Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Pembunuh Kejam Leonarda Cianciulli, Gunakan Darah Korban untuk Membuat Kue

Alvin Bahar - Rabu, 03 April 2019 | 10:30
Leonarda Cianciulli
allthatsinteresting.com

Leonarda Cianciulli

HAI-ONLINE.COM -Di setiap daftar pembunuh tersadis, nama Leonarda Cianciulli wajib masuk. Wanita ini sangat jahat, menggunakan darah pembunuhan korbannya sebagai bahan untuk membuat kue.Bagaimana kisahnya sebenarnya? Leonarda Cianciulli lahir pada 18 April 1894 di Montella, Avellino.Cianciulli adalah seorang anak yang lahirdari hasil pemerkosaan. Sang ibu, Emilia di Nolfi dipaksa untuk menikahi pemerkosanya, MarianoCianciulli setelah berita kehamilannya tersebar. Cianciulli dibesarkan di keluarga miskin. Pada awal abad ke-20, ia kehilangan ayahnya dan tak lama ibunya menikah lagi. Namun, hal itu nggak membuat kondisi keuangannya meningkat.Cianciulli kerap disiksa oleh ibunya dan membuat dirinya sempat mencoba bunuh diri sebanyak dua kali.Menentang keinginan sang ibu,Cianciulli menikah dengan seorang petugas kantor pencatatan,Raffaele Pansardi, yang berusia jauh lebih tua darinya. Nggak mengikuti kemauan sang ibu untuk menikahi seorang pria kaya,Cianciulli merasa bahwa ibunya telah mengutuk pernikahannya. Meski nggak masuk akal, ia merasa hidupnya penuh kesengsaraan dan rasa sakit. Kemudian, pada tahun 1921, Cianciulli dan suaminya pindah ke kota Lauria. Sejak awal, mereka telah mengalami masalah keuangan, apalagi penghasilan Pansardi yang tak banyak.

Baca Juga : 'Cupang’ Ternyata Juga Berisiko Tinggi dan Bisa Berakibat KematianUntuk memenuhi kebutuhan hidupnya,Cianciulli juga ikut bekerja. Pada tahun 1927, ia sempat ditangkap karena penipuan dan harus masuk ke penjara.Setelah dibebaskan,Cianciulli dan Pansardi memutuskan untuk pindah ke Lacedonia, di provinsi Avellino, Italia. Mereka berharap dengan berpindah tempat, hidupnya akan jadi lebih baik. Namun, tampaknya keinginannya nggak sesuai dengan kenyataannya. Rumah keduanya hancur akibat gempa bumi yang melanda tahun 1930. Tak lama, mereka pindah lagi keCorreggio, sebuah kota di Provinsi Reggio Emilia, Italia.Di Correggio, mereka mulai mengalami peningkatan keuangan.Cianciulli mulai membuka sebuah toko sabun. Selama bertahun-tahun,Cianciulli telah mengalami 17 kali kehamilan di mana tiga anaknya keguguran, dan sepuluh anaknya meninggal di usia yang masih kecil.Cianciulli sangat mempercayai takhayul seperti ramalan, astrologi dan pembacaan garis tangan.Peramal itu mengingatkan bahwa ketika dia menikah dan memiliki anak, mereka semua akan matidi usia muda.Hal ini membuatCianciulli sangat protektif kepada empat anaknya. Cianciulli juga sempat bertemu dengan peramal lainnya. Dengan membaca garis tangan, peramal tersebut mengatakan bahwa dirinya melihat penjara di tangan kananCianciulli dan rumah sakit jiwa di sebelah kiri. Pada tahun 1939, Perang Dunia IIterjadi dan Italia, yang dipimpin oleh fasis Benito Mussolini, berusaha memasuki perang di sisi Jerman. Mereka mulai merekrut untuk jadi bagian militer dan Giuseppe Pansardi, putra tertua Cianciulli, telah ditunjuk untuk jadi bagian dari Angkatan Darat Italia.

Hal ini membuat Cianciulli takut kehilangan Giuseppe karena Giuseppe adalah kesayangannya.Untuk melindunginya,Cianciulli memutuskan satu-satunya cara yang dapat melindung anaknya yaitu dengan pengorbanan manusia.Tiga korbannya adalah Faustina Setti, Francesca Soavi, dan Virginia Cacioppo.Korban pertama adalah Faustina Setti yang merupakan kliennya sendiri.Ia mendatangiCianciulli untuk meminta bantuanCianciulli. Ya,Cianciulli telah jadi seorang peramal dan memiliki reputasi yang cukup baik.Faustina Setti adalah wanita setengah baya yang belum menikah dan ia sedang mencari seorang suami.Selama kunjungannya, Cianciulli mengatakan kepadanya bahwa ada pasangan yang cocok untuknya di Pola (Kroasia modern) tetapi Cianciulli menyuruhnyauntuknggak memberi tahu siapa pun tentang hal itu.Setti juga disuruh untuk menulis surat dan kartu pos yang dapat dikirim kepada kerabat dan temannya setelah dirinya sampai di Pola. Pada hari keberangkatannya,Setti datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Cianciulli.Cianciulli memberikan minuman angguryangmembuatSetti pingsan.Tak lama, ia langsungmembunuhnya dengan kapak, menarik tubuhnya ke dalam lemari, dan memotongnya jadi sembilan bagian. Cianciulli juga mengumpulkan darahnya ke sebuah baskom.Setelah ditangkap,Cianciulli mengatakan kepada pihak berwenangmengenai sisa-sisa tubuh Setti. Ia mengatakan bahwa dia memasukan potongan tubuh ke dalam panci, menambahkan tujuh kilokaustik, dan mengaduknya sampai campurantersebut berubah jadi bubur yang kental dan gelap.Kemudian, ia menuangkan ke beberapa ember dan membuangnya ke tangki septik terdekat.Darah yang berada di baskom dibiarkannya hingga mengental sebelum di campurkan dengantepung, gula, coklat, susu, telur, dan margarin untuk membuat kue. Hasil kuenya ia berikan kepada orang-orang dan sisanya dimakan olehGiuseppe dan dirinya sendiri.Menurut beberapa sumber, Cianciullimenerima uang dariSetti sebagaihasil bayaranuntuk layanannya sekitar 30 ribu lira.Korban kedua adalah Francesca Soavi, wanita paruh baya yang dijanjikan untuk mendapatkan prospek yang lebih baik daripada saat itu.Cianciulli memberitahunya bahwa dia telah menemukan pekerjaan di salah satu sekolah khusus anak perempuan di Piacenza (saat ini Italia utara).Cianciulli juga meminta Soavi untuk menulis surat kepada temannya dan mengatakan untuk nggak memberitahukan kepergiannya kepada siapapun. Soavi kemudian datang menemui Cianciulli untuk terakhir kalinya sebelum keberangkatannya. Sama seperti Setti, Cianciulli memberinya minuman anggur yang membuat Soavi pingsan. Setelah itu, ia dibunuh dengan kapak.Pembunuhan tersebut dikatakan terjadi pada 5 September 1940.

Virginia Cacioppo jadi korban terakhir pembunuhan yang dilakukan Cianciulli. Cacioppo adalahmantan penyanyi soprano. Cianciulli memberitahunya tentang adanya lowongan pekerjaan di Florence sebagai sekretaris untuk seorang impresario.Sama seperti yang dikatakan kepada dua wanita lainnya,Cacioppo diperintahkan untuk nggak memberi tahu kepada siapapun tentang kepergianya. Pada 30 September 1940,Cacioppo datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Cianciulli.Cianciullikemudian menjelaskan apa yang terjadi selanjutnya di mana ia menggunakan dagingCacioppo dan mengubahnya jadisabun. Pembunuhan ini terungkap setelah saudara ipar Cacioppo curiga atas hilangnya Cacioppo secara tiba-tiba. Dia kemudian melaporkan kepada pihak berwenang setelah mengetahui bahwa Cacioppo terakhir kali terlihat memasuki rumah Cianciulli. Cianciulli pun kemudian ditangkap.Pada awalnya,iabersikeras membantah telah membunuh siapa pun. Namun, setelah Giuseppe diduga terlibat dalam pembunuhan Cacioppo, iaakhirnya mengakuinya. Pada tahun 1946, pengadilan menyatakan bahwa Cianciullibersalah karena telah melakukan tiga pembunuhan dandijatuhi hukuman 30 tahun.Nggak hanya itu, Cianciulli juga diperintahkan untuk menghabiskan tiga tahunnya di rumah sakit jiwa.Pada 15 Oktober 1970, pada usia 76 tahun, Cianciulli meninggal di rumah tahanan wanita di Pozzuoliakibat menderita pitam otakdalam waktu yang lama.Beberapa barang yang digunakannya saat membunuh seperti kapak dan baskom, ditampilkandi Museum Kriminologi di Roma.

Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic dengan judul "Leonarda Cianciulli, Pembunuh yang Gunakan Darah Korbannya untuk Membuat Kue"

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x