Secara pendapatan, pegawai kontrak juga memperoleh sedikit imbalan dari perusahaan dibanding pegawai tetap.
Maria Noel Fernandez, direktur kampanye Silicon Valley Rising, sebuah kelompok serikat pekerja yang mengadvokasi buruh mengatakan, boleh jadi mereka bekerja di perusahaan kaya, namun mereka bukan bagian dari kekayaan Google.
"Banyak pekerja yang tidak memiliki suara. Mereka belum tentu mendapatkan manfaat dari bekerja di sebuah perusahaan teknologi besar dan mentereng ini," jelas Fernandez.
Dilansir KompasTekno dari Seattle Times, Rabu (1/8/2018), Google memberikan nama sendiri bagi para pekerja kontrak, yakni TVC yang merupakan kepanjangan dari "temps, vendors and contractors".
Mereka dipekerjakan oleh pihak agensi luar, termasuk dari Adecco Group, Cognizant Technology Solution, dan Randstad.Sayangnya, Google menolak blak-blakan soal berapa agensi yang digunakan untuk merekrut pekerja sementara tersebut.
Sementara para mantan pekerja kontrak dan tetap Google, menolak untuk memberikan keterangan karena tak ingin membahayakan pekerjaan mereka. Namun mereka memiliki rencana untuk mendiskusikan isu pekerja kontrak ke manajemen Google.
Beberapa perusahaan Silicon Valley lain, seperti Apple dan Facebook juga bergantung pada pekerja kontrak yang terus menerus ada. Sebab, merekrut pegawai kontrak bisa menekan jumlah pekerja tetap.
Dengan begitu, biaya bisa dialirkan ke bidang utama, seperti pengembangan kecerdasan buatan. Setali tiga uang, para investor juga berharap perusahaan tetap bisa meningkatkan peforma dengan menekan jumlah pegawai.
Respons Google
Juru bicara Google mengaku jika perekrutan TVC hanya terjadi jika Google tidak memiliki ahli khusus, seperti supir shuttle bus, dokter, dan penguji berkualitas yang memiliki asuransi. Alasan lainnya, para pekerja kontrak direkrut untuk mengisi posisi yang sedang kosong, seperti ditinggal cuti pegawai tetap.
Kendati demikian, masih ada pekerja kontrak yang yakin jika bekerja di Gogle, meski kontrak, bisa menjadi batu loncatan karirnya. Mereka juga memandang Google sebagai tempat kerja yang dermawan. Walupun beberapa di antaranya merasa tersisihkan.
"Orang-orang akan menunduk meskipun kamu melakukan pekerjaan yang sama," ungkap salah satu pekerja kontrak yang telah bekerja selama dua tahun di Google.