Sebelas cerita di dalam buku "Cerita Cinta kota" ini berkisah tentang beragam cinta yang lahir dan tumbuh, hidup dan kandas di berbagai kota di Indonesia. Seperti tagline-nya " Kota dan Hati tumbuh dengan cerita". Maka membaca buku ini kita bakal juga menemukan banyak cerita cinta yang ditulis oleh banyak penulisnya. Yup, ada 11 cerita dari 11 penulis yang memenangkan kompetisi penulisan oleh penerbit Plot Poin, maka buku ini pun disebutnya "Omnibook".
Dari cerita yang disajikan para penulis yang kebanyakan berjenis kelamin cewek ini, pembaca bukan hanya menemukan cerita cinta yang manis berlatar kota masing-masing, tapi juga mendapat "pengakuan" bahwa ada kekaguman terhadap sosok cowokn dari buku setebal 216 halaman ini. Cerita manis pertama dating dari kota Demak, membawa cerita berjudul "Kopi Cinta di Grebeg Besar", kita bakal menemukan adanya kekaguman Siti terhadap tokoh cowok di dalamnya, Lukman. Dari cerita pembuka yang ditulis Dian Nafi, pembaca bisa merasakan kalau Siti kagum kepada cowok muda yang nggak malu berjualan akseoris setiap tahunnya di acara "Kirab". Tapi saying, segelas kopi mengakhiri kisah mereka.
Begitu pula kalau kita membaca "Cinta Keranjang Apel", mungkin kita akan terkagum dan terharu dengan keputusan Dio yang mengejutkan sehingga harus meninggalkan kekasihnya di kota Malang, tapi yang namanya jodoh nggak bakal kemana, Dio walau jadi adik kelas kekasihnya itu. Tapi cobalah cek cerita milik Dwitasari berjudul "Sepatu", karakter cowok dalam cerita tersebut sangat kuat. Lagi-lagi tokoh cewek yang kaya dan manja bisa mengerti apa yang dinamakan perjuangan cowoknya lewat sebuah sepatu "buruk"kesayangannya.
"Sepatu mencerminkan kegigihan seseorang dalam melangkah. Sepatu yang hampir rusak melambangkan bahwa pemiliknya berjuang dengan gigih dalam setiap langkahnya." (ada di halaman 80). Dari kisah itu, tokoh utama luluh lantak dan mulai mengagumi lagi kekasihnya itu dengan caranya tentu saja.
Dan kalau pembaca meneruskan "Cerita Cinta Kota" sampai ke cerita sebelas pun, kita bakal menemukan lagi kalau tokoh cowok begitu sangat dibicarakan oleh penulis-penulisnya. Nah, ada satu penulis cowok, Mario MPS yang menuliskan cerpen "petik Pertama pada Rintik Petrtama" dengan caranya, penulis menyeimbangkan diri kalau tokoh cowok yang kuat karena kebaikannya, bisa sejajar dengan tokoh cewek yang gigih memperjuangkan hasratnya lewat gitar. Dua tokoh ini, Bagas dan Ratna memberi inspirasi bahwa masih ada orang-orang kota yang baik seperti mereka.