Indonesia itu emang kaya banget ragam kulinernya. Banyak orang kreatif yang mampu mengolah bahan sehingga menjadi jenis kudapan baru. Salah satunya yang yang paling hits sekarang ini adalah seblak, kerupuk mentah yang direndam kuah dan bumbu tertentu.
Nggak sedikit tuh penggemar seblak muncul. Nggak sampe ada yang bikin semblak fans club, sih. Tapi abang-abang seblak di depan sekolah atau depan komplek selalu dikerubuti.
Tapi, kita perlu ingat nih. Jika memakan semblak kebanyakan, kita mesti siap kena penyakit. Seorang ibu bernama Desy Puspita Yulida, Minggu (08/10) lalu bercerita di Facebook tentang putrinya, Salma, yang mesti dirawat karena usus buntu akibat kebanyakan makan seblak.
Awalnya, Salma mengeluh sakit perut sepulang sekolah. Bahkan, perutnya sampe nggak bisa digerakkan karena keram usus.
Setelahnya, ia muntah-muntah dan diare.
(Baca:5 Puisi Tentang Kopi Dari Penyair Joko Pinurbo. Asik Untuk Caption Instagram!)
"Lalu diadakan pemeriksaan cek darah dan rontgen. Hasilnya asam lambung naik, leukosit sel darah putihnya 14.000 lebih," tulis Desy dikutip Kompas.com
Dokter yang menanganinya menyebutkan bahwa ia sudah banyak menangani pasien dengan masalah pencernaan disebabkan oleh kebanyakan makan seblak.
"Usus buntu yang ibu alami bukan karena cabainya. Tetapi karena kerupuk mentah kalau disimpan dalam air tapi tidak hancur, malah jadi kenyal. Kebayang enggak bu, akan bagaimana? Begitu pun dalam usus kita. Kerupuk itu tidak akan hancur," kata Desy.
Namun, ahli gizi dari IPB, Hardinsyah bilang bahwa kerupuk seblak yang berasal dari tapioka(Aci) bisa kok dicerna dalam lambung.
"Daging saja ada yang lebih kenyal, seperti kikil, bisa diproses. Karena ada enzim-enzim di dalam lambung kita. Ada enzim untuk mencerna protein, lemak, karbohidrat," katanya.
Kecuali, jika dalam seblak tersebut ada endapan yang berasal dari sambal yang cabenya nggak ditumbuk sampai halus. Endapan tersebut bisa menginfeksi usus.
Tetep hati-hati, ya bro!
(Artikel ini mengutip dari Kompas.com, "Viral Kisah Usus Buntu Gara-gara Seblak, Apa Kata Ahli Gizi?")