HAI-online.com -Seorang mantan Marinir Kerajaan disebutsebagai "orang paling beruntung yang masih hidup" setelah dirinya terhitung menghindarikematian sekitar 10 kali.
Pria berusia 37 tahun bernama Wes Grant itu telah mengalamisejumlahperistiwa yang hampir merenggut nyawanya, sepertitelah ditembak oleh Taliban, ditikam, terbakar, dan selamat dari stroke parah.
Ayah dua anak yang juga seorang juarabinaragawan ini mengatakan bahwasejumlah pengalamannyadengan maut telah menginspirasinya untuk tetap"berdiri dan terus berjalan".
“Aku ingin menunjukkan kepada orang-orangbahwa kitamengatasi dan melewati hal-hal ini.Akuseorang yang selamat dan meskipun segalanya tak selalu berjalan lancar,aku masih di sini,” ujar Wes seperti dikutip dari Mirror.
Pengalaman pertama Wes saat ia nyaris menemui kematian adalah saat ia tumbuh di Afrika Selatan.
Ia pernah bersepeda ke sekolahdan saat ituterlempar dari sepedanya ke jalan yangramai. Wes mengatakan bahwa dirinya saat itu melakukan bunny hop dan setang sepedanya menghantamnya.
“Aku terbangun di rumah sakit dengan jahitandan lukabesar di hidung dan pipiku.Akusangat beruntung karena tak sadar di tengah jalan,” ujar Wes.
Kemudian pada usia 16 tahun, ia ikut serta dalam kamp olaharaga medayungdi manaia terjebak di tengah kebakaran hutandan cuma memakai sandal jepit.
Baca Juga: Sukses Jadi Miliarder Muda, Pendiri OYO Awalnya Termotivasi dari Sebuah Remot TV
“Sandal jepitku terbakar habisdan berhenti di atasgundukanpasir.Kaki dan jari-jari kakiku terbakar.Akumenjalani operasi demi operasi untuk menyelamatkan kakiku dan harus belajar berjalan lagi.”
Cedera serius ketiga yang dialami Wes saat ia menyemprotkan sekaleng deodoran sampai habis ke loker sebelum membakarnya.Atas insiden itu, seluruh sisi wajah,leher, dan alisnya terbakar.
Tujuh tahun berikutnya, Wes mengalami tiga kali nyaris celaka.
Dia menjadi bocah percobaan atas keputusannya untuk meminta seorang teman menembaknyapunggungnya dengan pistol kaliber .22.
Dia juga hampir mati ketika ditikam dengan kunciletter L yang tajam saat terjadi pencurian mobil.
Baca Juga: Luksemburg Jadi Negara Pertama di Dunia yang Gratiskan Transportasi Umum
Wes menjelaskan: “Aku ingin melindungi wajahku, tapipelaku menikam pundakku.Akuberhasil melumpuhkannya.Tapi keberuntungan jelas berada di pihakku karena nyaris saja menusuk arteri dan paru-paruku.”
Insiden keenamnya terjadi saatdirinya bekerjamelakukan atraksi sebagai pemakan api di usiasekitar 20 tahun.
Salah satu rekannya secara tak sengaja menggunakan bahan bakar yang salah selama pertunjukan indoor.Hal ini yangdikombinasikan dengan pendingin udara yang dibiarkan menyala, membuat wajah Wes terbakar api.
Dia dibawa ke rumah sakit lagi dankembali mendapat"keberuntungan" dengan hanya luka bakar, lecet dan bekas luka.
Baca Juga: 5 Foto Ini Tunjukin Pentingnya Pakai Helm Demi Keselamatan Nyawa
Pada tahun 2006, Wes meninggalkan Afrika Selatan untuk bergabung dengan Royal Marines dengan tiket satu arahdanuang saku cuma £100.
Dalam beberapa minggu setelah pingsan pada tahun 2009, ia dipanggilke medan perang, perjalanan pertamanya dari dua tugasnya ke Afghanistan.
Wes mengatakan: “Saat bertugaskomandan menyuruhku menembak ke sebuah gedung.Aku tak bisa melihat apa-apa dan bertanya mengapa.Dia berteriak, 'lihat tembok di bawahmu'."
"Aku mencondongkan tubuh ke depan dan saat itulah kenyataanterlihat bahwa kami sedang berada di zona perang."
Kemudianpada 2010, saat berolahraga di gym, gumpalan darah melewati katup di hati Wes dan mencapai lehernya - menghentikan aliran darah ke otak.
Dia mengalami buta sebagian selama sembilan jam dan akhirnya menjalani operasi dengan peluang hidup 1 banding 2.
Wes berhasil selamat dari operasi itu dan bertemu wanita yang kini jadi istrinya, Holly, yang saat itu bekerja di rumah sakit tersebut.
Setelah pulih dari operasi, Wes mengalami pengalamandekat dengan kematiannya yang kesembilan dan yang paling dramatis.
Baca Juga: Korbankan Nyawa Sendiri, Bocah 12 Tahun Tewas usai Selamatkan Nyawa Teman yang Tenggelam di Sungai
Dia bekerja sebagai instruktur pelatihan di pusat skydiving ketika lompatan rutin yang dilakukan saat itu menjadi buruk.
Wes mengatakan: “Sudut dan kecepatan lompatan mematahkan duatali parasutkuyang membuatkuberputar-putar menujutanah."
“Satu-satunya hal yang bisaaku lakukan adalah memotongnya dan mengerahkan parasut cadangan."
Pemotonganbiasanya dilakukan saat berada di ketinggian 2.000 kaki, tapisaat itu melakukannya di ketinggiansekitar 500 kaki dan sekitar 10 detiksebelum menyentuh tanah.
Setelah meninggalkan militer pada 2013, Wes bekerja dalam keamanan maritim melindungi kapal-kapal kargo dari bajak laut.
Dia ditembak beberapa kali selama penugasan ini danmemberikannyapengalaman nyaris matike 10 sekaligus yang terakhir.
Weskemudianbekerja sebagaibody guarddan telahbertugas mengamankan seleb-seleb terkenal,bahkan anggota keluarga kerajaan.
Dia juga seorang binaragawanyang punya gelar juara duniadan di Inggris atas namanya.
"Akumenjalani kehidupan yang jauh lebih tenang sekarang. Keluargaku adalah yang pertama danaku adalah seorang ayah dan suami. Mereka adalah prioritasku," ujar Wes.