Bau Rokok yang Nempel di Baju Ternyata Juga Bisa Sebabkan Kanker

Selasa, 13 Agustus 2019 | 20:02
Pexels/Galvão Menacho

Ilustrasi

HAI-online.com -Banyak orang mungkin udah paham bahwa perokok pasif berisiko untuk terkena kanker paru-paru,apalagi perokok yang aktif.

Namun pada temuan terbaru, bahkan orang yang nggak terpapar langsung oleh asap rokok, juga punya risiko untuk terkena kanker paru-paru.

Dr Hilmi Lockman, seorang dokter spesilis pernapasan dari Prince Court Medical Centremengatakan bahwabahan kimia dari asap rokok tetaptertinggal di pakaian, tirai, sofa, tempat tidur dan interior kendaraan.

Hal tersebut bisa dirasakan daribau asap sangat kuat yang bisa terciumdari seseorangyanghabis merokok. Orang yang terkena dampak ini disebut sebagai perokok pihak ketiga.

Baca Juga: Studi: Main Smartphone Lebih dari 5 Jam Sehari Meningkatkan Risiko Obesitas

“Asap yang dihirup sendiri oleh perokok itu melewati filter, sedangkan asap yang dihirup oleh orang lainnggak cuma asap dari rokok, tetapi juga dari tembakau tanpa filter.Ini akan meningkatkan risiko kanker paru-paru,” ujarnya.

“Beberapa pasien diketahui tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru-paru, tidak merokok atau kebiasaan buruk lainnya, tetapi mereka bisa menderita kanker paru-paru.Faktanya, perokok pasif dan orang yang menghisap asap sisa rokok ini juga bisa berisiko.”

Seperti yang dilaporkan diOriental Daily,komponen beracun yang ditemukan dalam sisa asap tersebut ada lebihdari 10 senyawa yang sangat karsinogenik(zatpemicu kanker) seperti toluena, timah, karbon monoksida, dan butana.

Zat-zat ini dapatbertahan selama berjam-jam, berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan,tergantung pada tingkat ventilasi dan polusi.

Baca Juga: Bawa Bekal dari Rumah Ternyata Punya 5 Manfaat yang Luar Biasa yang Kamu Rasakan

Anak-anak menjadi korban rokok pasif yang paling rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih rapuh.

Hilmi Lockman juga mengatakan bahwa merokoknggak cuma menyebabkan kerusakan paru-paru dan meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Namun bisajuga meningkatkan risiko penyakit paru-paru jenis lain seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, dan fibrosis paru-paru.

"Meskipun beberapa penyakit paru-paru tidak bisa dicegah, berhenti merokok pada tahap apa pun dapat membawa perbaikan, mencegah penyakit memburuk, dan memperkuat fungsi paru-paru," ujarnya.

Baca Juga: Mengeluh Sakit, Dokter Temukan Perhiasan Seberat 1,6 Kg dalam Perut Pasien

Editor : Al Sobry

Sumber : Oriental Daily

Baca Lainnya