Follow Us

Code Mixing, Penyebab Orang Jaksel Campur Bahasa dan Jadi Bercandaan

Alvin Bahar - Kamis, 06 September 2018 | 11:22
Meme Jaksel

Meme Jaksel

HAI-ONLINE.COM - Beberapa hari terakhir, rame soal lawakan dan meme soal bahasa Jaksel (Jakarta Selatan) di media sosial.Stereotip orang Jaksel yang melek media sosial, paham teknologi terkini, gaul, dan khususnya suka mencampurkan bahasa Inggris dan Indonesia dalam percakapan jadi bahan candaan.Yap, mungkin kamu pernah dengan orang yang suka nyebut “which is” atau banyak “sorry” saat chat atau ngobrol. Nah, orang kayak gini oleh netizen disinyalir dari Jaksel.Tapi, campur-campur bahasa itu sebenarnya hanya keren-kerenan atau memang untuk memermudah saat ngobrol dengan orang lain?

Baca Juga : 4 Seleb Remaja Ini Dukung Nikah Muda, Dul Paling Berani Melakukannya!Campur bahasa seperti itu namanya adalah code mixing, yang diterjemahkan jadi campur kode dalam bahasa Indonesia.Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Yang termasuk di dalamnya adalah pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dsb.

Campur kode adalah proses yang sama yang digunakan untuk membuat bahasa pidgin, tetapi perbedaannya adalah bahasa pidgin diciptakan di dalam kelompok-kelompok yang tidak menggunakan satu bahasa yang sama.Sedangkan campur kode terjadi ketika para penutur multilingual menggunakan satu bahasa yang sama atau lebih. Sebenarnya campur kode bukanlah hal baru. Masyarakat tutur sudah biasa mencampurkan bahasa nggak hanya dalam tuturan, tetapi juga pada iklan, nama bisnis, jargon, tema kegiatan, dan lain sebagainya.Latar belakang kenapa penutur melakukan campur kode ada dua yaitu: sikap (attitude) dan kebahasaan (linguistic type) yakni keterbatasan bahasa.Nah, tinggal nilai sendiri deh, kalo teman kamu yang suka ngomong “which is” itu keterbatasan bahasa atau cuma attitude aja?

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest