Tobias Forge: Gue Pengen Banget Main di Red Hot Chilli Peppers

Senin, 30 Januari 2023 | 19:05
Thomas Hawk from Flickr

Ghost BC 2, Coachella 2013 -- Indio, CA.

HAI-ONLINE.COM -Tahun 2022 jadi tahun dengan prospek yang oke buat band rock asal Swedia, Ghost, yang pada tahun tersebut berhasil merilis album studio kelima “Impera” disertai booming-nya ‘Mary On A Cross’ di TikTok.

Diluncurkan pada Maret 2022, karya “Impera” menyampaikan internal web doomy metal dari Tobias Forge, riff-riff epik, dan nyanyian impresif yang menyenangkan penonton.

Punya tema ‘dark’ yang berakar secara historis, album yang diprodiseri sama Klas Hlund ini berhasil bikin pendengarnya merasakan banyak hal, termasuk kegembiraan, agresi, dan kesedihan.

Baca Juga: Maunya Bikin Musik Grunge Syahdu, Tapi Qodir Band Malah Rilis Single, Hey; Soal Korban Broken Home

Menanggapi hal itu, dilansir dari Classic Rock, pentolan Tobias Forge bilang bahwa doi merasa senang dan berhasil tentang hal itu.

“Kita bakal lanjut tahun depan. Kita masih punya banyak hal yang harus dilakukan. Tapi sekarang, kita lagi recharging dulu,” tutur Tobias.

Di awal tahun ini, mereka baru aja merilis versi baru “Spillways,” yakni salah satu single dari banyaknya highlight “Impera,” dengan menambahkan vokal Joe Elliott dari Def Leppard.

Ngomongin lebih lanjut tentang 2022 dan prospek di tahun selanjutnya buat Ghost, HAI udah merangkum percakapan antara frontman Tobias Forge bareng Classic Rock, yang dikutip langsung dari artikel resmi milik editor Polly Glass (26/01).

Apa yang menonjol dari kenangan lo di tahun 2022?

Balik ke tur adalah perasaan yang luar biasa. Awalnya sih kerasa hampir nggak nyata. Masih dengan sedikit batasan, yang mana agak nggak intuitif. Tapi di tur terakhir yang kita lakukan, pada bulan Agustus atau September, udah sebaik biasanya.

Kita ngerilis rekaman waktu kita bilang bakalan melakukannya. Kita berhasil ‘balik’ dengan 70 shows. Kita cuma sempat ngebatalin 1 show, dan itu result yang bagus.

“Kaisarion” udah menjadi hit secara langsung. Buat sebuah lagu tentang pembunuhan brutal seorang filsuf wanita Romawi, itu benar-benar bikin pesta berjalan.

Ya, gue masih kaget bahwa dengan hal yang udah dilakuin sama lagu ini, yang mana diterima dengan sangat baik serta jadi pembuka show, nggak pernah tuh ada obrolan buat ngerubahnya jadi sebuah single.

Gue nggak ngerti. Tapi akhirnya itu adalah keputusan label, dan orang-orang sekitar yang memutuskan tentang karya mana yang bakalan secara tanda kutip ‘ngasih yang terbaik.’

Dan gue menyadari bahwa gue nggak benar-benar mampu buat memilih. Gue ingat ‘Mary On A Cross’ adalah B-side.

Mengenai ‘Mary On A Cross’ yang sekarang lagi viral di TikTok, hal apa yang menurut lo menarik dari platform itu?

Gue hampir nggak tahu apa ‘itu,’ sampai dua bulan yang lalu!

Gue punya 2 anak berusia hampir 14 tahun, jadi gue tentu aja pernah mendengar fenomena tersebut. Ini adalah hal yang cukup rame di antara anak-anak dan remaja.

Apa yang terjadi adalah mereka bikin semacam cuplikan pendek, klip lucu, sedih atau emosional, dan mereka ngasih sebuah tag semacam musik dan suara.

Dengan cara itu, lo nge-hit lebih banyak orang yang mungkin nggak pernah lo hibur. Lo tahu, itu kayak mengarahkan senjata lo. Jadi, ini sedikit omong kosong juga.

Kita bukan act mainstream yang besar, jadi jelas bakalan ada banyak reaksi. Karena orang pada umumnya ngerasa aneh sama banyak estetika rock ini, dan terutama aspek yang lebih dark darinya.

Baca Juga: Vokalis Ghost Baru Sadar Kalo Lagunya, 'Mary on a Cross' Viral di TikTok Setelah Dikasih Tahu Anaknya

Hal itu udah membawa lebih banyak atensi buat band.

Tapi, apakah semua atensi itu dalam konteks yang baik atau buruk, kita belum tahu.

Ada orang-orang yang mungkin datang ke trek, dan segera setelah mereka ngelihat tentang apa band itu, atau apa yang mereka anggap tentang band itu, ada sebuah reaksi balik.

Karena itu kayak, “Ya ampun, pembenci Tuhan!” “Gue nggak menyukainya!" “Ini omong kosong komunis!”

Jadi, kayak ada dua sisi mata uang. Tapi itu bonus yang bagus kalau kita bisa bikin orang baru, terutama anak-anak, jadi suka musik rock atau hal-hal lain.

Apakah menurut lo TikTok bakal menjadi masalah yang lebih besar buat musisi di masa depan?

Gue nggak tahu. Gue pikir ketika lo seorang musisi, dan lo membuat rekaman, lo harus punya pemikiran strategis tententu.

Tapi, tugas lo pada akhirnya membuat rekaman dan bermain secara live. Itulah inti masalahnya.

Kalau lo duduk di sekitar, nunggu hal viral terjadi, lo bisa nunggu lama banget.

Lo menyesal karena nggak bisa bermain gitar lagi. Kalau lo bisa menjadi gitaris selama sehari di band mana pun, lo mau di mana?

Ada beberapa band sih. Gue pengen banget jadi kayak Mick Taylor di tahun 1969, datang ke Rolling Stones di era terbaik mereka. Itu bakalan menjadi pengalaman yang hebat!

Musik yang sangat menyenangkan buat dimainkan. Jelas dalam batas apa yang bisa gue mainkan dengan sangat baik. Gue menghabiskan banyak waktu sebagai anak kecil buat belajar bermain gitar.

Atau kalau nggak, gue pengen banget bermain di Red Hot Chilli Peppers. Gue suka apa yang dilakukan sama John Frusciante.

Lo juga mungkin cocok di Def Leppard. Joe Elliott sangat memuji “Impera” waktu albumnya rilis.

Itu juga bakalan keren banget. Juga band yang fantastis.

Dalam realitas alternatif, dalam kehidupan alternatif, gue pengen melakukan banyak hal lain.

Baca Juga: Ghost Rilis Lagu 'Spillways' Terbaru yang menampilkan Personel Def Leppard

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya