Follow Us

Tipis-tipis, Ini Perbedaan Cowok Irit dan Cowok Pelit

Dok Grid - Selasa, 30 Januari 2024 | 14:59
cewek ilfeel sama cowok pelit
DISNEY CHANNEL

cewek ilfeel sama cowok pelit

HAI-Online.com - Meski tipis-tipis, tetap ada perbedaan lho antara cowok yang lagi irit dengan kategori cowok pelit medit hehehe.

Nah, bawaan sifat cowok pelit memang sulit untuk berbagi, makanya dia ogah-ogahan kalo harus bayarin makan apalagi yang mahal, beliin tiket nonton atau bahkan beli bensin buat jemput ceweknya.

Jangan sedih dulu, menurut psikolog Liza Marielly Djaprie, salah satu karakteristik utama dari seseorang yang bersikap pelit adalah tidak mau berbagi dalam hal apapun, nggak terkecuali kepada kekasihnya sendiri. Ia juga enggan atau ragu untuk membantu kekasih meskipun sudah berada dalam kondisi yang mendesak.

Baca Juga: Menurut Penelitian, Orang Pelit Gampang Stress

"Intinya (dompet) ditahan-tahan mulu, dia nggak mau mengasih, dalam hal finansial. Dia mampu tapi memang tidak mau berbagi. Lain halnya kalau dia memang benar-benar tidak punya uang," tutur Liz.

Nah, biar nggak keliru, HAI kasih contoh kelakuan cowok irit pada saat pedekate. Sesekali, cowok irit bakal mengajak ceweknya untuk fine dining, atau paling nggak makan di tempat yang spesial/ romantic karena bisa jadi pada saat itu ada momen istimewa misalnya, namun dalam keseharian, mereka nggak perlu merasa malu kalo ngajak mampir makan siang di pinggir jalan.

Bisa jadi, cowok ini sedang irit karena memersiapkan keuangan untuk masa depan. Kalo aja pas makan atau jalan bareng kalian saling mengobrol, pastinya masalah ‘irit’ ini bakal clear di awal.

Lagian menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari Queensland University of Technology (QUT) di Brisbane, mereka yang pelit bisa mengalami lebih banyak stres dibandingkan yang loyal.

Hasil penelitian ini sudah diterbitkan di jurnal PLOS ONE, peneliti mengukur detak jantung selama tawar menawar harga dalam risetnya itu. Pemain yang membuat penawaran rendah, juga yang menerima tawaran akhir rendah, didefinisikan studi itu 40 persen dari total jumlah atau kurang, mengalami peningkatan detak jantung. Peningkatan detak jantung ini mirip dengan kondisi seseorang yang stres.

Menurut para peneliti, eksperimen ekonomi yang mengukur detak jantung ini merupakan yang pertama. Penelitian ini ingin mengukur stres mental ketika berhubungan dengan uang dan pembuatan keputusan. Namun peneliti juga menegaskan peserta yang kikir mungkin juga mengalami stres karena perasaan bersalah.

"Hal ini bisa dilihat sebagai bukti bahwa kita berempati dengan orang lain dan menempatkan diri di posisi orang lain dalam situasi seperti itu," kata Markus Schaffner, salah seorang peneliti dan manajer Queensland Behavioral Economics Gropu Laboratory for Economic Experiments di QUT.

"Hasil penelitian itu mengindikasikan kita punya punya perasaan negatif ketika memperlakukan orang lain dengan tidak adil. Misalnya, menawarkan di bawah 40 persen dari total nilai dalam permainan. Ada biaya emosi dan fisiologi dan kita merasa tak nyaman," imbuhnya.

Riset sebelumnya membuktikan tindakan amal justru meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, ketika berhubungan dengan hal berbau keuangan, nggak ada salahnya untuk bersikap murah hati. (*)

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest