Kalo aja Young Lex nggak berpikir pentingnya konten visual untuk menunjang karir bermusiknya sebagai rapper, mungkin kita nggak akan mendengar namanya bisa sebesar sekarang. Harus diakui, kalau konten digital yang pada saat itu di Indonesia baru mulai berkembang di Indonesia terus tumbuh, begitupun dengan YouTube yang ketika itu masih jadi kolam yang dijadikan pilihan utama para kreator video di negara kita.
“Eh, bikin 1 video aja ternyata nggak cukup, ya udah gue bikin video klip kedua judulnya Far Away, lalu ketiga gue bikin video klip Dream, masih belum sukses, duit gue udah keburu abis lagi,” kata Young Lex.
Yap, meskipun udah mulai menanam benih konten visual, kesuksesan nggak datang secepat itu, duit modal udah keburu abis lagi. Modal abis, bukan berarti kreativitas juga terkikis. Untuk kedua kalinya, Young Lex kembali balik kerja di sebuah perusahaan, kali ini, di Blitz Megaplex Grand Indonesia. Hanya sekitar 3 atau 4 bulan doi bertahan kerja di sini, karena emang hanya untuk mencari uang sebagai modal rekaman.
Duit mulai ke kumpul lagi, akhirnya proses rekaman dan bikin vide klip kembali berjalan. Video klip ke-4 adalah Take My Time, lalu yang ke I Make It. Nah, lewat I Make it inilah respon baik mulai kelihatan, salah satunya di Medan. Sayangnya, belum bisa menaklukan Jakarta, modal Young Lex udah keburu abis lagi. Sisa-sisa uang kerjanya yang terkumpul akhirnya ia jadikan modal untuk berjualan lontong sayur di depan rumahnya. Yap, Young Lex udah nggak mau lagi kerja di perusahaan lain, ia mulai menyiapkan mental dengan membuka usahanya sendiri.
Pada kesempatan yang udah kesekian kali inilah, hasil perjuangannya banting tulang mencari modal mulai terlihat. Single dan video klip dari Cewe Kece, Single Woles, sampai Ini Gaya Gue, sukses menarik perhatian.Di sinilah turning point karir seorang Young Lex benar-benar terjadi, yang diawali oleh aksinya di acara yang digelar di HAI.
“HAI berperan juga dalam karir gue, waktu itu lagi zamannya shuffle, dan gue dapet kesempatan manggung buat gantiin teman gue di acara HAI Shuffle Attack. Dari situlah, gue mulai kenal sama komunitas-komunitas shuffle, gue kenal dengan mereka dan dekat, sampai akhirnya gue sering manggung di komunitas shuffle tiap sabtu dan minggu, lumayan waktu itu dibayar Rp.300 sampai Rp. 500 ribu,” ungkapnya.
Yap, hingga bisa seperti sekarang, panjang banget jalan yang udah dilewatin seorang Samuel Alexander. Nggak mudah dan nggak gampang pastinya. Tapi dari sekian banyak kondisi serba sulit yang ia alami, Young Lex udah meng-ekstrak rahasia suksesnya dalam sebuah “rumus” yang simple.
“Ngayal +kerja keras + doa = kenyataan.” pungkasnya.
Masih banyak cerita seru dibalik karir Young Lex yang dibahas tuntas di HAI edisi 33 yang terbit Senin (15/8). So, jangan sampai kehabisan, ya!