Berawal dari kasus kabut asap yang beberapa waktu lalu melanda Indonesia, khususya Kalimantan. Dua siswa SMA 1 di Tarakan, Kalimantan Utara, menciptakan alat pendeteksi kelayakan udara.
Yap, keduanya adalah Aan Aria Nanda dan Feriawan Tan. Mereka menamakan alat tersebut D-Box CC (Detector Box For CO dan CO2) guna mengetahui kadar karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO) di udara yang kita hirup.
“Alat pendeteksi ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan kualitas udara. Soalnya, untuk menentukan udara itu layak apa nggak susah dibuktikan dengan mata telanjang,” ucap Aan saat Bosh Young Inventors di Jakarta, Jumat (19/8).
Well, alat tersebut memiliki sistem peringatan berupa suara jika udaranya nggak layak. Jelasnya, alat tersebut juga dilengkapi dengan tiga warna lampu yang menyala, merah, kuning, dan hijau. Kalo hijau, hal itu menandakan udara yang kita hirup layak guys, sedangkan kalo warnanya kuning, mengindikasikan kalo udara sudah melewati batas aman CO dan CO2, adapun warna merah berarti udara udah nggak layak bro.
Sepintas, alat ini emang sangat sederhana. Dia mengaku, pembuatan alat ini nggak merogoh kocek hingga jutaan rupiah kok. Komponenya aja bisa didapat tanpa harus mendatangkan dari luar Tarakan. Soalnya, di Tarakan sendiri udah ada distributor yang memang memiliki kompenen yang dibutuhkan.
Soal harga, Aan dari Feri mematok biaya Rp 529 ribu. Keduanya juga bersedia untuk memproduksi massal alat itu, kalau sudah melalui tahap pengembangan alat tersebut supaya lebih praktis. ( Christoforus R)