HAI-online.com - Pernahkan kalian bertanya-tanya mengapa beberapa sneakers terlihat mirip walau berbeda merek? Nah, salah satu yang bisa dibilang nyaris kembar adalah Onitsuka Tiger seri Corsair dengan Nike seri Cortez.
Kemiripan kedua sneaker ini ternyata bukan karena tak sengaja, melainkan ada cerita tersendiri di baliknya.
Menurut buku "Onitsuka Tiger's Secret", cerita soal Corsair ini tak bisa lepas dari perusahaan bernama Blue Ribbon Shoe Company atau BRS yang didirikan oleh Philip Knight dan Bill Bowerman.
Phil Knight yang telah lulus dari Stanford University, pergi ke Jepang dan menemui Onitsuka Tiger untuk meyakinkan bahwa sepatu tersebut punya pasar potensial di Amerika Serikat.
Kemudian di tahun 1963, Knight bersama Bowerman menjadi distributor sepatu Onitsuka Tiger di AS di bawah BRS. Dalam perjalanannya, keduanya juga mendirikan Blue Ribbon Sports, yang kelak menjadi Nike Inc.
Baca Juga : Sambut 25 Tahun UFC, Reebok Rilis Sneakers Berbahan Sarung Tinju
Pada tahun 1968, Blue Ribbon Sports mengimpor seri Limber untuk pasar AS. Limber merupakan seri pertama yang menampilkan garis khas Onitsuka, dan di pasaran dikenal sebagai Mexico 66.
Setahun kemudian, Bowerman meminta agar Onitsuka mengembangkan sepatu dengan bantalan yang lebih baik dibanding seri Limber. Maka Onitsuka pun mengeluarkan seri yang dinamai Cortez.
Sepatu itu menjadi sangat populer dan laku di pasaran, namun hubungan antara Onitsuka dan BRS justru memburuk akibat perselisihan soal hak cipta sepatu tersebut.
Ketika kasusnya dibawa ke pengadilan, Onitsuka kalah dan harus menyerahkan nama Cortez ke BRS. Pabrikan asal Jepang itu tetap memproduksi sepatu serupa, namun dengan nama yang berbeda, yaitu Corsair.Cortez kemudian dianggap sebagai sepatu pertama Nike. Bowerman memberi ciri lambang Swoosh pada sepatu itu, dan menggunakan midsole rancangan sendiri. Sedangkan Corsair menggunakan garis Onitsuka dan midsole EVA.
Baik Cortez maupun Corsair hanya memunculkan lebih banyak variasi warna dan bahan. Yang jelas, keduanya adalah "saudara kembar" yang masing-masing punya penggemar tersendiri. (*)