Follow Us

Pelanggan Online Junior?

- Senin, 14 Juli 2014 | 13:15
Pelanggan Online Junior
Hai Online

Pelanggan Online Junior

Kembali ke fenomena belanja online di kalangan anak muda yang semakin marak. Saat sudah begitu akrab dengan sistem ini pun mereka mulai ada yang terbersit berkeinginan memiliki satu akun bank atas nama mereka sendiri. Selain untuk belajar menabung, memiliki kartu yang dapat mengakses e-commerse misalnya menjadi bagian penting dari sistem pembayaran saat ini, sehingga pembelajaran itu pun perlu diakses anak/remaja yang ada di era modern ini.

Setidaknya itu menurut pengamat perbankan anak, Aviliani. Dengan beredarnya "kartu junior", menurutnya akan ada manfaat sekaligus efek buruk bagi anak muda. Positifnya, anak muda semakin melek dengan sistem perbankan dan pembayaran yang berkembang di era mereka, tetapi buruknya, terlebih akun junior yang sudah bisa mengakses ATM atau yang bisa diaplikasikan dalam transaksi e-commerse ini akan mendidik anak menjadi lebih konsumtif.

"Kecenderungan mengakses belanja online bikin mereka sulit membedakan mana barang yang dibutuhkan dan barang yang sekadar mereka inginkan," jelas Aviliani.

Meski demikian, Ia menegaskan, keterlibatan anak muda dalam belajar menggunakan e-money tetap bisa memberikan nilai edukasi hanya jika fungsi dan tujuan e-commerse difahami betul oleh pemilik akun bank junior tersebut.

"Saya mau mencontohkan anak saya, 12 tahun, dia pernah belanja di online dengan kartunya sendiri, tapi dia selalu menanyakan barang ini layak dibeli atau tidak, dibutuhkan atau belum dibutuhkan?" jelasnya.

Lebih lanjut, dalam mendisiplinkan penggunaan akun junior secara benar, Aviliani menyarankan setiap anak atau remaja, sebelumnya sudah diajak terlibat dalam praktik menabung terlebih dulu. Sebab pelajaran terpenting dari penggunaan e-money adalah berdasar pada kebiasaan menabung anak sejak dini.

"e-payment itu bagus, tapi dari sisi menabungnya harus ditingkatkan juga. Kebanyakan orangtua, mereka sekadar kasih pegangan untuk pengeluaran anak, tapi tidak sekalian mengajarkan untuk merencanakan tabungan sendiri, jadilah penabung di bank itu rata-rata dimiliki mereka yang sudah bekerja, usia di bawahnya belum masuk catatan bank," jelasnya ingin ketika dewasa, anak terbiasa menabung.

Untuk itu, ia menyarankan orangtua untuk ikut melibatkan anak dalam praktik menyimpan uang, bukan praktik membelanjakannya saja. "Kalau perlu, biar mereka sendiri yang memasukkan dana tabungannya ke bank," kata Avialiani lagi.

Terlebih untuk orangtua yang sudah aware dengan e-banking. Tugas bank sendiri menyakinkan orangtua untuk memberi kesempatan anak menggunakan e-money, tujuannya adalah untuk memudahkan alat bayar di zaman sekarang.

"Itu tadi, e-commerse itu memudahkan alat bayar. Dan anak zaman sekarang emang udah nggak bisa mau seluruhnya diatur, tapi mereka tetap bisa diberi pengertian agar bijak menggunakannya," pungkasnya.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest