Follow Us

Ternyata Begini Cara Para Astronot Salat dan Puasa di Luar Angkasa

Alvin Bahar - Minggu, 27 Mei 2018 | 15:15
Kelak dalam misi ke Mars, astronot masa depan akan meninggalkan perlindungan medan magnet milik bumi
Mahandis Yoanata Thamrin

Kelak dalam misi ke Mars, astronot masa depan akan meninggalkan perlindungan medan magnet milik bumi

HAI-ONLINE.COM - Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana astronot menjalankan ibadah di luar angkasa? Pertanyaan ini pernah didiskusikan pada 2007 ketika Malaysia akan mengirimkan astronot pertamanya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama 10 hari.Ketika Sheikh Muszaphar Shukor dikirim ke ISS pada 10 Oktober 2007, sebetulnya bulan puasa pada tahun itu hanya tinggal dua atau tiga hari saja. Namun, Shukor yang telah berpuasa selama pelatihan berkata bahwa dia tetap ingin berpuasa ketika di ISS.Masalahnya, ISS mengelilingi bumi 16 kali dalam sehari yang berarti matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit. Selain itu, dengan kecepatan tersebut, ISS mengalami kondisi mikrogravitasi yang menyulitkan para astronot untuk berlutut.Kebingungan ini pun akhirnya dijawab oleh Dewan Fatwa Nasional Malaysia yang menerbitkan buku panduan untuk beribadah di ISS.Mereka menulis, puasa bisa dilakukan di ISS atau Qada’ (kompensasi) di Bumi (selama bulan Ramadhan). Waktu untuk berpuasa disesuaikan dengan zona waktu dari lokasi diluncurkannya astronot.

Cek: 5 Aktor Avengers dengan Stuntman-nya, Ternyata Wajahnya Mirip Ya!

Pernyataan tersebut kembali dijelaskan oleh mantan Menteri Sains Malaysia, Jamaluddin Jarjis, yang berkata kepada Space.com, 24 September 2007, bahwa Shukor diperbolehkan untuk mengundur puasanya hingga kembali ke bumi.Untuk soal shalat, Dewan Fatwa Nasional Malaysia juga berkata bahwa durasi 24 jam-nya harus disesuaikan dengan zona waktu lokasi diluncurkannya astronot.Kalo arah Kabah di Mekkah sulit untuk ditentukan, astronot bisa menggunakan gambar Kabah atau bumi sebagai kiblat. Lalu untuk wudhu, astronot bisa menggunakan tisu atau handuk basah yang disediakan di ISS.“Bentuk postur tubuh (seperti berdiri, membungkuk, dan berlutut) disesuaikan dengan kondisi di ISS,” tulis Dewan Fatwa Nasional Malaysia.Kalo astronot nggak bisa berdiri tegak, astronot bisa mencoba untuk berdiri dengan postur apa pun. Bila masih kesulitan, astronot boleh duduk dan membungkuk dengan mendekatkan dagu ke lutut atau tempat berlutut.Namun, kalo astronot benar-benar nggak bisa mengubah posturnya sama sekali, Dewan Fatwa Nasional menyarankan untuk menggunakan kelopak mata sebagai indikator perubahan postur selama shalat atau bahkan sekadar membayangkan urutan shalat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Cara Astronot Shalat dan Puasa Kala Matahari Terbit 16 Kali Sehari".

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest