Rio Haryanto: Saya Hanya Fokus Bikin Indonesia Bangga

"Kalau negara nggak mau dukung, nggak masalah. Saya hanya fokus bikin Indonesia bangga," Begitulah reaksi Rio Haryanto menanggapi masalah finansial yang tengah dialaminya. Baca: Rio (Masih) Berharap ke F1

Empat tahun berkiprah di ajang feeder untuk Formula Satu, GP2 memang sudah dirasa cukup. Apalagi, cowok asal Solo ini sudah mengantongi super license yang dibutuhkan seorang pebalap buat berkompetisi di Formula Satu.

Namun sokongan dukungan, terutama dana dirasa belum cukup. Maklum, buat balapan di Formula Satu, seorang pebalap minimal harus mengantongi dana sebesar USD 20 juta buat semusim berkompetisi.

Ini yang bikin mimpinya dan mimpi semua masyarakat Indonesia buat melihat wakil negara berlaga di ajang balap mobil paling bergengsi terhadang.

"Secara diri sendiri, saya sudah siap. Karena buat saya, nggak ada yang perlu ditunggu-tunggu lagi. Saya sudah membuktikan kalau saya memang mampu buat ke level tersebut," tegas Rio.

Tapi, Rio adalah Rio. Ya, kalau sudah di atas mobil, dia memilih menghadap ke lampu start, fokusnya hanyalah bikin semua orang senang dan bangga. Daripada harus mikirin urusan kas.

Mau bukti? Tengok musim ini deh. Membesut Campos Racing Team, cowok yang katanya takut sama kecoa ini sukses merengkuh tiga kemenangan Grand Prix.

Bahkan, total 109 yang digapainya membuatnya berada di posisi kedua klasemen sementara, di bawah jagoan asal Belgia, Stoffel Vandoorne. Dia pun menjadi satu-satunya orang Asia yang berada di top 5 musim ini.

Menariknya, tiap kemenangan Rio pada musim ini disisipi dengan sisi dramanya, salah satunya di GP Austria. Ketika itu, mantan pebalap Carlin ini menjadi juara di sesi Sprint Race meski sepanjang race berjibaku dengan sayap depan yang rusak.

"Dalam balapan, yang harus kita kuasai adalah soal konsistensi. Dan sejak menang pertama di Bahrain, saya merasakan hal tersebut. Ini yang jadi kunci penampilan baik saya musim ini," tambahnya.

Rio memang belum berjodoh dengan Formula Satu untuk saat ini. But remember Rio, impossible is nothing!