Seperti habis terhempas di ombak lautan, meski kuat untuk berenang, Gloria Natapradja Hamel berhasil diselamatkan walau dengan sekoci cadangan.
Yap, kemarin, Gloria bisa masuk ke dalam Istana Merdeka. Dari kursi tamu undanganya, dia melihat aksi gagahnya teman-teman Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) menjalankan prosesi upacara bendera merah putih pada peringatan 17 Agustus 2016.
Dia tahu ada kekosongan dalam formasi barisan paskibraka yang berjumlah 67 orang itu. Kekosongan yang dimaksud adalah dirinya.
Bagaimana pun barisan kosong itu pernah menjadi bagian dalam hidupnya ketika menjalani proses latihan dan jelang pengukuhan Paskibraka Nasional 2016. Sayang, Gloria digugurkan dari barisan lantaran ketahuan dirinya memiliki paspor negara selain Indonesia. Saat itu juga, ia didepak meski sudah berusaha menandatangi materai dalam surat kewarganegaraan yang ingin dipilihnya kela pada usia 18 tahun yang akan datang. Akan tetapi, keputusan sudah bulat. Pemerintah sudah tidak mengizinkan siswi SMA Islam Dian Didaktika, Depok, Jawa Barat itu untuk menjadi bagian dari tim pengibaran bendera.
Namun seusai upacara digelar, Gloria mendapatkan kejutan dari keputusan dadakan yang didengarnya. Bahwa, dia diizinkan untuk masuk dalam paskibraka tim Bima pada Upacara Penurunan Bendera, Rabu (17/8) petang. Izin tersebut datang dari Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Baca: Gloria Salaman Sama Presiden Jokowi
"Nggak percaya banget karena (tadinya) sudah ikhlas, aku nggak tugas juga nggak apa-apa. Tapi ternyata aku bisa ikut lagi. Nggak bisa dijelasin lagi," katanya saat ada yang membisikkan bahwa pada sore nanti dia diperbolehkan bergabung dengan teman-temannya lagi di lapangan. Ternyata, kesempatan kedua itu ada!
"Benar. Saya juga kurang tahu, tapi tadi saya mendengar bahwa Pak Jusuf Kalla menginginkan saya untuk mengikuti upacara," katanya semringah diwawancara media Istana.