Follow Us

Review Sebelum Iblis Menjemput: Teror di Sepanjang Film Bikin Capek!

HAI Internship - Sabtu, 18 Agustus 2018 | 18:10
Review Sebelum Iblis Menjemput: Teror di Sepanjang Film Bikin Capek!
Sky Media

HAI-Online.com - Kalo ngomongin film horor Indonesia, kayaknya akhir-akhir ini emang lagi bagus-bagusnya ya, sob?

Dimulai dari karya Joko Anwar yang gila keren banget, Pengabdi Setan, tahun ini beberapa sutradara berbakat Indonesia memutuskan untuk bikin film horor yang nggak kalah keren.

Salah satunya adalah Timo Tjahjanto yang mungkin kalian lebih kenal sebagai salah satu dari The Mo Brothers.

BACA JUGA: Vino G Bastian Berani Jadi Wiro Sableng dan Siap Dikritik Habis!

Kali ini, sutradara yang emang udah nggak asing di ranah film horor kembali merilis film horornya, berjudul Sebelum Iblis Menjemput.

Banyak yang bilang, film ini mirip banget sama Pengabdi Setan-nya Joko Anwar. Emang bener sih, ada beberapa elemen yang ngingetin sama film yang disebut-sebut sebagai film horor terbaik Indonesia. Misalnya, di tone yang coba dibawa sama film ini.

Film dibuka dengan alunan lagu jadul yang asik banget. Sempat bikin HAI lupa kalau ini film horor, hehehe. Lalu muncul sosok Lesmana (Ray Sahetapy) yang ternyata sedang nunggu seorang wanita, untuk membantu dia melakukan ritual pemanggilan iblis. Lesmana mau meraup kekayaan dengan cara bersekutu dengan iblis.

Dandanan si wanita yang ternyata adalah perantara iblis ini super vintage, hampir mirip dengan dandanan Ibu di Pengabdi Setan. Setelahnya, mereka menuju ke ruang bawah tanah, dan melakukan ritual pemanggilan iblis.

Ritual dimulai dengan menebarkan serbuk putih kayak tepung di lantai, membuat lambang pemujaan iblis. Lengkap dengan penggunaan kepala kambing mati. Kalau diliat-liat sih, gambar ini mirip kayak Sigil of Baphomet. Sebuah lambang resmi dari gereja iblis. Kemiripan ini yang sukses bikin HAI merasa merinding disko.

Pendekatan yang coba dilakukan sama sang sutradara Timo Tjahjanto dalam hal ritual ini menurut HAI jadi salah satu elemen yang beneran bikin penonton bisa merasa terikat sama film ini. Pasalnya, pengambilan referensi lambang ritual dari lambang gereja iblis yang beneran, bikin HAI merasa kalau hal ini bisa aja kejadian beneran.

Hutang Harta Dibayar Jiwa

Premis utama yang coba ditawarkan sama Sebelum Iblis Menjemput sebenernya klise aja, sob. Keluarga yang dikejar-kejar karena perjanjian dengan iblis. Tapi untungnya, eksekusi yang tepat dari Timo bisa bikin film ini beda dari yang lain.

Paruh kedua film menceritakan soal bisnis Lesmana yang kaya mendadak gara-gara iblis itu akhirnya pailit. Lesmana sendiri sebelumnya udah menikah lagi sama Laksmi (Karina Suwandi), meninggalkan istri pertama dan anaknya Alfie (Chelsea Islan).

Dari pernikahan keduanya ini, Lesmana punya 3 anak. Maya (Pevita Pearce), Ruben (Samo Rafaelm), dan Nara (Hadijah Shahab). Alfie dan keluarga kedua ayahnya ini nggak pernah akur. Alfie merasa Lesmana meninggalkan ia dan ibunya yang bertahun-tahun lalu "bunuh diri" begitu aja.

Sampai akhirnya Lesmana diceritakan bangkrut dan akhirnya sakit-sakitan. Alfie, Laksmi, Maya, Ruben, dan Nara ketemu di villa milik Lesmana tempatnya dulu melakukan ritual pemanggilan iblis.

Alfie sedang nostalgia masa kecilnya bersama sang ibu di sana, sedangkan Maya dan Laksmi sedang berusaha untuk ngambilin berbagai aset dan dokumen sisa milik Lesmana yang siapa tahu ada di villa itu.

Petaka mulai dateng saat Alfie menemukan beragam alat ritual pemanggilan iblis di sebuah kamar. Pas Alfie yang sebelumnya baru aja bertengkar sama Laksmi dan Maya memperingatkan mereka untuk segera cabut dari sana, ternyata udah terlambat.

Ruben berhasil membuka pintu bawah tanah yang sebelumnya disegel sama Lesmana. Iblis yang ada di sana pun lepas, dan meneror sambil menagih bayaran atas jasanya memberikan kekayaan untuk Lesmana.

Eksekusi Gila yang Bikin Capek

Premis klise ini untungnya nggak bikin film jadi membosankan. Setelah intro cerita di paruh pertama, Timo Tjahjanto berhasil memaksimalkan aspek lain dalam film untuk bikin penonton kecapean.

Di sepanjang film, Timo menyajikan serangkaian adegan horor yang hampir nggak berhenti. Teror demi teror terus-terusan disodorkan Timo dengan berbagai bentuk, mulai dari suasana creepy, sampai munculnya sosok wanita iblis.

Sebelum Iblis Menjemput beneran menebar klimaks sejak paruh kedua sampai akhir film. Pola yang digunakan nggak ngasih kesempatan penonton untuk bisa narik napas barang sebentar.

Setiap teror klimaks habis muncul, walaupun disuguhi keheningan, penonton seakan tahu kalau teror itu belum berakhir. Keheningan yang dikasih pun bukan keheningan menenangkan, tapi keheningan yang bikin penonton merinding ketakutan.

Setiap scene teror hadir, terornya pun bukan dari tone suasana creepy seperti apa yang bisa kita temukan di Pengabdi Setan. Timo mengandalkan munculnya sosok wanita iblis dan serangkaian adegan gore yang menjijikan.

Timo sendiri emang udah identik sama genre gore slasher kayak gini. Lihat aja film Rumah Dara. Darah di mana-mana atau bagian tubuh yang terpotong jadi andalan untuk menebar horor. Hal ini juga mendominasi Sebelum Iblis Menjemput.

Sosok wanita iblis yang muncul menebarkan teror bukan hanya dari kemunculan sosoknya yang segede gaban menuhin layar bioskop. Ia juga menebar teror dengan menyiksa fisik dan psikis para karakter.

Mulai dari membelit Lesmana dengan rambut panjangnya, mengganggu Nara dengan menggoyang tempat tidur, sampai mengubah Laksmi jadi sesosok zombie gila. Buat kalian yang emang suka jijik kalo nonton genre gore, siap-siap mual aja di hampir sepanjang film.

Timo nggak ragu buat menunjukan sosok wanita iblis sebagai setan utama dalam film ini. Screen time-nya banyak banget. Dan nggak semuanya untuk jump scares. Sosok wanita iblis ini beneran sering banget digambarkan lagi ngejar-ngejar karakter. Mainin adrenalin penonton banget pokoknya.

Berbeda sama film Kafir yang nggak nunjukin siapa si setan pengganggu itu, atau Pengabdi Setan yang jarang nunjukin sosok si Ibu. Dalam Sebelum Iblis Menjemput, penonton bisa tahu sosok utuh dari si pengganggu. Dengan rambut dan kukunya yang panjang dan wajah yang super putih.

Sinematografi dan scoringnya pun cukup juara dalam bikin penonton hanya mau menutup matanya sepanjang film. Timo menyuguhkan color grading yang tajam sekaligus menyeramkan. Penonton dibawa tegang dengan kombinasi warna dan cahaya yang tajem banget, sukses bikin HAI merasa tegang. Sayangnya teknik ini juga bikin sakit kepala sih, karena tajamnya warna dan cahaya yang muncul, hehehe.

Scoringnya pun mantap abis, sob. Timo nggak mengandalkan formula jump scares dengan suara yang selama ini banyak dipake sama film horor pada umumnya. Scoring yang emang berisik digunakan untuk menjaga atmosfer tetap tegang selama keheningan visual di sela-sela teror. Timo menggunakan aspek visual dengan sempurna untuk memicu jump scares. Formula nggak wajar ini malah jadi juara banget.

Duo Chelsea-Pevita yang Main Lumpur dan Darah

Film Sebelum Iblis Menjemput ini jadi film horor pertama buat Chelsea Islan dan Pevita Pearce. Mereka biasanya main di genre-genre lebih adem macam drama dan komedi romantis. Ngeliat duo artis ini main di film horor yang punya elemen gore di dalemnya, HAI sih tertarik banget. Tetep bakal keliatan cantik nggak ya mereka, hahaha.

Well, Chelsea dan Pevita ternyata berhasil membuktikan kalo mereka bukan artis yang terjebak di satu genre aja, sob. Mereka sukses bersinar di film horor ini. Chelsea yang jadi protagonis utama, cukup bisa membawa penonton bersimpati sama karakternya yang diceritakan cabut dari nikmatnya hidup kaya karena merasa dikhianati sama sang ayah.

Chelsea bisa menampilkan sisi emosionalnya dengan cukup baik. Walaupun di paruh pertama film sebelum teror mencapai klimaksnya, akting doi kerasa ngambang gitu. Setelah elemen-elemen horor mencapai puncaknya, Chelsea beneran tampil keren, sob. Ekspresi ketakutan yang doi tunjukan bener-bener bikin HAI ikutan takut.

Hal yang sama ditunjukan sama Pevita. Awalnya HAI nggak nyangka kalo Pevita sama Chelsea di sini bakal dijadiin musuh gitu. Tapi untungnya cukup memuaskan kok chemistry mereka berdua. Tapi sama kayak Chelsea, Pevita aktingnya kerasa ngambang di paruh pertama film. Rasa emosi dan kebencian yang coba dikeluarkan sama doi nggak kerasa banget.

Pevita bener-bener punya akting yang gila di paruh ketiga film. Diceritakan kalau doi udah terpengaruh sama wanita iblis ini dan alhasil jadi jahat dan berusaha mengorbankan Alfie dan Nara buat membayar hutang jiwa Lesmana.

Di sini Pevita kelihatan bener-bener apik dan mampu membawakan aura tenang tapi gila dan menyeramkan. Mulai dari gestur, gerak tubuh, sampai mimik mukanya, HAI kayak baru menemukan bentuk akting yang berbeda banget dari yang selama ini seorang Pevita Pearce tunjukin.

Di paruh pertama film justru karakter Laksmi yang diperankan sama Karina Suwandi yang jadi bintangnya. Karina sukses bikin penonton inget sama karakter Laksmi. Pun pas Laksmi berubah jadi zombie gitu, intensitas teror yang dikeluarkan beneran kerasa banget.

Plotholes di Sela-sela Teror

Formulasi horor yang coba dibawa sama Timo ternyata punya dampak yang nggak asik juga, sob. Dengan memberikan teror yang nggak berhenti sejak paruh kedua film, alhasil penceritaannya pun jadi agak keganggu. Elemen drama cuman sampe paruh pertama aja.

Intro tentang latar cerita film ini jadi kepotong-potong sejak itu. Plotholes mulai muncul, dan sukses bikin HAI bingung dan agak sedikit mikir setiap kali potongan-potongan cerita dilemparin ke sela-sela teror.

Pertanyaan-pertanyaan dan kecurigaan yang belum terjawab dari paruh pertama film, coba dijawab di sisa film. Tapi jawaban-jawaban ini disebar dalam bentuk flashback buat Alfie. Yang bikin bingung, emang dari mana flashback itu datangnya?

Flashback-nya itu pun menurut HAI sih kurang bisa menjawab beberapa pertanyaan inti. Misalnya, spoiler alert, ibu Alfie diambil sama sosok wanita iblis itu. Atau kalau emang sosok iblis itu kekunci di dalam ruang bawah tanah, kenapa di paruh pertama film sosok wanita iblis itu udah ada? Darimana asalnya doi?

Selain itu HAI juga agak bingung dengan terpengaruhnya Maya sama wanita iblis itu. Gimana caranya dan kenapa Maya bisa terpengaruh, HAI masih belum nangkep tuh.

Tapi terlepas dari itu, film ini cukup berhasil untuk bisa menetapkan standar kualitas film horor Indonesia jadi lebih tinggi lagi dari sebelumnya. Timo Tjahjanto lagi-lagi berhasil membuktikan dirinya sebagai salah satu kreator film horor terbaik Indonesia.

Buat kalian yang mau nonton, siap-siap merasa jijik dengan elemen gore di dalamnya. Dan susah tidur karena kebayang sosok si wanita iblis itu, hehehe. (*)

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest