Sejak terbentuk pada Maret 2012 silam, Paper Box nggak mau disebut pop punk, Kenapa? Jawabannya nanti ada, kok. Sekarang, kita kenalan dulu sama trio asal Jakarta ini. Paper Box yang digawangi oleh Cacha Hawkins (Gitar/Vokal), Septian Isnan (Bas), Ayub Sholihien (Drum), ini emang cukup gencar banget promosi dimana-mana. Kaya ngejar setoran banget, gitu. Usut punya usut, penyebabnya karena mini album mereka, Let The Camouflage Begin! yang udah dirilis sejak 9 Juni 2015 lalu ini emang sempet terhambat dalam masa promosinya karena studi yang dijalankan oleh salah satu personilnya.
“Kemarin kehalang karena bassist kami tuh sempet ada belajar bahasa ke Korea gitu selama 6 bulan. Tapi, kami langsung ngadain tur jawa bali untuk ngisi ke kosongan untuk promo sementara” ujar sang drummer.
Mengusung konsep Punk, Paper Box dalam mini albumnya banyak bercerita tentang berbagai macam hal yang ada di sekitarnya dari cinta-cintaan sampe politik, “Kami masing-masing nyumbang lirik juga disini. Jadi, temanya ada yang mulai dari politik, kisah cinta, persahabatan juga ada. Tapi, emang lebih banyak ke politiknya sih” kata Isnan, sang bassist.
Berbicara soal genre musik, band yang satu ini nggak mau disebut sebagai band pop punk lho, “Kami pengennya lebih disebut Punk aja jadi nggak pake embel-embel pop” pungkas sang drummer. Caca, sang vokalis menambahkan, “Ya, punk rock boleh lah, tapi maksudnya kami nggak pop punk gitu. Karena, kalo diliat dari musiknya juga nggak pop punk banget,” jelasnya.
Kalau nggak ada halangan, Paperbox juga udah siap menelurkan album baru lagi nih tahun depan, “Kami sih pengennya ada album baru lagi sih di awal tahun depan, cuma, kami belum tau bisa masuk rekamannya kapan. Paling akhir tahun atau awal tahun sih” terang Ayub, sang drummer.
Kita tunggu album barunya, ya, guys!