HAI-Online.com- Nutrisi menjadi sangat penting untuk mengubah kualitas fisik anak-anak hingga menjadi orang dewasa.
Untuk itu, investasi pemberian makanan sehat dan bergizi dalam keluarga seharusnya menjadi prioritas terutama bagi orangtua ke anak-anak mereka untuk memperoleh nutrisi optimal yang mendukung tumbuh kembangnya.
Sejalan dengan Hari Pangan Sedunia 2022, Danone Specialized Nutrition Indonesia turut mengedukasi masyarakat seputar pentingnya pemenuhan nutrisi dalam segala kondisi.
Nah, melalui webinar berjudul “Peringati Hari Pangan Sedunia, Danone Indonesia Ajak Masyarakat Cerdas Atur Pengeluaran Agar Gizi Anak Optimal”.
Pakar ekonomi kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia Mutia A Sayekti SGz MHEcon mengatakan, ketahanan pangan bakal dapat tercapai apabila setiap saat semua orang memiliki akses terhadap makanan yang cukup, aman, bergizi, sesuai kebutuhan diet untuk mencapai hidup sehat dan produktif.
Dalam skala rumah tangga, ketahanan pangan dapat diwujudkan dengan beberapa strategi, diantaranya dimulai dengan memastikan keluarga mengkonsumsi gizi seimbang yang dapat diterapkan dalam beberapa strategi seperti berkomitmen untuk hidup sehat sesuai dengan kemampuan, merencanakan menu per-minggu dengan konsep isi piringku, mempertimbangkan konsumsi makan anak di luar rumah, serta meningkatkan literasi keluarga terhadap kebutuhan nutrisi dan khususnya membuat anggaran khusus belanja bahan makanan.
Dalammerencanakan anggaran khusus daftar makanan per minggu, Mutia menyarankan kita untuk memakai konsep Isi Piringku. Dia mencontohkan, untuk estimasi belanja makanan selama 3-5 hari dengan anggaran sekitar Rp 185 ribu sudah bisa mendapatkan lauk protein hewani, nabati, sayuran, dan bumbu-bumbu serta susu untuk keluarga yang terdiri dari dua orang dewasa dan dua anak-anak.
“Estimasi dalam sebulan pengeluaran belanja makanan adalah Rp 816 ribu atau sekitar 23-24 persen untuk pengeluaran rumah tangga dengan penghasilan sekitar Rp 4-5 jutaan,” paparnya.
Lebih lanjut Mutia mengatakan, pemahaman akan pentingnya memenuhi kebutuhan gizi anak harus terus disosialisasikan sampai ke unit terkecil masyarakat, yaitu keluarga.
Masyarakat juga harus paham bahwa kekurangan gizi makan bakal berdampak serius pada kesehatan dan perkembangan kecerdasan generasi mendatang.
Menurut data SSGI 2021, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen dan masih berada di atas batas WHO. Selain itu, prevalensiunderweightmengalami peningkatan dari 16,3 persen menjadi 17 persen.
Sedangkan, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai prioritas nasional, dengan menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.
Pada kesempatan yang sama, Medical Science Director Danone Indonesia Dr dr Ray Wagiu Basrowi MKK mengatakan, dalam akses terhadap makanan bergizi perlu diperhatikan bahwa makanan yang dikonsumsi bervariasi serta dalam jumlah yang cukup serta kualitas gizi yang baik.
Pemenuhan makanan yang bervariasi berhubungan dengan berkurangnya risiko defisiensi mikronutrien dan risiko kurangnya asupan nutrisi. Kajian sistematis menunjukkan, kurangnya variasi makanan berhubungan dengan kejadian stunting pada anak.
Selanjutnya, dr Ray mengatakan, salah satu cara untuk dapat memastikan kebutuhan zat gizi makro dan mikro pada anak tercukupi adalah dengan menerapkan pedoman prinsip ‘Isi Piringku’ yang mengandung gizi seimbang.
Baca Juga: Ramai Kasus Keracunan Makanan, KPAI Minta BPOM Tingkatkan Pengawasan di Kantin Sekolah
Pedoman ini mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah, dilanjutkan dengan minum air 8 gelas perhari, dan melakukan 30 menit aktivitas fisik serta penerapan pola hidup bersih dan sehat.
Isi piringku ilustrasi
"Disisi lain, kita juga perlu memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi memiliki kualitas gizi yang baik,” jelasnya.
Dr Ray menambahkan, pemenuhan bahan baku pangan dengan pedoman Isi Piringku juga bisa dilakukan dengan diversifikasi pangan yakni konsumsi pangan lokal yang tersedia di lingkungan sekitar. Eksplorasi bahan makanan lokal, termasuk cara pengolahan, untuk akses yang berkesinambungan dapat dilakukan.
Selain itu, strategi pemberian makanan yang sudah difortifikasi juga bisa menjadi cara memenuhi kebutuhan gizi secara lebih murah.
"Bahan pangan terforitikasi itu artinya sudah tambahan vitamin yamg mengandung makroutrien dan mikronutrien sekaligus dalam satu makanan,” pungkasnya. (*)