Mau Wisata ke Baubau? Nih 10 Fakta Yang Mesti Lo Ketahui Dulu

Senin, 26 September 2016 | 01:30
Rizki Ramadan

Pulau Makassar, Baubau

Keindahan alam Indonesia Timur emang nggak usah diragukan lagi, sih. Apalagi kalau urusan pantai.

Nggak ada duanya! Karena itu, banyak yang berlomba-lomba untuk plesir ke sana. Nah, salah satu kota yang menyimpan pesona wisata itu adalah kota Baubau, yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Baubau emang bukan kota gede. Luasnya cuma sepertiganya Jakarta. Tapi, berkunjung ke sana, lo bakal mendapat kebahagiaan yang seluas cakrawala, deh. Sepanjang “naga” yang menjalar di bawah kota Baubau.

Oke, untuk lo yang pengen main atau tinggal ke Baubau, ada baiknya ketahui dulu fakta-fakta yang HAI himpun dari kunjung 4 hari 3 malam ke sana pada 21-24 September 2016 lalu.

1. Baubau bukan Bau-bau

Ini fakta penting nggak penting, sih. Soal penulisan nama aja, kok. Dulu memang kota ini ditulis sebagai Kota Bau-bau.

Namun, pada 2010, setelah Sembilan tahun Baubau resmi menjadi kota, penulisannya diubah. Strip dihilangkan. Hanya menjadi Baubau saja.

Barangkali ini untuk menghindari ambiguitas makna. Maklum, kata ‘bau’ kan punya arti tersendiri di kamus kita.

2. Kita Akan Naik Pesawat Kecil.

Baubau itu terletak di Pulau Buton. Terpisah dari pulau utama Sulawesi. Untuk mencapai Baubau, kita akan berangkat dari bandara besar di pulau seberangnya.

Dari Jakarta misalnya, kita akan transit yaitu di bandara Sultan Hassanudin Makassar.

Nah, pesawat yang digunakan adalah pesawat kecil--kapasitas 70 penumpang--dan masih menggunakan baling-baling.

Ada dua maskapai yang menyediakan penerbangannya, yaiti Lion Air, Wing Air, dan Garuda Indonesia. Penerbangan dari Makassar ke Baubau butuh waktu sekitar 1 jam. Nggak lama! 3. Kota Yang Lengang

Selama HAI di sana, jangankan macet, tersendat pun nggak pernah ngerasaian. Lalu lintas jalanannya beda jauh dengan kota-kota besar. Jumlah kendaraan yang lewat kira-kira mirip kayak saat Jakarta di waktu lebaran. Sekedar info, jumlah penduduk di Baubau itu sekitar 136 ribu. Kepadatan penduduknya 447,68 jiwa/km2. Sekedar pembanding, Jakarta kepadatan penduduknya tuh15.052,84 jiwa /km2

Hal inilah yang bikin kemana-mana jadi terasa dekat. Bayangin aja, dari Bandara ke pusat kota cuma butuh waktu 15 menit!

4. Ojeknya Murah!

Ada empat jenis angkutan umum yang beredar di Baubau. Kalau diurutkan dari jumlahnya, mereka adalah ojek, bentor, angkot, dan taksi. Ya. Ojek di sini nyebar di mana-mana, bahkan mereka lebih sering berkeliling mencari penumpang daripada mangkal di pengkolan. Beda dengan kota lain. Udah gitu, dibanding kota besar kayak Bandung atau Jakarta, ongkos ojeknya murah. Rata-rata para sopir ojek menarifkan Rp 5.000 untuk jarak tempuh sekitar 3-5 KM. Nggak jauh beda dengan mobil angkot yang tarifnya Rp 4.000. Kalau di Jakarta, minta tarif segitu, bisa langsung ditinggal. Sementara bentor (becak motor), yang kapasitasnya dua orang itu, tarif dasarnya Rp 10.000, paling banter Rp 15.000 lah untuk jarak tempuh 5-10 km.

Oya, lo juga bisa menyewa kendaraan. Kemarin HAI sih menyewa lewat hotel tempat menginap. Untuk motor tarifnya Rp 50 ribu untuk setengah hari, dan Rp 100 ribu untuk satu hari penuh. Sementara mobil, mulai dari Rp 200 ribu.

5.Nanas dan Naga adalah ikon kota.

Ya, lo nggak salah. Kota ini punya dua ikon. Pertama, nanas. Di beberapa tempat banyak tuh patung atau gambar nanas dipasang.

Termasuk di kawasan benteng kesultanan buton. Maknanya, masyarakat Baubau diharapkan seperti nanas, yang bisa hidup di mana saja, dan hasilnya bisa disukai siapa saja.

Ikon kedua adalah naga. Ini yang paling keliatan banget, sih. Di Pantai Kamali, pantai paling ramai, didirikan patung kepala naga.

Kerennya, di wilayah lainnya, tepatnya di dekat kantor Walikota, ada juga patung buntut si naga. Jadi, seolah-olah naga ini menjala di bawah tanah kota.

Naga dipercaya sebagai binatang yang melambangkan kekuatan, serta kecerdasan kesultanan Buton di masa lalu.

6. Penduduknya Ramah

Lupakan stereotipe warga Indonesia timur yang biasa dicitrakan oleh media massa, apalagi teve. Masyarakat sini baik-baik, kok.

Pun murah senyum. Terbukti saat HAI di sana, nggak sulit untuk membaur sama warga sekitar. Bahkan, ada yang dengan sukarela nemenin jalan-jalan.

Walau bahasa daerah mereka kental sekali, namun ketika berbicara dengan warga luar kota, mereka siap berbahasa Indonesia.

Logatnya masih gampang dicerna. Ya, paling ada penyesuaian sedikit. Contohnya penyebutan kata ‘kita’. Orang sana tuh menyebut ‘kita’ sebagai kata panggil orang kedua tunggal. “Kita” sama dengan “kamu”.

7. Ikan Jadi Makanan Utama

"Di Buton itu nggak ada hari tanpa makan ikan. Sehari nggak makan ikan, aneh rasanya," aku Hendra pemuda asli Buton yang ikut mendampingi HAI dan tim dari Kemendikbud ngeksplor daerah sini.

Ya, Baubau itu emang kaya akan hasil laut. Ikan pun udah jadi makanan utama masyarakat sini. Karena itu, di Baubau jadi banyak juga rumah makan yang menawarkan menu sajian sea food.

Salah satunya adalah Rumah Makan Bersaudara yang terletak nggak jauh dari pelabuhan Murhum Bau-bau.

Berbagai jenis ikan dan makanan laut lainnya siap memanjakan lidah. Apalagi bumbu kacang plus sambal siap mendampingi. Lezat!

8. Ada Mal Dan Bioskop

Just in case lo kangen suasana mal dan kebelet nonton film baru, di Baubau ada kok. Ya, namanya Buton Plaza.

Tempatnya kecil sih, cuma satu tingkat. Isinya ada restoran, supermarket, beberapa kios, dan bioskop jaringan Cinemaxx.

9. Panasnya Minta Ampun!

Kita harus jadi orang pengampun jika berkunjung ke Bau-bau. Soalnya, mataharinya teriknya minta ampun, bro!

Cahaya luar ruang saat siang menyala banget. Bahkan, sejak pukul 8 pagi pun, teriknya matahari udah mulai terasa. Kalau belum biasa, kita butuh daya ekstra untuk bertahan. Kalau nggak bisa pusing.

Dan hebatnya, saat HAI lagi jalan-jalan menyusuri kota yang baru diguyur hujan gerimis, Anca teman HAI yang asli sana bilang kalau teriknya matahari saat itu belum ada apa-apanya.

"Orang sini uda biasa panas-panasan. Lihat saja itu jam siang gini banyak yang berkeliaran. Biasanya bisa lebih panas lagi," kata Anca.

Dari empat hari kunjungan HAI ke sana, hujan memang turun, sih. Tapi, cuma numpang lewat. Udah gitu, setelah hujan, bukannya pelangi yang nongol, melainkan matahari yang seolah ngajak kembarannya untuk beraksi.

10. Wisata Laut dan Tempat Bersejarah

Terakhir tapi paling penting. Di Baubau, ada beberapa tempat asik yang bisa kita kunjungi. Kalau lo hobi wisata sejarah, maka mainlah ke Benteng Kesultanan buton.

Di sana lo bakal menemukan juga Masjid Raya yang umurnya udah ratusan tahun. Terus, ada museum juga. Museum sultan Buton. Jaraknya nggak jauh dari kota, kok.

Nah, kalau suka pantai, maka mainlah ke Pantai Nirwana. Atau kalau mau, lo bisa juga nyebrang ke Pulau Makassar (pulau, lho, yah. Bukan kota) lewat pelabuhan Murhum.

Di sana airnya bening dan biru!Beberapa tempat lainnya adalah Air Terjun Tirtarimba, dan Gua Lakasa.

O ya, menghabiskan sore di Kotamara juga seru! Daerah pinggir pantai ini adalah tempat kumpulnya anak muda. Ada yang berolahraga, berenang, ada juga yang berlatih parkour.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya