HAI-ONLINE.COM - Pada era foto instan dengan smartphone seperti sekarang, pasti nggak pernah terpikir bahwa foto pertama di dunia itu susaaaah banget untuk dibikin sampai-sampai memakan proses selama delapan jam!
Foto pertama di dunia diambil oleh Nicephore Niepce, salah satu pelopor fotografi, di Perancis, antara tahun 1826 hingga 1827 atau sekitar 190 tahun yang lalu. Foto berjudul "Pemandangan dari Jendela di Le Gras" ini pernah hampir lenyap ditelan bumi setelah menghilang pada tahun 1905, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Business Insider.
Selang hampir lima dekade kemudian, pada 1952, sejarawan foto, Helmut Gernsheim, menemukannya teronggok dalam sebuah kotak tak bertanda, dalam gudang rumah seorang keturunan dari pemilik sebelumnya.
Sesuai judulnya, foto itu memperlihatkan bagian bangunan dan lingkungan sekeliling yang tampak dari rumah milik Niepce, Le Gras.
Baca Juga: Kamera Pro di Smartphone Ini Bikin Kamu Terlihat Bagus Banget Malam Ini...
Ilustrasi camera obscura dari abad ke-18. Sebelum dipakai untuk fotografi, camera obscura biasanya digunakan seniman untuk menggambar dengan panduan proyeksi cahaya dari obyek di depannya.
Cara motretnya ternyata nggak sesimpel yang dibayangkan. Bukan cuma jepret sih intinya.
Niepce memakai pelat timah yang dilapis Bitumen of Judea (sejenis aspal yang timbul secara alami di alam). Pelat ini lantas ditaruh di dalam camera obscura, alat sederhana berupa kotak tertutup yang diberi lubang kecil di satu sisinya.
Cahaya yang masuk dari lubang itu terproyeksi (secara terbalik) pada pelat timah. Setelah menunggu selama delapan jam, bagian bitumen yang terkena cahaya mengeras, sementara sisanya tetap lunak dan bisa diluruhkan dengan memakai cairan lavender. Foto pertama di dunia pun tercipta.
Metode penciptaan foto dengan camera obscura dan bitumen tersebut muncul setelah Niepce berulang kali melakukan eksperimen secara trial and error. Dia menyebut temuannya sebagai "heliography" atau teknik "menulis dengan cahaya".
Pada waktu kemudian, Niepce bekerja sama dengan pionir fotografi lainnya, Louis Daguerre, untuk mengembangkan heliography. Setelah kematian Niepce pada 1833, Daguerre meneruskan penelitian hingga akhirnya menelurkan teknik daguereotype yang memopulerkan fotografi di kalangan publik pada 1839.