Di dunia transportasi udara, sosok yang biasanya lebih ngetop antara lain pilot dan pramugari. Yap, kedua profesi tersebut selalu terlihat di dalam pesawat terbang di maskapai manapun. Peran keduanya pun bisa dibilang vital. Pilot mengendalikan pesawat dan pramugari bertugas memberikan segala instruksi tentang keselamatan di dalam pesawat terbang.
Tapi, mungkin kalian nggak sadar kalau di balik kedua sosok di atas, ada satu profesi yang jauh lebih penting perannya di dalam proses take off , landing, dan segala hal tentang lalu lintas udara.
Mereka disebut Air Traffic Controller atau biasa disingkat ATC. Coba bayangin, kalau nggak ada ATC, bakal sering banget terjadi tabrakan pesawat di udara, serem kan? Inilah tugas para pengatur lalu lintas udara, mendata dan mengontrol arus lalu lintas setiap pesawat mulai dari lepas landas hingga mendarat.
Masih nggak percaya kalau peran ATC ini sebegitu vitalnya? Yuk kita tanya sama Pipin Wukiriyanto, seorang kru ATC di Bandara Soekarno Hatta.
Semua lalu lintas udara, mulai dari take off, ketinggian terbang pesawat, hingga landing, itu pihak ATC yang mengatur, mengontrol, dan menavigasi, ucap mas Pipin. Kebayang dong betapa sibuknya doi memantau dan mengontrol seluruh lalu lintas udara.
Rata-rata, tiap jamnya ada 50 hingga 60 take off dan landing yang harus dipantau oleh kru ATC. Itu kalau di hari biasa atau normal hour, kalau saat peak hour, bisa mencapai 72 lepas landas dan pendaratan loh!
Biasanya peak hour itu di weekend atau hari-hari libur dan hari besar nasional, itu harus ekstra teliti dan butuh konsentrasi penuh, kalau ngga, bisa fatal akibatnya,” ujar mas Pipin.
Bicara soal jam kerja, kru yang akan diberangkatkan ke London untuk menjalani pertukaran pekerja ini pun menuturkan bahwa bekerja sebagai ATC nggak seharian penuh di depan monitor kok. Terdapat shift yang dibagi menjadi tiga dalam satu hari. Shift pagi itu dimulai dari pukul 06.00 hingga 14.00, lalu shift siang dari 14.00 hingga 20.00, dan yang terakhir shift malam dari 20.00 hingga 06.00.
"Setiap dua jam sekali, diberikan waktu untuk istirahat kurang lebih 40 menit untuk menghilangkan penat dan mengembalikan konsentrasi,” tambah cowok ini ramah.
Setiap pekerjaan, pasti ada suka dan dukanya, termasuk menjadi seorang ATC. Mas Pipin pun membeberkan pengalamannya selama ini.
Dukanya, kita nggak mengenal weekend atau hari libur nasional lainnya, lalu saat cuaca buruk, kita harus cepat dan tepat ambil keputusan untuk pilot, jelas mas Pipin. Ia juga menambahkan, Senangnya itu, kita bisa membuat penumpang beserta kru pesawat merasa aman saat di lepas landas hingga kembali mendarat.”
Nah, udah tau kan, kalau di transportasi udara, bukan cuma pilot dan pramugari yang berperan, tapi kru ATC seperti mas Pipin ini mengemban tugas yang jauh lebih penting. Kalian berminat jadi kru ATC?