HAI-online.com- Seperti yang kamu tau, Indonesia punya beragam budaya dan adat istiadat. Setiap daerah punya tradisi dan tersendiri untuk menghormati orang yang sudah meninggal.
Salah satu adat istiadat yang unik dan cukup nyeremin ada di Desa Trunyan yang terletak di Bali. Desa ini masih menggunakan tradisi pemakanan hingga saat ini.
Tradisi itu bukan dibakar, dikubur dalam tanah atau dibuang ke laut, melainkan membiarkan jasad orang yang meniggal tergeletak dan membusuk dengan sendirinya.
Baca Juga: Seramnya Desa di Trailer Film Perempuan Tanah Jahanam Karya Joko Anwar
Eits tapi bukan artinya bergeletakan sembarangan di jalanan sob. Tetap ada tempatnya yang bernama pemakaman Seme Wayah. Untuk sampai ke sana, kita harus menempuh dengan menyebrangi Danau Batur, sebagaimana HAI rangkum dari Cewekbanget.id
Sesampainya di Seme Wayah, kita akan melihat banyak tulang berjejer di dalam sangkar untuk mengindari adanya hewan buas yang mengambil jenazah.
Uniknya, di Seme Wayah ini nggak tercium bau busuk dari pembusukan mayat. Hal ini dipercaya berkat pohon Taru Menyan yang menetralisir bau nggak sedap dari pembusukan tubuh.
Lokasi pemakaman pun dibagi menjadi tiga tempat, sob, tergantung jenazahnya.
Pertama ada Seme Wajah yang diperuntukan untuk mereka yang meninggal secara wajar, Seme Bantah untuk mereka yang meninggal dengan nggak wajar atau kecelakaan.
Baca Juga: Pesan Rich Brian Untuk Anak Muda: Don't Be the Next Something, Be the First You
Terakhir ada Seme Muda yang diperuntukan untuk bayi, anak kecil dan mereka yang belum menikah.
Sekedar informasi, untuk ke sana, hanya laki-laki aja yang mendapatkan izin untuk mengantarkan jenazah setelah ritual dipersiapkan. Persiapan itu adalah memandikan jenazah dengan air hujan dan membungkusnya dengan kain tapi nggak sampai kepala.
Ada yang berani dateng ke Seme Wayah nggak nih? (*)