Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Solid, Harga Mahal Scene Metal di Malang

Sekar Seruni (old) - Selasa, 05 Juli 2011 | 12:22
Solid Harga Mahal Scene Metal di Malang
Sekar Seruni (old)

Solid Harga Mahal Scene Metal di Malang

Dalam hal menggelar hajatan di sektor metal, Malang punya ceritanya! Beda kota beda pula ceritanya. Sebuah kota yang terletak di timur pulau Jawa bagikan pengalaman yang berbeda.

Berawal dari gigs yang digarap oleh komunitas metal di bawah bendera Total Suffer Community (TSC), digagaslah sebuah event cadas perdana, bertajuk Parade Music Underground (PMU) tahun 1996. Mulai dari band-band kota Malang, Bandung dan Jogja, menunjukkan tajinya di acara ini. Melihat animo yang cukup besar, event ini kemudian berlanjut, bak sebuah acara tahunan, hingga kemudian berhenti di tahun 1998.

"PMU sudah nggak jalan lagi, sekitar tahun 1999-2000 TSC kemudian bubar. Biarpun sudah bubar, tapi anak-anaknya masih sering ngumpul-ngumpul kok," bilang Samack, metalhead kota Malang, sekaligus event organizer AV Production.

Diakui Samack yang biasa menangani acara musik metal, menggagas sebuah panggung musik berbau cadas bukan sesuatu yang mudah, layaknya menggelar acara musik genre lain, macam musik pop.

"Kesulitan sponsor sih sudah jelas, karena mereka juga pasti mikir-mikir. Tapi sejauh ini masih bisa berjalan dengan budget yang ada," imbuh pria kelahiran 26 Maret 1977.

Selain soal sponsor, ada satu hal paling crucial yang nggak bisa luput dari planning list, yakni masalah perijinan. Menurut Samack, soal perijinan itu nggak sulit, tapi....

"Mahal! Ya begitu keadaanya. Biasanya kalau dikerjain sama komunitas sendiri agak berat, jadi harus jalin kerja sama bareng EO dan promotor," saran Samack.

Beruntung, komunitas di Malang cukup solid dan saling support. Ini yang akhirnya menjadi strategi untuk menggelar acara-acara cadas. Salah satunya dengan merangkul teman-teman komunitas. Wajar saja, di Malang, antara komunitasnya sering menggelar kerjasama dengan EO dan promotor. Bahkan mereka juga pernah menggelar hajatan lintas genre, seperti metal, pop punk dan rock. Initnya sih, supaya bisa saling menikmati.

Bagi Samack, yang sudah tua di beberapa panggung musik underground di Malang, segala kesulitan yang berhubungan dengan pihak berwajib, mampu ditangani dengan cara yang sangat berotak.

"Cukup dilobi, diikuti saja semua aturan yang ada. Lakukan saja kewajiban kita. Ya setelah acara kita buktikan saja, aman atau tidak," jelasnya.

EdukasiKonser metal memang kadang diidentikan dengan kata rusuh. Tapi nyatanya, nggak melulu begitu. Di Malang, ada salahsatu cara ampuh untuk menangkal kerusuhan, selain 'mendandani' security menjadi sangar, disana juga ada edukasi. Bukan buat tim security! Tapi untuk para penontonnya.

"Yah, penontonnya kan sudah pada dewasa. Nah, pesan seperti ini sudah biasa kita sampaikan ke komunitas masing-masing. Mereka kan sudah lebih dewasa -pengertian konser metal itu sampai hari ini cukup dewasa- kalau ada yang ribut, paling digebukin sama security. Tapi sejauh ini masih sopan dan baik-baik kok," jelas Samack , dengan panjang lebar.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x