Follow Us

Buku "Nenek Hebat dari Saga" : Inspirasi Pasca-Hiroshima

- Minggu, 02 Februari 2014 | 12:34
Buku Nenek Hebat dari Saga Inspirasi Pasca Hiroshima
Hai Online

Buku Nenek Hebat dari Saga Inspirasi Pasca Hiroshima

Pasalnya pasca Perang Dunia II, Jepang mengalami situasi berat. Kehancuran kota menyebabkan warga Jepang dilanda kemiskinan parah, bahkan radiasi mengancam keselamatan fisik-mental mereka. Bagian itu, orang-orang di luar sana, kemungkinan sudah banyak yang tahu, sebab kisah itu tertuang dalam sejarah. Tapi tidak dengan bocah bernama Akihiro Tokunaga, korban pascaledakan bom ini tidak akan menjadi bagian sejarah dunia, kalau ia tidak menuliskan kisah dirinya sendiri.

Cerita suka duka bersama neneknya, mungkin hanya akan tertimbun atau hancur-bersama ledakan dahsyat di Hiroshima.

Untungnya, Akihiro yang memang merupakan salah satu korban nyata pasca-ledakan, mau menuliskan memoar yang isinya sebagian kisah dirinya, sebagian lagi pengalaman neneknya di Saga. Mulanya adalah saat bocah ini terancam keselamatan jiwa dan pendidikannya, ia dijauhkan dari kota dan dititipkan pada seorang nenek yang sederhana.

Pembaca mungkin awalnya mengira, kisah anak yang dititipkan ke seorang nenek yang dalam kondisi tidak lebih baik dari orangtuanya itu hanya akan menimbulkan kesedihan baru, sehingga jalan ceritanya pun bakal menjual kesengsaraan yang memilukan. Tapi, lagi-lagi tidak. Hebatnya buku ini, justeru berhasil menunjukkan kalau nenek 'ajaib', cerdas sekaligus jenaka itu punya kehidupan romantis yang indah dan menyenangkan bersama cucu, warga dan lingkungan sekitarnya di Saga.

Dalam kehidupan nyata, bocah yang dititipkan kepada neneknya itu sepertinya ada, tetapi untuk nenek hebat dari Saga bisa jadi cuma satu-satunya. Kecuali kalau ada nenek cerdas yang memanfaatkan magnet yang menempel di belakang tubuhnya, barulah nenek itu ada duanya.

Tidak heran, buku ini pun 'meledak' di Jepang, dan kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia, termasuk ke dalam Bahasa Indonesia karena isinya membawa banyak pesan kebaikan dan menghibur pembacanya. Yang pada akhirnya membuat saya dan 15.000 lebih pembaca _menurut data penerbit, bisa mengenal sosok "Nenek Hebat dari Saga" ini.

Kalau diperhatikan, ternyata Yoshichi Shimada, penulis buku tersebut, ada kemiripan dengan Andrea Hirata (pengarang Laskar Pelangi yang bukunya diterjemahkan dalam banyak bahasa juga), terutama dalam hal menerbitkan buku. Jika Andrea pernah mempersembahkan bukunya untuk seorang guru yang dikaguminya, Shimada pun kurang lebih sama. Ia sengaja menuliskan kisah ini untuk mengukir dedikasi kepada neneknya yang hebat.

Setelah sekian lama memendam kisah dan menuliskannya lagi, penulis-penulis ini seakan memiliki gairah berkali-kali lipat, sehingga karya yang dihasilkan adalah gambaran ketulusan yang tidak mengharap imbalan, bukunya laris atau jadi terkenal. Asal tahu saja, sebenarnya buku itu pun mulai meledak di kalangan pembaca lantaran Shimada atau Andrea mau berbagi kisah mereka lewat salah satu acara talkshow di TV. Pasca-acara itu, buku berbasis kisah asli bakal melekat di hati, apalagi menginspirasi.

Dan memoar itu pun mengingatkan saya akan peristiwa bencana yang kerap terjadi di Indonesia. Kalau Shimada punya kisah pasca-ledakan Hiroshima, maka kisah-kisah pendamping pascabencana Tsunami di Aceh, tragedi bom Bali atau gempa di Yogyakarta misalnya, banyak juga dituliskan pengarang Tanah Air, dan beberapa pemula. Kisahnya beragam, ada yang berkesan dan biasa-biasa saja. Tapi sedikit sekali dari mereka yang bisa 'meledak' seperti kisah Nenek Hebat dari Saga (Saga no Gabai Bachan) ini.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest