Dalam skala rumah tangga, ketahanan pangan dapat diwujudkan dengan beberapa strategi, diantaranya dimulai dengan memastikan keluarga mengkonsumsi gizi seimbang yang dapat diterapkan dalam beberapa strategi seperti berkomitmen untuk hidup sehat sesuai dengan kemampuan, merencanakan menu per-minggu dengan konsep isi piringku, mempertimbangkan konsumsi makan anak di luar rumah, serta meningkatkan literasi keluarga terhadap kebutuhan nutrisi dan khususnya membuat anggaran khusus belanja bahan makanan.
Baca Juga: Ramai Kasus Keracunan Makanan, KPAI Minta BPOM Tingkatkan Pengawasan di Kantin Sekolah
Pedoman ini mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah, dilanjutkan dengan minum air 8 gelas perhari, dan melakukan 30 menit aktivitas fisik serta penerapan pola hidup bersih dan sehat.
"Disisi lain, kita juga perlu memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi memiliki kualitas gizi yang baik,” jelasnya.
Dr Ray menambahkan, pemenuhan bahan baku pangan dengan pedoman Isi Piringku juga bisa dilakukan dengan diversifikasi pangan yakni konsumsi pangan lokal yang tersedia di lingkungan sekitar. Eksplorasi bahan makanan lokal, termasuk cara pengolahan, untuk akses yang berkesinambungan dapat dilakukan.
Selain itu, strategi pemberian makanan yang sudah difortifikasi juga bisa menjadi cara memenuhi kebutuhan gizi secara lebih murah.
"Bahan pangan terforitikasi itu artinya sudah tambahan vitamin yamg mengandung makroutrien dan mikronutrien sekaligus dalam satu makanan,” pungkasnya. (*)