HAI-ONLINE.COM - Kamu mungkin pernah mendengar bahwa atom yang membentuk tubuh kamu dan semua materi normal lainnya di alam semesta sebagian besar adalah ruang kosong. Itu benar, meskipun kita terlihat padat. Cukup padat unsur-unsur dalam atom kita, sehingga nggak bisa melewati ruang kosong atom lain, begitu sebaliknya.
Sebuah video sains dari akun Youtube bernama Life Noggin menjelaskan alasannya. Semua itu ada hubungannya dengan elektron yang mengorbit inti atom. Gambar atom menunjukkan elektron mengitari nukleus dalam pola yang rapi dan bagus.
Namun, sesungguhnya itu nggak terjadi sama sekali—mereka semacam berkerumun di sekitarnya lebih dari sekadar konfigurasi awan. Untuk melewati atom lain, elektron dari atom pertama harus tetap ada—sesingkat apapun—di ruang atom yang sama dengan elektron dari atom kedua. Dan, sederhananya, ini nggak mungkin.
Cek: Udah Kayak Film Avengers, Ini Dia 5 Hal yang Dilakukan Manusia untuk Menyelamatkan Bumi
Seperti pertama kali dirumuskan oleh fisikawan Austria, Wolfgang Pauli, pada tahun 1925, nggak ada dua elektron dalam sebuah atom yang secara bersamaan dapat berada dalam kondisi dan konfigurasi yang sama. Artinya, kamu nggak dapat memiliki dua elektron yang menempati ruang yang sama dan melakukan pekerjaan yang sama.
Hal ini kadang-kadang dijelaskan dalam mekanika kuantum sebagai gaya tolak-menolak antara dua fermion, dan interpretasi sains populer mengatakan bahwa ini mencegah atom menyentuh atom lain. Namun, penggunaan kata “gaya” untuk menggambarkan interaksi ini nggak sama dengan penggunaan kata tersebut pada umumnya.
Menurut sebuah makalah tahun 2003 di American Journal of Physics, "gaya" adalah analogi yang buruk yang berpotensi disalahtafsirkan oleh mahasiswa baru. Di satu sisi, Philip Moriarty, seorang profesor fisika di University of Nottingham, mengatakan bahwa "kontak" nggak ada pada tingkat atom—itu adalah titik di mana gaya tarik-menarik Van der Waals menyeimbangkan gaya tolak-menolak Pauli. Namun, itu nggak selalu sama dengan "sentuhan".
"Kamu nggak dapat menggeneralisasikan apa yang dipikirkan orang normal tentang menyentuh ke tingkat kuantum, jadi kamu harus mencari definisi lain", ucapnya.
Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Mengapa Manusia Tidak Bisa Menembus Tembok? Inilah Penjelasannya"