Makanan bukan. Tempat nongkrong baru juga bukan. Tapi sering jadi bahan perbincangan, sebenarnya 4g LTE itu apa sih?
“Emang 4G beneran cepet banget, ya?” Kira-kira begitu pertanyaan yang sering kita dengar belakangan ini. Belum lagi iklan atau pemberitaan tentang si makhluk yang diberi nama 4G di berbagai media di Indonesia. Mulai dari cetak, online, sampai elektronik. Semua kompak membicarakannya.
Nah, makin jadi, deh, rasa penasaran kita.
Meski terdengar asing, ternyata 4G sebenarnya bukan barang baru. Mundur beberapa tahun ke belakang, 4G merupakan hasil evolusi dari 3 GPP Long Term Evolution, atau yang biasa disingkat LTE.
Nah, LTE sendiri merupakan standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE/ dan UMTS/HSPA. Gampangnya, 4G LTE ini merupakan kakak dari CDMA, GPRS, sampai EDGE yang mempunyai kecepatan jauh lebih kencang dibanding para pendahulunya tersebut.
Well, awalnya, teknologi 4G LTE ini pertama kali diusung oleh perusahaan operator asal Jepang, yakni NTT COMOO. Di 2009 silam, teknologi ini mulai diluncurkan oleh perusahaan asal Stockholm dan Oslo bernama Telia, yang kemudian resmi meluncur ke masyarakat pada awal 2010.
Berkembang cepat sesuai dengan kecepatan yang dimilikinya, kini, teknologi ini sudah mulai diaplikasikan di negara-negara besar kayak Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Singapura, dan negara-negara di Eropa dan Amerika. Sedangkan di Indonesia sendiri pertama kali diaplikasikan Bolt yang diluncurkan oleh PT. Internux pada 14 November 2013.
Konon katanya, LTE disebutsebut sebagai jaringan nirkabel tercepat saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim sebagai jaringan nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya dibanding jaringan yang dulu-dulu.
Lantas, bagaimana dengan kecepatannya? Apakah teknologi ini benar-benar lebih baik dari 3G? Ini dia alasan-alasannya….