sampai akhirnya takdir membawa Eben bertemu dengan Dadan Ketu (Sekarang Manajer Burgerkill) pemilik Riotic Records.
Tanpa ada kontrak dan meeting yang berbelit, akhirnya dengan modal kepercayaan dan obrolan dipinggir jalan, album perdana Burgerkill, Dua Sisi, resmi dirilis oleh Riotic Records, dan dirilis sebanyak 2000 kopi.
Seiring berjalannya waktu, tiga personil yang tersisa saat itu, Ivan, Eben, dan Toto memutuskan untuk menambah skuad.
Di sektor gitar, ada nama Ugum yang sebelumnya berasal dari band Disorder Lies, dan untuk mengisi posisi bas, akhirnya Eben menarik sosok Andris, atau yang sekarang dikenal dengan panggilan Abah, yang saat itu masih menjadi drummer Forgotten dan Naked Truth.
Lewat formasi inilah, single legendaris seperti Homeless Crew sampai Sakit Jiwa dirilis.
Goes To Major Label!
Satu hal yang akan selalu tercatat dalam sejarah industri musik Indonesia yang melibatkan Burgerkill terjadi ketika mereka akan merilis album kedua, Berkarat.
Ketika di era 2000-an, jurang perbedaan antara band yang berada di major label dengan mereka yang berdiri sendiri alias indie masih sangat lebar.
Burgerkill, adalah antitesis dari kondisi tersebut.
Mereka band berisik, yang sepertinya nggak punya “peluang” untuk jualan di pasar industri musik mainstrem, tapi kenyataannya mereka menjadi salah satu band cadas Indonesia yang diajak bergabung dengan salah satu label raksasa di Indonesia, Sony Music Entertainment.
Awal 2004 adalah momen yang benar-benar berbeda dalam perjalanan karier mereka. Saat itu, mereka telah menjadi artis dari sebuah label besar, jadwal promo ke berbagai dalam skala nasional mereka lakukan.
Tentunya, termasuk ke HAI. Saat itu, Tiga Titik Hitam dan Terlilit Asa jadi gacoan sampai digarap video klipnya.
Masih di tahun yang sama, Burgerkill benar-benar mencuri perhatian setelah mampu menjadi pemenang dalam ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) di tahun 2004, dalam kategori Best Metal Production.
Oh , iya, sejak penggarapan album kedua ini, Ugum telah emngudnurkan diri sebagi gitaris, dan posisinya digantikan oleh Agung, yang sebelumnya tercatat sebagai gitaris Jeruji.
Album Legendaris dan Aksi Abah
Efek bergabungnya mereka ke major label memberikan pengaruh yang cukup besar, hingga ada permintaan agar album album perdana mereka dirilis ulang oleh Sony Music.
Setelah album repacked itu, Burgerkill sempat merasakan rehat sejenak dan kembali aktif pada pertengahan 2005.
Nah, untuk kedua kalinya, posisi drum kembali berubah dalam perjalanan karier Burgerkill.
Kali ini, Toto memilih untuk cabut dari band karena akan fokus dengan pekerjaannya di luar musik.
Padahal, saat itu, Burgerkill tengah dikejar target deadline dari label untuk segera merampungkan album terbaru.
Baca Juga: Masih Di-bully Soal Lagu 'Peradaban', Ini Saran Eben 'Burgerkill' untuk .Feast
“Pada saat itu intinya saya sudah nggak enjoy, lagi, mungkin pikiran saya udah di tempat lain, dari pada hal itu menimbulkan banyak konflik di kepala saya, ya sudah, saya keluar,” ujar Toto.
Dalam kondisi mendesak itulah, akhirnya Abah Andris kembali ke habitat lamanya di belakang set drum. Ajaibnya, Abah juga “menghajar” semua take bass untuk album Beyond Coma and Despair.
“Harus edanlah album ini,” celoteh abah dalam dokumenter We Will Bleed.
Apa yang dikatakan Abah memang menjadi kenyataan. Album ini seperti menjadi pertanda era baru untuk Burgerkill.
Banyak perubahan terjadi dalam band ini, selain akhirnya mereka memutuskan keluar dari Sony Music, beberapa minggu sebelum album ini dirilis, sang vokalis, Ivan, menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit yang telah cukup lama menggrogoti tubuhnya, termasuk dalam proses rekaman album ini, daya tahan tubuhnya mulai melemah.
Dalam kondisi duka ini, rencana untuk launching harus tetap berjalan, sehingga Yadi dari Motordead didapuk sebagai vokalis sementara untuk menggantikan peran almarhum Ivan.
Pada momen ini pula, Abah benar-benar fokus kembali menjadi seorang drummer, dan posisi bassist akhirnya pindah ke tangan Ramdan.
Untuk posisi vokalis pengganti Ivan, mereka sempat mengadakan audisi, dan akhirnya terpilihlah Vicky dari Heaven Fall, yang sampai sekarang masih bertindak sebagai vokalis Burgerkill.
Hengkangnya Abah
Kabar mengejutkan itu datang tiba-tiba pada Senin sore (30/5/2018). Melalui sebuah status di facebook official fan page Burgerkill, tersiarlah kabar bahwa dedengkot metal asal Bandung, ini nggak lagi dipekuat oleh Abah Andris.
Dalam rilis yang disebarkan oleh Burgerkill, nggak disebutkan secara spesifik apa hal yang membuat Abah nggak menjadi personil mereka lagi.
Tapi, yang disebutkan dan banyak disinggung adalah perihal kontribusi sang drummer selama 16 tahun bersama band metal paling berpengaruh di Indonesia itu.
“Bagi kami, Abah Andris tetap menjadi bagian penting dari keluarga besar Burgerkill yang ikut mewarnai sejarah perjalanannya hingga di titik ini.
Dengan besar hati, kami menghormati keputusannya dan mendoakan yang terbaik di kemudian hari untuk Abah Andris sebagai sahabat yang banyak menginspirasi,” bunyi rilis itu.
Baca Juga: Vokalis Band Black Metal Liturgy Menjadi Transgender: Gue Wanita!
Kabar yang nggak mengenakkan ini ternyata terjadi ketika band yang telah berdiri sejak 1995 tersebut tengah dalam proses rekaman untuk album baru mereka yang rencananya akan segera direkami.
“Saat ini, kami sepakat terus melanjutkan proses penulisan materi-materi lagu untuk album terbaru di studio Burgerkill, yang rencananya akan direkam akhir tahun ini. Sebuah album yang kami siapkan sebagai bentuk kecintaan terhadap musik yang kami mainkan, dan di dedikasikan untuk mereka semua yang telah memberikan kontribusi terbaiknya kepada Burgerkill,” tulis Burgerkill.
Drummer baru dan muda
Setelah Abah cabut, ada dua sosok yang dipastikan bakal gantiin doi.
Dua sosok drummer muda itu adalah Gema Manggala (Inwise/Kleo) dan Putra Pra Ramadhan (Sunrise).
Mereka bahkan udah main dalam ajang Sonic Fair 2016 di Medan dan Bandung pada 27 dan 28 Agustus tahun lalu.
Yang terpilih adalah Putra. Lewat postingan video berjudul Burgerkill Live Rehearsal 2016, telah dijelaskan secara gamblang tentang audisi proses audisi, hingga aksi Putra ketika latihan bareng dengan Vicky (vokal), Eben (gitar), Agung (gitar), dan Ramdan (bas).
“Jadi pas gue cabut (dari Kilms), teman-teman deket gue pada nyuruh cari info buat ngisi drum di Burgerkill (BK).
Pertama, gue nggak mau karena segan banget mau main sama BK. Tapi akhirnya dipaksa, ya udah, gue coba buat beraniin diri. Nothing to lose lah, gue nggak jago maen metal soalnya hahaha,” cerita Putra.
Selanjutnya, cowok yang identik dengan rambut gondrongnya ini bilang, kalo jalurnya ikut audisi BK juga dibantu oleh bantuan Tri Wardoyo, mantan manajer Kilms saat itu.
Kebetulan, cowok gondrong dan berkumis itu kenal dengan Dadan Ketu,manajer BK. Jadilah proses audisi dimulai, lewat digital.
“Gue di email sama managementnya disuruh bikin video main 2 lagu BK. Jadi ternyata emang ada audisi, cuma tertutup. Bukan buat umum gitu, emang buat yang kenal-kenal, nggak jauh-jauh dari lingkungan si BK,” katanya.
Yap, kini Burgerkill solid dengan formasi Vicky (vokal), Ebenz (gitar), Agung (gitar), Ramdan (bas), dan Putra (drum). Level Burgerkill udah bukan nusantara semata, karena Amerika Serikat dan Eropa sudah mereka jajaki.
Sukses terus, keep smokin' metal engine!