HAI-Online.com-Yap, lebih baik mencegah daripada mengobati corona, nampaknya peribahasa ini memang sangat cocok di tengah wabah pandemi global covid-19.
Info terbarunya, 64 pasien dinyatakan sembuh dari totak 1285 orang Indonesia yang terjangkit virua corona ini, namun sayangnya laporan Minggu (29/3/2020) kemarin menyebut sudah 114 orang meninggal dunia karena wabah menakutkan ini.
Untuk itu, selain patuh untuk ikut menjaga kebersihan diri, physical distancing dan mengikuti arahan pemerintah yaitumempercepat deteksi dini pasien yang kemungkinan terpapar COVID-19 dengan alat rapid test, dan memperkuat tracing kontak pasien, serta mendatangkan Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 9 ton yang siap didistribusikan untuk tenaga medis, kita juga harus ikut terus mengapdet pengetahuan penyakit yang disebatkan virus ini.
Menurut dr. Erlina Burhan, M. Sc, SpP (K), Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, orang yang terkena COVID-19 akan mengalami demam, batuk, dan pilek.
Bila infeksinya sudah sampai ke paru, orang bisa mengalami pneumonia (radang paru) hingga mengalami kesulitan napas atau sesak yang bisa berujung pada kematian.
Namun pada beberapa kasus, seorang yang mengidap Virus Corona tidak menunjukkan gejala apapun.
"Virus Corona sangat pintar. Virus ini mungkin tidak membuat seseorang sakit karena memiliki daya tahan tubuh yang baik, namun ia bisa bersembunyi di tubuh seseorang. Kemudian, virus pun akan ditransfer kembali ke orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah," ulasnya dalam siaran pers yang HAI terima, Senin (30/3/2020).
Untuk itu, sarannya untuk kita semua adalah teruamenjaga kesehatan diri dan terutama menjaga dari dalam yaitu daya ketahanan atau imun tubuh.
dr. Erlina menyarankan agar masyarakat menjaga asupan gizi seimbang, cukup istirahat, minum suplemen, dan vitamin.
“Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, karena Virus Corona bisa menular lewat kontak langsung dengan orang yang sudah lebih dulu mengidap. Namun bila seseorang memiliki antibodi yang kuat, maka virus corona tidak bisa melumpuhkan tubuh,” ujar dr Erlina.
Jangan Lemah, Virus Corona Menyebar Lebih Cepat
Nah, penjelasan Prof. Dr. Chairul A. Nidom, Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) adalah salah satu sosok yang terlibat langsung saat penanganan wabah flu burung beberapa tahun lalu, menjelaskan bahwa COVID-19 seperti juga Flu Burung merupakan wabah internasional atau global.
Flu Burung tidak pandemi karena penularannya tidak secepat COVID-19.
Risiko kematian flu burung di Indonesia bisa sampai 83,9 persen, tapi jumlah yang terinfeksi tidak terlalu banyak.
COVID-19 lebih cepat penyebarannya karena bisa menular melalui kontak langsung antar sesama manusia.
Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk selalu menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari ancaman virus COVID -19.
Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk memelihara daya tahan tubuh agarbtidak lemah adalah temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb yang mengandung curcumin.
Temulawak sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pada masa pemulihan.
Terkait dengan infeksi virus COVID-19, Prof. Nidom menjelaskan curcumin dalam temulawak mampu mengendalikan produksi sitokin akibat dari satu sel yang terinfeksi oleh virus, baik itu virus infuenza maupun Covid-19.
Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh, bila terpapar virus terus menerus bisa terjadi badai sitokin yang membuat paru- paru padat dan kaku sehingga terjadi sesak nafas bahkan gagal nafas dan bisa berlanjut ke kematian.
Untuk diketahui, bahwa curcumin juga dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan kemampuan proliferasi sel T. (Varalaksmi, et.al. 2008)
Kandidat anti covid-19
Penelitian bio-informatika yang dipublikasikan pada Maret 2020 dan kepustakaan terbaru telah menyebut bahwa curcumin merupakan salah satu kandidat antivirus SARS-CoV-2.
Diharapkan curcumin yang terkandung di temulawak mampu meningkatkan ekspresi ACE2 bentuk soluble yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara protein virus dengan ACE2 bentuk fixed pada permukaan sel inang, dimana ACE 2 merupakan sel inang bagi COVID-19 (Inggrid Tania, 2020).
Dr Inggrid Tania, M.Si., selaku Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mendukung hasil penelitian tersebut. Dr Inggrid menjelaskan, secara fungsional, ada dua bentuk ACE2 yaitu bentuk fixed (menempel pada permukaan sel) dan soluble (bentuk bebas dalam darah).
ACE2 bentuk soluble diproyeksikan menjadi salah satu kandidat antivirus corona melalui mekanisme interseptor kompetitif yang mencegah ikatan antara partikel virus dengan ACE2 pada permukaan sel inang.
Menurut Dr. Inggrid, temulawak sudah dikonsumsi masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
Dr Inggrid menjelaskan, berdasarkan empirical experiental evidence, scientific evidence, dan clinical evidence temulawak terbukti aman dan memberikan manfaat daya tahan tubuh.
Berbagai penelitian, terutama penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap curcumin menunjukkan bahwa curcumin bersifat antiperadangan, antivirus, antibakteri, antijamur, dan antioksidan.
Dokter lainnya, yaitu DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Health juga menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak.
Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap DR Aswin.
Produk Unggulan SOHO yang berbasis temulawak adalah Curcuma FCT, Curcuma tablet dan dan Curcuma Plus.
Untuk Anak, Curcuma Plus tersedia dalam bentuk Vitamin sirup dan tablet dan juga Susu Pertumbuhan. Untuk dewasa ada Curcuma FCT dalam bentuk tablet.
PT SOHO Global Health sebagai perusahaan farmasi yang memproduksi obat herbal modern yang terus fokus untuk mengembangkan potensi alam Indonesia konsisten menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan Temulawak.
SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) adalah fasilitas perkebunan dan penelitian milik SOHO yang fokus pada penelitian dan budidaya Temulawak.
Produk SOHO telah melalui uji toksisitas yang hasilnya menyatakan bahwa produk temulawak SOHO aman dikonsumsi.
Selain itu, dengan konsep Seed to Patient, SOHO berinovasi agar temulawak yang digunakan terstandard mulai dari proses bibit hingga teruji praklinik dan uji klinik. Proses penanaman sampai dengan pengolahannya pun telah mendapatkan sertifikasi pertanian organik dari Inofice, sebuah badan sertifikasi tanaman organik. (*)