Belakangan ini, makin banyak hal-hal “ajaib” yang bisa ditemuin setiap pagelaran gigs lokal. Contohnya aja, nih, buat yang sering dateng ke gigs yang digelar di sekitaran Jabodetabek misalnya, jangan heran kalau di tengah-tengah penampilan band, bakal ada selingan dancer!
“Anehnya, dancer itu tampil bukan dibayar, tapi mereka justru bayar buat bisa ikutan tampil di gigs. Misalnya para dancer itu share ticket (Beli tiket putus-RED) dengan harga tertentu biar bisa tampil,” ujar Brenk, manager Remember of Today, band yang saat ini lagi laris tampil di gigs Jakarta hingga Jawa.
Nggak cuma sekedar kehadiran para dancer yang membuat gigs terkesan absurd, ada juga teknik capoeira yang hadir dalam moshpit di gelaran gigs, bahkan hal ajaib yang satu ini telah berlangsung dalam beberapa tahun belakangan. Biasanya, mereka yang senang melakukan “capoeira” di gigs itu juga sering terlibat “battle” dance.
“Jadi, ketika band asik manggung, teriak-teriakan, mereka malah nonton yang ‘battle dance’ gitu. Asik sendiri,” kata Uda, vokalis Divide turut memberi kesaksian.
Dua hal itu baru sebagaian dari banyaknya hal-hal lain yang sekarang hadir di dalam gigs lokal kita, dan baru dalam lingkup gigs campuran yang biasanya dipenuhi band-band pop punk, emo, hardcore, metalcore, atau genre yang sejenis.
“Menurut gua, adanya fenomena capoera atau kungfu kids dan sebaginyaadalah proses era zaman, ketika era SKA dulu berjaya juga sama, ada fenomena ludah-ludahan, geli kita liatnya ludah dimuka (spit on face), maudibilangin nggak bisa,tapi seiringnya waktu berenti juga fenomena itu. Nah, kalo gua pribadi melihatnya akan samalah, proses jaman aja,nanti akan berenti dengan seiringnya waktu dan pendewasaan dari para pelakunya tersebut,” ujar Allay Error, MC yang kondang banget wara-wiri di gigs dari akhir tahun 90-an.
Seharusnya, sudah menjadi “kewajiban” seorang teman untuk mengingatkan mereka yang belum mengerti, bukan untuk dihakimi. Paham itulah yang dulu sangat dianut para senior di para pegiat musik sidestream. Jadi, missing link serta “distorsi” tentang makna gigs dan “pelebaran” yang nggak sesuai bisa berkurang dengan adanya edukasi tentang gigs. Tentunya, kita semua merindukan semangat gigs yang dulu bisa membesarkan band-band seperti BurgerKill, Rocket Rockers, Killing Me Inside, Pee Wee Gaskins, hingga Last Child, bukan?
Seperti apa semangat membangun gigs lokal yang sedang dan terus diperjuangkan oleh para senior dan pegiat gigs lokal dari berbagai genre lainnya? Baca selengkapnya tentang upaya mengembangkan gigs lokal di HAI yang terbit sejak Senin (7/3) minggu ini, ya!