Pesan Pak Anies Baswedan untuk mahasiswa dan pelajar ini ada baiknya jadi panduan kita untuk bisa menghadapi tantangan di masa depan. Pesan ini disampaikan beliau ketika menerima awak redaksi HAI di kantornya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di kawasan Senayan Jakarta pada akhir Agustus lalu.
Pak Anies yang sudah hampir setahun menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayan, berdiskusi dengan awak HAI tentang sekolah sebagai institusi oendidikan, dan tantangan pelajar dan mahasiswa di masa depan.
Sekolah – menurut beliau - harus menjadi arena penuh tantangan yang menyenangkan. “Kalau berat, tapi menyenangkan kan menjalaninya juga enak. Beda dengan berat tapi nggak menyenangkan. Dan jangan sampai sekolah itu jadi tempat yang nggak ada tantangan, sekaligus nggak menyenangkan,” ujar penggagas Indonesia Mengajar ini.
Baca Juga:30 Paket UN Bocor, Ini Komentar Mendikbud Anies Baswedan
Sayangnya, pengajaran yang “menyenangkan” sejauh ini selalu dikaitkan dengan pengajaran dari luar negeri. Nggak heran kalau saat ini banyak lulusan SMA melanjutkan studi di luar negeri. Nah, melanjutkan di luar negeri memang bagus sih, tapi Pak Anies punya pandangan lain.
“Untuk gelar Sarjana (undergraduate,RED) lebih baik ambil di dalam negeri. Kenapa? Biarkan pola pikir kita, dan pengetahuan kita terkoneksi dengan masalah-masalah yang dihadapi bangsa ini. Aktiflah di organisasi – organisasi kemahasiswaan agar membangun jaringan yang berkualitas di negeri sendiri dulu. Baru kalau mau melanjutkan lagi untuk gelar Master dan Doktoral silakan ambil di luar negeri,” jelas Pak Anies.
Nah, lantas buat pelajarnya, apa yang harus dipersiapkan, Pak?
“Buat pelajar, sadarlah bahwa pendidikan itu untuk jangka panjang. Pendidikan untuk kalian yang akan menjadi bagian dari masyarakat. Maka dari sekarang berlatihlah menjadi siswa yang aktif, siswa yang sering repot membagi waktu, yang lelah karena banyak kegiatan di sekolah. Sehingga nantinya kalau sudah dewasa akan terbiasa memainkan multiple role (peran ganda). Sebagai pekerja, atau bahkan atasan, kepala rumah tangga, dan mungkin kepala di masyarakat,” imbaunya.
Konsekuensinya, ya mungkin akan sedikit susah pada awalnya. Tapi Pak Anies punya trik. “Kejarlah nilai yang disyaratkan untuk masuk ke perguruan tinggi. Atau kalau untuk mahasiswa, kejarlah nilai IPK minimum yang menjadi syarat seleksi pegawai negeri misalnya. Kalau di SMA, jangan hanya ke sekolah lalu pulang. Tapi juga harus aktif di organisasi karena kadang juga ada nilai dan pengetahuan di sana,” lanjut Pak Anies.
Pramuka bisa dijadikan contoh bagus. Tau kan selendang tanda kecakapan khusus untuk anggota Pramuka? Seorang Pramuka berhak mendapat salah satu emblem tanda kecakapan khusus kalau terbukti lulus ujian kecakapan tersebut. “Tiap anggota bisa punya tanda kecakapan yang berbeda. Dan makin banyak tandanya, berarti makin banyak kebisaannya,” tutup Pak Anies.
Nah, kalau mau baca obrolan lengkapnya, silakan beli majalah HAI terbaru yang terbit hari Senin (7/9) ini.
Baca Juga: