Follow Us

Bullying Nggak Bisa Dianggap Remeh. Jika Kamu Atau Temanmu Jadi Korbannya Lakukan 3 Langkah Ini

Dok Grid - Jumat, 22 Desember 2017 | 09:30
Kasus Bullying Terjadi Di SMA Don Bosco
Rizki Ramadan

Kasus Bullying Terjadi Di SMA Don Bosco

HAI-online.com - Bullying merupakan isu yang sering terjadi di Indonesia yang mengundang banyak perhatian masyarakat. Yap, bullying sebagai suatu tindakan yang mengganggu orang lain, bisa secara fisik, verbal, atau emosional. Bullying sering kali terlihat sebagai perilaku pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik ataupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih ”lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih ”kuat”.

“Salah satu alasan yang membuat seseorang menjadi pelaku bullying adalah pengalaman sebelumnya yang mungkin ia menjadi korban bullying yang menimbulkan rasa dendam. Kemudian, ia melampiaskan rasa dendam tersebut kepada orang lain dengan menjadi pelaku bullying,” ujar Acep Saepudin, Ketua dari For Children Foundation saat diwawancari HAI pada acara Presentation Day, Muda Bergerak, Menara by Kibar, Rabu (20/12/2017).

Acep Saepudin juga menambahkan bahwa dampak atau memori bullying bagi para korban nggak akan mudah hilang begitu saja. Melainkan, memori tersebut akan selalu tersimpan oleh sang korban. Hal ini sejalan dengan apa yang dialami oleh Acep. Ia merupakan salah satu korban bullying dan merasakan dampak bullying itu hingga saat ini (usia 22 tahun). Atas latar belakang itulah akhirnya ia membangun komunitas sosial yang bernama For Children Foundation yang berfokus pada isu bullying anak yang ada di Indonesia.

Lalu, bagaimana para korban bullying untuk berani berbicara (speak up) kepada orang lain bahwa mereka adalah korban dan membutuhkan pertolongan? Berikut tiga penjelasan yang disampaikan oleh Acep Saepudin :

1. Memiliki Teman Untuk Berbincang

Hal ini berguna agar sang korban nggak merasa “sendirian” dalam menghadapi bullying. Tentu dengan adanya teman untuk berbincang, setidaknya sang korban akan sedikit merasa tenang dan merasa bahwa ada orang lain yang mengerti keadaannya.

2. Jangan Menyendiri

Jika sang korban bullying menyendiri, dikhawatirkan dapat melakukan hal-hal yang nggak diinginkan dikarenakan adanya depresi di dalam diri sang korban. Oleh karena itu, sang korban bullying harus selalu mendapatkan pengawasan, setidaknya sampai ia memiliki emosi yang sudah stabil untuk dilepas “sendiri.”

3. Gunakan Sosial Media Sebagai Kampanye Bahwa #BullyItuJahat

Yap, #BullyItuJahat merupakan salah satu kampanye yang di gagas oleh For Children Foundation melalui sosial media. Hal ini bertujuan agar semakin meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa isu bullying di Indonesia adalah isu serius yang perlu ditangani dengan baik.

(Penulis : Kalika Diah P.M)

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest