HAI-ONLINE.COM - Sepak bola terkadang berpihak kepada realisasi dongeng yang sulit dicerna oleh akal sehat manusia. Timnas Jepang, di Piala Dunia 2018, hampir membuat hal tersebut kenyataan. Namun, salah satu contoh dongeng paling nyata yaitu kesuksesan Jepang membawa pulang trofi Piala Dunia Wanita 2011. Jalan cerita Jepang menyerupai kisah heroik Yunani di Piala Eropa 2004, yang notabene menempati urutan buncit dalam bursa juara sebagian besar rumah taruhan, serta keperkasaan Italia menjuarai Piala Dunia 2006 di tengah belitan skandal pengaturan skor Serie A.Siapa berani mengunggulkan Jepang di Piala Dunia Wanita 2011? Prestasi terbaik para Srikandi Negeri Sakura itu sebatas menembus perempat final edisi 1995 meski selalu ikut serta sejak penyelenggaraan pertama (1991).Keajaiban, tapi memang sudah semestinya mengingat Aya Miyama dkk mengusung misi mulia membantu rakyat Jepang melupakan tragedi tsunami yang menerjang negara mereka sekitar tiga bulan sebelum Piala Dunia Wanita 2011 dimulai.
Cek: Ngintip Bangunan Tua yang Didesain Jadi Kartun Psikedelik di JermanBulu kuduk siapa pun bakal merinding ketika mengetahui Miyama sempat dinyatakan hilang ditelan tsunami.
Ia dikhawatirkan tewas, tapi ternyata selamat dan berhasil pulih tepat waktu untuk dapat membela Jepang di Piala Dunia Wanita 2011.Semangat bertanding Jepang semakin berkobar di saat-saat krusial berkat kebijakan pelatih memperlihatkan kumpulan potret tentang kehancuran negara mereka akibat tsunami.Efeknya sangat terasa karena para pemain memiliki alasan kuat dalam mengejar prestasi tertinggi.“Potret-potret kehancuran Jepang itu sangat menyentuh jiwa kami semua,” kata Miyama.
Benar saja. Langkah Jepang cenderung mulus menuju final dengan menyingkirkan sang juara bertahan, Jerman (perempat final; 1-0) dan Swedia (semifinal; 3-1). Amerika Serikat menunggu mereka di partai puncak.Amerika lebih diunggulkan lantaran bermodalkan tradisi juara dan pemain-pemain kelas wahid sekaliber Hope Solo, Carli Lloyd, Abby Wambach, dan Alex Morgan.Anggapan ini nyaris terealisasi tatkala Morgan membawa timnya unggul pada menit ke-69.Namun, Jepang ogah menyerah dan terus berusaha membalas gol Morgan. Hasilnya terlihat ketika Miyama menggetarkan gawang Solo sembilan menit menjelang bubaran memanfaatkan miskomunikasi antarpemain belakang Amerika.Berlanjut ke babak ekstra, lagi-lagi Amerika memimpin via ayunan kepala Wambach pada menit ke-104. Jepang kalah? Tunggu dulu. Homare Sawa mampu menyamakan skor di sisa waktu sehingga juara Piala Dunia Wanita mesti ditentukan lewat adu penalti.Di sinilah takdir memihak Negeri Sakura. Sebanyak tiga dari empat algojo Amerika meleset, sedangkan tiga penendang Jepang, antara lain Miyama, Mizuhi Sakaguchi, dan Saki Kumagai, menjalankan tugas dengan sempurna.Euforia meledak. Untuk pertama kalinya Jepang memenangi trofi kejuaraan sepak bola tingkat global, kendati diwakili tim wanita.Sebuah prestasi yang nggak cuma mengharumkan nama negaranya, melainkan juga kawasan Asia.
Artikel ini pertama kali tayang di JUARA dengan judul "JUARA Klasik 17 Juli 2011; Dongeng Emas Jepang Menyabet Titel Piala Dunia Wanita"