11 tahun sudah Kotak mengarungi belantika musik Tanah Air. Nama mereka seakan makin eksis di skena rock Indonesia, meski persaingan yang makin ketat nggak bisa dielak lagi.
Kemunculan band-band baru yang kualitasnya bisa diadu memang sempat jadi ancaman besar buat Tantri (vokal), Cella (gitar) dan Chua (bass). Namun, modal kematangan dan konsistensi yang mereka miliki jadi senjata utama buat menghadang gempuran dari luar.
Dalam kurun dua tahun terakhir saja, band yang bernaung di bawah Warner Music Indonesia ini mampu merilis dua album Never Dies dan Rock N Love. Bahkan di Rock N Love yang merupakan soundtrack film, Kotak sukses meraih predikat multi platinum usai menjual lebih dari 120 ribu kopi album dalam sebulan.
Prestasi yang cukup mencengangkan, mengingat mereka lahir dari sebuah ajang pencarian bakat, The Dream Band yang sempat fenomenal pada 2004 lalu. "Kami menyadari sih sekarang kami jauh lebih matang. Mulai dari memilih materi lagu hingga jadwal off-air, semuanya sudah pasti kami pertimbangkan. Nggak kaya dulu lagi memang," ucap Tantri.
Kalau dilihat dari materi musiknya, Kotak termasuk yang konstan. Namun, di album terakhir, mereka berusaha tampil lebih ekspresif, dalam artian semua personel Kotak terlibat dalam penggarapan albumnya.
“Contohnya sih. Di album terakhir, Chua nyanyi, Cella bikin lagu dan gue bikin lagu. Dan karakter yang gue kaget saat kami memutuskan buat kolaborasi sama rapper. Tapi pas kami semua ngetes, ternyata Chua sendiri bisa ngerap. Itu sih yang kita lihat sebagai pergerakan dari Kotak, jauh lebih ekspresif dan berani,” ungkap Tantri.
Tentu saja, eksisnya Kotak sampai saat ini nggak bisa dilepaskan dari militannya para Kerabat Kotak di seluruh Indonesia. Jika kebanyakan band senior mulai ditinggalkan fans, Kerabat Kotak justru semakin berkembang besar dan luas.
Nggak salah sih, kalau Chua sendiri menyadari adanya regenerasi di dalam diri Kerabat Kotak, meski usia bandnya sendiri lumayan berumur. "Sempet gue buka-buka Instagram terus ada yang komen 'Kak, aku sudah ngefans sama Kotak sejak SD sekarang aku sudah SMA'. Itu ngebuktiin kalau ada regenerasi dan kitanya sendiri makin tua," ucap sang bassist yang baru menikah ini.
"Makanya, sempet nggak percaya sih kalau kita dinobatkan jadi Best Rock untuk sekian kalinya padahal nominator lainnya nggak kalah hebat," tambah Cella.
Dua fakta positif di atas jelas nggak bakalan terjadi kalau Kotak-nya sendiri nggak akur. Dan kebanyakan band, buat menyatukan beberapa kepala ke dalam satu misi bukan pekerjaan yang mudah untuk dipraktikan.
Dan buat Tantri, Cella, dan Chua, saling mengerti satu sama lainnya adalah kunci panjang umur band ini. “Kita semua pasti punya rasa egois dan kita semua di sini adalah seniman yang sudah pasti egoisnya tinggi. Dan biar nggak pecah, masing-masing dari kita di sini harus tahu soal penempatan karakter. Karakter Cella gimana, karakter Chua gimana. Jadi, setidaknya ketika ada perdebatan, harus ada satu yang muncul menjadi peredam,” tutur Tantri.
Pada akhirnya, para insan rock Tanah Air wajib banget kasih dua jempol buat Kotak atas segala usaha mereka buat terus menampilkan yang terbaik. Salut!