Follow Us

Bisa Motret Aja Ternyata Nggak Cukup untuk Jadi Fotografer Freelance. Nih Daftar Syaratnya!

- Jumat, 12 Agustus 2016 | 13:43
Muhammad Fadli, fotografer lepas yang karyanya mejeng di berbagai media
Hai Online

Muhammad Fadli, fotografer lepas yang karyanya mejeng di berbagai media

Selama ini yang kita tau, jurnalis foto itu kerjanya untuk satu media cetak atau online aja. Tapi nyatanya nggak begitu, bro. Kita bisa juga, lho, jadi jurnalis foto yang nggak berkantor, tapi karya foto kita dimuat banyak media, bahkan media asing. Caranya, dengan menjadi jurnalis foto freelance.

Yap, di era internet ini, fotografer nggak melulu mesti bergantung ke satu media untuk bisa berkarya. Tiap fotografer, termasuk kamu, punya kesempatan yang sama untuk dilirik banyak media, termasuk media mancanegara. Syaratnya, harus rajin motret, dan memamerkannya di internet. Kabar baiknya, profesi ini menjanjikan banget! Sumber pemasukan kamu bakal datang dari mana-mana, guys! Selain itu, pasti bangga banget, kan, kalau foto jepretan kamu jadi dipajang banyak media. Wuih!

Contohnya aja Muhammad Fadli, cowok 31 tahun ini adalah seorang fotografer lepas yang karyanya sudah dimuat di berbagai media nasional, maupun media internasional. Sejak lulus kuliah dari tahun 2007, Fadli memilih untuk menempuh jalur fotografi sebagai cara dia memperoleh pemasukan. Motret sana-sini dan membangun link selama 5 tahun, mulai 2012 barulah Fadli mengaku mantap di profesi yang sekarang: freelance photographer alias fotografer lepas.

“Sekarang jadi freelance udah jauh lebih enak karena zamannya udah internet based. Nggak kayak dulu, setiap fotografer harus punya link ke agency dulu, buat menghubungi editor. Sekarang, kita bisa direct ke editor aja.” ujar cowok lulusan Sastra Inggris Universitas Andalas, Padang ini.

Dari cerita Fadli kepada HAI, jadi fotografer itu sebenarnya simple banget! Dengan modal skill foto yang mumpuni, kita bisa berkarya dan dilirik oleh media lokal maupun asing. Urusan jadwal foto dengan objek foto bisa diatur semua sama klien. Peralatan foto yang harus disewa pun bakal dibayar semua sama klien. Bahkan, income seorang pekerja lepas selama dua hari, bisa setara dengan gaji bulanan full time photographer. Wow! Keuntungan lain, fotografer lepas kayak Fadli ini jadi punya waktu luang buat bikin proyek sampingan lain.

“Enaknya freelance ya itu, kita jadi punya waktu banyak buat mengembangkan diri kita sendiri. Kayak kita kalau mengerjakan satu proyek pribadi jangka panjang, kita bisa banyak belajar banget. Hal kayak gini kecil banget kemungkinannya bisa kita dapat kalau kita kerja full time.” terang laki-laki yang sering ditugaskan untuk majalah Monocle dan Forbes ini.

Baca juga: Cameraperson: Profesi Yang Nggak Cuma Merekam Gambar

Jadi freelance photographer juga bikin kita pintar mengurus macam-macam. Mulai dari mengurus jadwal, mengurus klien, mengurus asuransi, sampai mengurus catatan keuangan. Jadi mandiri, karena kita bosnya, kita juga pekerjanya.

“Nggak enaknya kalau orang yang bakal kita foto ini tiba-tiba batalin jadwal foto. Waktu itu saya pernah, ngeselin banget, bikin saya bolak-balik buat ngejer.” kenangnya.

Meski ada dukanya juga, tapi dengan segala hal yang mengasyikkan tentang freelance photographer, pastinya pada nanya-nanya kan, gimana caranya? Nih, HAI bocorin di bagian selanjutnya. Simak!

Editor : Hai Online

PROMOTED CONTENT

Latest