Follow Us

Adaptasi Ngampus di Negeri Orang

- Selasa, 28 Mei 2013 | 14:19
Adaptasi Ngampus di Negeri Orang
Hai Online

Adaptasi Ngampus di Negeri Orang

Menjadi mahasiswa baru di salah satu universitas ternama di Amerika, Vera Dona punya caranya sendiri. Cewek kelahiran 27 Juli 1994 ini bilang, dirinya nggak mau kalau identitasnya sebagai anak Indonesia hilang oleh serbuan pergaulan dari teman-temannya di luar negeri.

Vera, begitu panggilannya, ia tercatat sebagai mahasiswi University of Hawaii at Manoa, Amerika Serikat. Cewek ini sekarang sedang mengambil dua jurusan sekaligus, Mathematics and Economics majors. Selama tinggal di Honolulus, dekat kampusnya, ia hanya sering bergaul dengan teman-temannya jika ada keperluan saja.

"Tinggal di luar harus cepat beradaptasi dan bersosial dengan mereka, tapi jangan kebablasan. Sebab orang Amerika kebanyakan, kalau belajar pasti sangat keras, dan soal bergaul juga begitu. Kita tinggal pilih mau ambil yang mana atau keduanya," kata lulusan SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy), saat berbagi pengalaman dengan HAI di gedung Sampoerna Strategic Square North Tower, Jakarta, Selasa (28/5).

Menurut Vera, belajar di luar negeri harus pintar-pintar menjaga diri. Pergaulan bebas bisa membuat mimpi-mimpinya kita selama ini jadi hancur, kalau kita nggak pintar memilah teman dan mengatur waktu belajar.

"Aku menghindari ciuman cowok-cowoknya, mereka kalau udah suka langsung terjun bebas. Hehe," katanya sambil menjelaskan kebiasaan huging sebagai salam sudah bisa diterimanya, tapi tetap tidak berlebihan.

"Huging memang sudah biasa, tapi itu cara mereka memulai untuk bersosialisasi," tambahnya.

Sebagai mahasiswi yang umur domisili di Amerika baru beberapa bulan saja, Vera cuma bisa menjaga mimpi kecilnya itu jadi kenyataan. Makanya, jadi mahasiswa di luar negeri, ia membulatkan tekad untuk mandiri dan disiplin. Biar dekat menggapai impiannya jadi pejabat.

"Untungnya, sejak SMA aku sudah terbiasa 3 tahun tinggal di asrama, jadi sudah terbiasa jauh dari orangtua. Belajar pun jadi konsen, aku cuma menjaga mimpi aku untuk bisa dapat scholarship, makanya aku persiapan diri untuk belajar, komunikasi, jaga patriotisme bangsa, disiplin juga, jadi pas balik ke Indonesia nanti, aku bisa memajukan daerahku. Aku pingin jadi Bupati, Ogan Ilir, soalnya aku melihat perbedaan di setiap daerah, dan daerahku pendidikan, wisata, dan ekonomi masih belum maju, aku mau memajukannya nanti," katanya menjaga mimpoi itu tetap menyala dalam ingatan.

Wah, kalau pikirannya begitu, yakin sih di luar negeri nggak kebablasan. Tapi boleh dong bocorannya tiap hari ngapain aja di sana?

"Dari Senin sampai Jumat mulai pukul 07.00 sampai 22.00 aku belajar, Sabtu Minggu, eksplorasi Ohio, ngeklub, sama sosialisasi diri ke teman-teman, Minggu-nya refresh mind aja buat Senin lagi," ungkapnya.

Hmm soal menjernihkan pikiran ala Vera, ia cuma bilang kalau dirinya jalan-jalan dan berwisata di Amerika, terus nongkrong di perpustakaan kampus. Aduhh segitunya.

caption foto : Tiga mahasiswa asal Indonesia ini berbagi kisah belajar di Negeri Paman Sam, Amerika. Angga Khoirul Ilham (kiri), Vera Dona, dan Naadaa Ghulaam Zakiyyan.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest