Kontroversi perihal penyelenggaran Ujian Nasional atau yang biasa disebut UN terus berlanjut, salah satunya dalam sebuah acara bertajuk "Konvensi Rakyat Evaluasi Satu Dasawarsa UN" yang berlangsung di Jakarta, Selasa (24/9), kemarin.
"Apa dampak UN satu dasawarsa ini? Hasil kajian internasional tentang pendidikan Indonesia nggak ada. Efektivitasnya rendah dan nggak tepat sasaran, tetapi dananya sangat besar," ujar Ibu Elin Driana, Koordinator Education Forum, seperti ditulis harian Kompas hari ini.
Yap, pendidikan Indonesia memang belum menghasilkan sebuah pencapaian yang cemerlang selama 10 tahun penyelenggaraan UN. Salah satu contohnya di tahun 2011 lalu, dalam bidang sains, Indonesia berada di urutan 40 dari 42 negara!
Nggak cuma terpuruk di bidang akademik, UN juga berdampak buruk bagi kepribadian, mental, dan karakter siswa. Hal itu terungkap dari survei pengalaman UN (2004-2013), oleh Pusat Psikologi Terapan Universitas Pendidikan Indonesia.
"Sebanyak 75% responden menyatakan pernah menyaksikan kecurangan dalam UN. Bahkan, mereka terlibat, umumnya mencontek massal. Lalu diberi jawaban tim sukses, seperti guru, sekolah, dan pengawas," ujar Ifa H Misbach, salah satu pengajar di Universitas Pendidikan Indonesia.
Waduh, kalau begitu, apakah UN masih kita butuhkan?