HAI-Online.com - Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim meninjau satuan pendidikan yang terdampak bencana gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Lokasi yang dikunjungi antara lain ada TK PGRI Cugenang, SDN Cugenang, dan SMAN 2 Cianjur.
Nadiem menyampaikan, kini prioritas utama kementrian ada 2 hal.
Pertama, memastikan keselamatan para warga pendidikan, dan yang kedua, berupaya semaksimal mungkin agar proses pembelajaran dapat tetap berlangsung.
Ia juga mengucapkan belasungkawa atas musibah gempa di Cianjur ini.
“Khususnya kepada para warga satuan pendidikan, mulai dari adik-adik pelajar dan mahasiswa, sampai Ibu dan Bapak guru, serta tenaga kependidikan yang menjadi korban musibah ini,” ujarnya seperti dalam keterangan resminya pada Rabu (23/11/2022) kemarin.
Berdasarkan data dari Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB), per Selasa (21/11/2022) pukul 18.00 WIB, total jumlah sekolah yang terdampak yakni 342.
Itu terdiri dari jenjang PAUD sampai SMA dan SMK, serta SLB dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Baca Juga: Gempa Cianjur, Mendikbud x Pemda Kompak Identifikasi Guru dan Siswa yang Jadi Korban
Kepala SDN Cugenang, Yeni Yantriyati menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesediaan Mendikbud hadir ke sekolahnya.
“Saat ini kami masih trauma, meski di sekolah saat kejadian tidak ada aktivitas belajar mengajar, namun kami yang sedang menengok siswa yang sakit di desa sekitar saat itu melihat sendiri bagaimana gempa terjadi, rumah penduduk ambruk di depan mata kami,” ujarnya.
Yeni berkata, pihaknya fokus pada pemulihan psikis guru, anak-anak, dan keluarga dari trauma.
“Kami harap Pemda bisa segera membantu kami memperbaiki fasilitas sekolah yang rusak,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan, bila situasinya memungkinkan, Yeni akan coba memulai belajar daring sebagai persiapan ujian akhir semester.
“Tapi yang utama saya katakan kepada guru dan anak-anak, yang terpenting adalah keselamatan keluarga masing-masing,” ujarnya.
SDN Cugenang memiliki total siswa 172, 7 guru, 1 penjaga sekolah, dan 1 kepala sekolah.
Berdasarkan laporan, ada 3 korban meninggal dunia akibat gempa yang berasal dari warga sekolah.
Kondisi sekolahnya pun juga cukup banyak terdampak gempa, seperti atap ruang belajar berjatuhan, serta banyak fasilitas belajar di kelas yang rusak.
Bersebelahan dengan SDN Cugenang, ada TK PGRI Cugenang dengan tingkat kerusakan berat. Bangunan TK ini ambruk dan rata dengan tanah.
Kepala TK PGRI Cugenang, N. Rosi Suwartini masih terpukul akan kejadian yang menimpa sekolahnya.
Saat terjadi gempa, ia bersyukur sudah tidak ada aktivitas belajar mengajar. Para guru sedang mengikuti acara di luar sekolah.
“Saya bersyukur tidak ada korban jiwa di lokasi kejadian [di TK PGRI Cugenang],” ujar Rosi.
Sebanyak 45 siswa tercatat sebagai siswa aktif di TK tersebut. Merujuk informasi pihak keluarga, ada 2 anak yang meninggal dunia. Sementara 3 anak hilang diduga di sekitar domisilinya.
TK PGRI memiliki 3 guru dan 1 kepala sekolah. Akibat kejadian ini, seluruh data guru, siswa, dan hasil belajar siswa rusak tertimpa reruntuhan dan belum bisa dikumpulkan ulang.
Melihat kondisi satuan pendidikan yang terdampak gempa, Mendikbud berharap para korban bisa melalui cobaan ini dengan sabar dan tabah.
Baca Juga: Dua dari Enam Pelajar yang Membully Nenek Ditetapkan Jadi Tersangka
"Semoga saudara-saudara kita yang meninggal dunia mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah subhanahu wa taala, dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi ketabahan dan kekuatan. Begitu pun untuk semua korban luka, semoga segera diberi kesembuhan," ujar Nadiem.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti menyampaikan, tahap awal tanggap darurat ini Kemendikbud Ristek telah menyalurkan beberapa bantuan.
Di antaranya ada 34 tenda kelas darurat, 20 tenda keluarga, 185 paket keluarga tanggap darurat, 1.321 paket perlengkapan belajar siswa (school kit), 30 school in the box, 7 kit remaja, 15 set alat permainan edukatif (APE) PAUD, 100 set meja lipat, sembako, pakaian, dan obat-obatan untuk warga sekolah dan donasi uang.
"Kami juga akan terus menggalang bantuan dari pegawai maupun pihak-pihak lain," ujarnya.
Nadiem mengungkapkan, selang beberapa jam setelah kejadian, tim Kemendikbud Ristek langsung turun ke lapangan, melakukan pendataan, dan menyalurkan bantuan.
"Saya berharap bantuan yang kami berikan dapat meringankan kesulitan yang kita hadapi bersama saat ini, dan kami juga akan terus memastikan agar bantuan dan dukungan dapat tersalurkan dengan cepat guna mempercepat pemulihan kondisi. Mari kita berdoa dan terus bergotong royong saling membantu untuk kebangkitan Cianjur," pungkasnya. (*)