HAI-Online.com – Nyatanya hidup kita nggak bisa lepas dari musik. Selain makan dan minum, kegiatan apa yang nggak bisa lo lewatkan setiap hari? Jawabannya pasti dengerin musik. Lagi nyetir, belajar, olahraga, hati berbunga-bunga, sampai putus cinta pasti nggak lepas dari yang namanya musik. Ya, kan?
Satu teori dari Allan P. Merriam, menyatakan bahwa musik memiliki fungsi yang nggak terbatas dalam seluruh aspek kehidupan manusia di semua kebudayaan. Banyaknya budaya di Indonesia, apalagi di dunia, membuat jenis musik semakin beragam. Bahkan dalam penggunaanya. Intinya manusia pasti selalu terbiasa dengan musik dalam banyak kegiatan.
HARUS TAU NIH:Dari Ricky Yacob Sampai Egy Maulana. Ini Kisah Para Bintang Yang Berkilau di Lapangan Hijau
Ini juga yang menyebabkan musik bermanfaat banget buat proses kerja dalam otak dan detak jantung. Orang akan jadi tambah semangat, produktif, atau malah bisa sedih banget kalau dengerin musik-musik tertentu. Wajar juga kalau kita bakal menekan tombol “next” kalau musik yang didengar nggak cocok dengan suasana hati atau kegiatan. Alasannya? Karena kita pasti bakal dengerin musik yang sesuai sama mood kita saat itu.
UDAH TAU BELUM?Wow! Ini Dia Cara Penyembuhan Patah Hati dan Depresi Anti-Mainstream
Nah, apakah selama ini musik yang kita dengar sudah sesuai sama aktivitas dan mood? Coba deh lo baca dulu artikel berikut ini, dan ada 5 genre musik yang bisa dibutuhkan oleh otak kita.
1. MUSIK KLASIK
Penelitian tahun 2007 oleh Stanford University School of Medicine menemukan bahwa musik dari masa Baroq akhir, bisa mengubah bagian tertentu di otak, sehingga orang yang mendengarkannya bisa lebih fokus. Salah satunya musik klasik. Pasalnya, musik ini dapat meningkatkan fungsi otak.
“Pilihan jenis musik yang didengar tergantung pada preferensi personal, namun pada dasarnya aspek kecepatan ritmik lah yang dapat berpengaruh langsung pada mood manusia. Misalnya untuk meningkatkan konsentrasi belajar, secara umum orang dewasa perlu diiringi oleh jenis musik yang bertempo 60-80 bpm (beat per minute) dengan jenis musik yang lebih melodius. Namun bagi sebagian orang yang lain, bisa jadi jenis musiknya lebih keras hentakan ritmiknya, dengan distorsi yang kuat, namun tempo tidak melebihi detak jantungnya,” kata Irman F. Saputra sebagai etnomusikolog.
2. MUSIK R n B
Kalau lagi olahraga pasti kita nggak bisa lepas dari earphone dan music player. Soalnya kalau olahraga sambil dengerin musik, kegiatan olahraga jadi terasa ringan, semangat, dan kita lebih menikmati kegiatan olahraga ini. Terutama kalau kita mendengarkan musik yang down beat seperti R n B, Rap, dan EDM, ini bisa menambah semangat ketika berolahraga. Soalnya beat dari musik ini sesuai dengan detak jantung kita ketika sedang berolahraga.
“Begitu juga dengan kegiatan lain seperti berolahraga yang membutuhkan tempo musik yang lebih cepat misalnya100-120 bpm dengan pilihan jenis musik yang down beat,” jelas cowok yang akrab disapa Kang Irfas ini.
3. MUSIK POP
Sebagian besar dari kita mungkin menyetir setiap pergi kesekolah atau sekedar bepergian. Nggak mau di dalam mobil sepi, seenggaknya kita muter radio yang playlist-nya mendukung buat nyetir. Penelitian di Australia menyimpulkan bahwa kesunyian sebenarnya kurang ideal saat menyetir mobil karena bisa membuat pikiran kita melayang ke mana-mana. Mendengarkan musik bisa meningkatkan rasa awas atau waspada sekaligus menjaga kecepatan kendaraan.
“Kalau untuk nyetir sebaiknya tempo musik nggak lebih dari 120 bpm. Kalau tempo musik terlalu cepat, nyetir juga ugal-ugalan. Jadi supaya nyetir lebih aman sebaiknya pilih musik yang temponya di bawah 120 bpm, misalnya musik pop atau jazz. Kalo musiknya terlalu cepat, dikhawatirkan adrenalin akan meningkat dan menyebabkan cara menyetir menjadi tidak aman (lebih ngebut),” terang cowok lulusan Sarjana Seni di Bidang Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara.
4. MUSIK MELLOW
Menurut sebuah studi tahun 2011 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience, lagu-lagu klasik bisa mendorong pelepasan dopamin, zat kimia dalam otak yang membuat seseorang bergembira atau jadi optimis.
“Ketika sedih dan tertekan, perlu digembirakan dengan musik yang lebih cerah, dengan tangga nada mayor dan lirik bertema kegembiraan. Namun jika ingin larut dalam kesedihan, ya pilihan musiknya bisa lagu yang berlirik kesedihan, bertangga nada minor, dan bertempo lebih lambat,” lanjut Kang Irfas yang pernah berpengalaman sebagai Art Director.
5. MUSIK ROCK
Ritme musik yang menghentak bisa menjadi “obat” penyemangat kita di pagi hari. Kalau menurut Daniel Levitin, seorang professor psikologi, katanya sih bisa memicu proses di otak yang disebut penyebaran aktivasi. Jadi nggak heran kalau pagi-pagi udah dengerin musik, rasanya lebih semangat.
“Untuk meningkatkan mood di pagi hari, setiap budaya memiliki pilihan musik yang berbeda. Misalnya di Jepang tradisional lebih suka diiringi oleh repertoar musik dari instrumen Koto atau Shamisen. Bagi masyarakat modern, mungkin pilihan musik Barat seperti pop, ballads, jazz, rock, dapat menjadi pilihan personal,” papar cowok yang udah 8 tahun berkiprah di industry kreatif sebagai produser.