Pertanyaan-pertanyaan seputar alasan kenapa Bapak Anies Baswedan dicopot oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan dalam jajaran kabinetnya, pasti berseliweran di benak kita. Apa salahnya beliau ya?
Padahal beberapa kali HAI ngobrol dengan beliau sepertinya mantan Rektor Universitas Paramadina ini punya banyak program yang sedang dijalankan. Salah satu gebrakan awalnya ketika menjabat sebagai Menteri adalah menghapus kebijakan UN (Ujian Negara) sebagai satu-satunya syarat kelulusan. Nggak hanya dari sisi siswa, tapi juga kebijakannya yang menyangkut pengajar.
Sepertinya, keputusan Pak Presiden diterima dengan ikhlas oleh Pak Anies. Meski dengan seksama terus menyaksikan siaran mengenai reshuffle kabinet dari layar TV, tapi beliau sudah mulai berbenah mengosongkan ruangan kantornya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Siang tadi. Pak Anies mulai memasukkan barang-barangnya ke dalam boks dibantu Istri dan anak perempuannya. Beliau juga menyempatkan diri berfoto-foto dengan staff-nya di Kementerian.
Kuat dugaan, pencopotan beberapa menteri di Kabinet Kerja adalah gara-gara para menteri itu nggak membuat gebrakan dengan cepat selama masa jabatannya. Wah, atau jangan-jangan terlalu banyak program yang sedang berjalan, sehingga belum bisa ada yang terlihat hasilnya dengan cepat? Kita tunggu aja apa komentar Pak Presiden nanti.
Yang pasti, posisi Pak Anies akan digantikan oleh Muhajir Effendi. Terakhir, beliau menjabat sebagai Rektor di Universitas Muhammdiyah Malang (UMM). Ada sembilan nama baru yang masuk ke dalam jajaran Kabinet Kerja. Sementara itu, ada empat menteri yang bergeser posisinya.
Bagaimanapun juga, buat kita Pak Anies adalah menteri pertama yang programnya paling terasa buat pelajar di Indonesia, lewat penghapusan UN sebagai syarat kelulusan, dan berbagai macam program pendidikan untuk kawasan tertinggal di negeri ini.
Terima kasih, Pak Anies.
Terima kasih sudah memberikan secercah harapan. Terus berjuang buat pendidikan Indonesia!