Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Drama Penuh Sensasi Panggung Miring 'Matah Ati'

Rian Sidik (old) - Jumat, 22 Juni 2012 | 11:55
Drama Penuh Sensasi Panggung Miring Matah Ati
Rian Sidik (old)

Drama Penuh Sensasi Panggung Miring Matah Ati

"Tiji tibeh, mati siji mati kabeh. tiji tibeh, mukti siji mukti kabeh (mati satu mati semua, berjaya satu berjaya semua)."

Dengan lantang dan penuh semangat, Raden Mas Said, menyerukan kalimat itu sebagai tanda dimulainya perjuangan rakyat desa Matah melawan pasukan Belanda yang terus membuat resah rakyat.

Setelah selesai bertapa, sang pangeran yang kemudian menjadi Mangkunegara I pun kembali dan memimpin pasukannya, termasuk Rubiyah, gadis rupawan pemimpin pasukan pemanah wanita yang telah memulai perjuangan lebih dulu. Pertempuran yang sengit yang berlangsung di lereng miring sebuah bukit pun akhirnya dimenangkan Raden Mas Said.

Itu adalah potongan adegan klimaks dari Matah Ati, sebuah drama tari dengan nuansa jawa yang berkisah dengan perjuangan menumpas penjajahan di tanah Jawa pada abad ke-18. Di balik latar peperangan itu, kisah cinta antara Raden Mas Said dan Rubiyah yang kemudian diberi gelar Raden Mas Ayu Matah Ati pun bersemi. Tentunya, selepas perang, bukan cuma kemenangan dan kedamaian Tanah Jawa saja yang diraih, tetapi juga ikutan cinta R.M Said dan Rubiyah.

Pertunjukan yang sukses besar di tahun pertamanya, 2011 kemarin, kini kembali digelar. Dua kota pun dipilih: Jakarta, tepatnya di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki dari Jumat (22/6) hingga Senin (25/6) besok dan Solo pada Solo 8-10 Juni.

Pastinya, nggak cuma ceritanya saja yang akan memukau kita, melainkan juga artistiknya. Apalagi nama Jay Subiakto lah yang jadi arsiteknya. Daya tarik pertama yang bakal menyirap perhatian kita adalah bentuk panggungnya yang miring. Di sanalah para pemain beraksi, menari-nari, tanpa terhambat sedikit pun.

"Panggung miring itu untuk menggambarkan bukit tempat berlangsung pertempuran," jelas Jay Subiakto.

Tata visual berupa video di belakang panggung serta suara pengiring yang kental dengan nuansa musik jawa pun bikin kita para pengunjung tersirap ke dalam cerita.

Melihat kecanggihan serta cerita menariknya Opera Jawa Modern ini, kayaknya sayang untuk Matah Ati ini dilewati begitu saja. Nggak kalah keren dan seru dari film-film bioskop deh, pokoknya!

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x