Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Lebih dari 50% Orang Indonesia Hanya Diam Ketika Melihat Hoax

None - Senin, 17 September 2018 | 15:30
Harga BBM naik, Pertamina bilang hoax
@pertamina

Harga BBM naik, Pertamina bilang hoax

HAI-ONLINE.COM - Penyebaran informasi di media sosial kian marak dan seringkali informasi yang telah diterima, disebarkan kembali tanpa mengecek terlebih dahulu kebenarannya. Berdasarkan fenomena ini,DailySocial.id kemudian melakukan sebuah riset mengenaipersebaran hoaxdengan menyajikan data, statistik, dan insight karakteristik persebaran hoax dari sudut pandang penggunaan platform di Indonesia.Hasilnya dapat ditebak. Lebih dari setengah, atau 51,03 persen responden memilih untuk berdiam diri ketika menemukan informasi hoax. Sejalan dengan itu, 44,19 persen responden nggak bisa mendeteksi kebenaran berita yang mereka terima.

Riset ini juga mengungkapkan bahwa sekitar72 persen responden memiliki kecenderungan untuk membagikan informasi yang dianggap penting. Meski begitu, sebanyak 73 persen responden membaca terlebih dahulu seluruh informasi sebelum membagikan informasi tersebut.Satu hal yang mungkin dapat menggambarkan fenomena penyebaran berita hoax adalah, bahwa hanya 55 persen responden yang selalu memverifikasi keakuratan atau fact check mengenai informasi yangberedar.Chief Editorial and Research DailySocial.id, Amir Karimuddin, mengatakan untuk menanggulangi hoax, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memahami terlebih dahulu bagaimana proses penyebaran hoaks, khususnya melalui platform sosial yang banyak digunakan saat ini."Diharapkan hasil yang diperoleh bisa jadi referensi bagi pemangku kebijakan dan pihak-pihak terkait untuk membantu menanggulangi atau senggaknya meminimalisasi dampak informasi hoax di Indonesia," ujarnya, seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (14/9/2018).DailySocial.id bekerja sama dengan Jakpat Mobile Survey Platform melakukan riset ini pada 2-6 Agustus 2018. Pengambilan data ini dilakukan selama dua hari dan kemudian dikompilasi selama empat hari hingga selesai jadi laporan.

Baca Juga : Brasil Ajarkan Kurikulum Analisis Berita untuk Antisipasi Berita HoaxProses riset ini dilakukan dengan 6 tahapan, antara lain:

1. Menjelajahi, merumuskan, dan menemukan masalah.2. Menentukan model penelitian dan parameter penelitian.3. Menentukan instrumen pengumpulan data.4. Mengumpulkan data dari hasil yang diperoleh.5. Proses dan menganalisis data.6. Membuat laporan.Menurut Amir, sebanyak 2.032 responden diambil berdasarkan lokasi, usiadan jenis kelamin.Berdasarkan data DailySocial.id, mereka mengambil 77,21 persen responden yang beradadi Pulau Jawa dan 22,79 persen dari luar Jawa. Kemudian, untuk faktor usia dibedakan jadi 8 kategori. Berikut rinciannya:- Usia kurang dari 16 tahun: 1,38 persen- Usia 16-19 tahun: 14,52 persen- Usia 20-25 tahun: 31,35 persen- Usia 26-29 tahun: 21,75 persen- Usia 30-35 tahun: 17,08 persen- Usia 36-39 tahun: 7,92 persen- Usia 40-45 tahun: 3,99 persen- Lebih dari 45 tahun: 2,02 persenKemudian, untuk faktorjenis kelamindari 2.032 responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 57,97 persen dan untuk perempuan sebanyak 42,03 persen.

Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Riset: 51 Persen Orang Tidak Melakukan Apa-Apa Ketika Menemukan Hoax"

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x