HAI-ONLINE.COM - Bagi yang mengetahui, Shiela on 7 adalah band satu juta kopi di awal perjalanannya dengan dua album pertama yang meledak.
Jadi sebuah beban? Tentu begitu. Apalagi dengan sederetwawancarayang mereka lakukan, di mana kerap kali mempertanyakan kemampuan mereka dalam mempertahankan "prestasi" tersebut.
Pasalnya, di sekitaran tahun 2002 para pemuda Yogyakarta itu masih ngerasa nggak teralalu "bersungguh-sungguh" dengan titel yang udah mulai mereka pikul dari para pendengarnya.
Bisa lo baca juga pada artikel di bawah ini, kala Sheila on 7 mengungkapkan bahwa mereka memang belum terlalu terbiasa dengan itu semua.
Baca Juga: Rahasia Umum Sheila on 7 Dulu yang Bertebaran di Kalangan Media
Namun, tentu mereka nggak tinggal diam juga. Membiarkan semuanya berlalu sembari membiasakan diri dengan "tanggung jawab" menciptakan karya luar biasa lainnya.
Bisa dilihat dari bagaimana Adam, Duta, Anton dan Sakti di tahun 2002 itu mulai mengikuri jejak Eross, untuk lebih total lagi bermusik di album ketiga mereka.
"Kalo ngeliat lagi, emang udah waktunya kami untuk lebih jelas memantapkan pijakan kaki ke musik. Udah nggak ada excuse lagi, ibaratnya," tegasDuta.
Semasa album pertama dan kedua, tambah Duta, excuse-excuse semacam itu kerap kali terlontar semisal ada satu masalah yang tau-tau nongol. "Ah, masih album pertama ini..." ujarnya menirukan pola pikir sebagian mereka saat itu, dikutip dari arsip HAI 16/XXVI/2002.
Semua tekad itu, biar nggak pernah sekalipun dirapatin bareng, sedikit demi sedikit mulai diwujudkan dengan berbagai cara.
Salah satunya adalah dengan keterlibatan mereka dalam penggarapan album.
"Kalo dulu 'kan pas mixing paling cuma Eross sendiri yang nungguin. Sekarang semuanya dengan kesadaran masing-masing juga ikutan nungguin, ngulik segala macem... Paling nggak capeknya udah bisa lebih terbagi deh!," celoteh Duta dengan nada yang berapi-api.
Semakin tingginya pengharapan, baik dari pihak label, fans maupun kalangan terdekat terhadap karya Sheila on 7, kala itu direspon Eross dengan membuat konsep mulai jauh-jauh hari.
Doi kapok dengan pola dikejar setoran seperti yang pernah dialaminya di album-album terdahulu.
Baca Juga: Ternyata yang Menjadi Andalan Sheila on 7 Bukan Musiknya Doang
"Pokoknya aku mesti lebih disiplin lagi deh sama pola kreatifku. Kalo nggak gitu, bisa keteteran nanti-nantinya. Capek aja kerja kayak orang dikejar-kejar. Paling nggak aku bisa lebih tenang ngegarapnya," terang Eross.
Disiplin, pengorbanan, kerja keras plus nia tbesar untuk terus maju.
Sounds like sesuatu yang jauh banget dari gemerlap rockstars, ya?
Tapi itulah yang terjadi dan menjadi rumus sukses Sheila on 7 selama ini.
Dan ketika memang mereka tetep bisa konsisten dengan itu semua, kayaknya nggak perlu ada lagi pertanyaan, "Seberapa pantaskah Sheila on 7 buat terus jadi million copies band?."